Translate

Monday, 27 February 2017

SENSOR CANGGIH AVENGER II DI DRONE SKELDAR V-200 PESANAN INDONESIA DAN BEBERAPA KECANGGIHAN YANG LAIN

Sensor Canggih Avenger II Di Drone Skeldar V-200 Pesanan Indonesia, Serta Beberapa Kecanggihan Lainnya.

Saab Skeldar V-200, jenis drone helikopter VTOL (Vertical Take Off and Landing) pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI yang dikabarkan dalam waktu dekat bakal dikirim ke Indonesia. Dibanding drone pada umumnya, Skeldar V-200 memang dirancang untuk tugas-tugas yang berkaitan pada intai maritim.
Karena punya kekhususan pada misi intai ditengah lautan, sudah barang tentu Skeldar V-200 punya keunggulan seperti endurance (terbang di udara) selama 5 jam dan kemampuan membawa beban (payload) hingga 40 kg. Sebagai drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle), Skeldar V-200 memang tidak dipersenjatai, namun mengemban peran misi intai, Skeldar V-200 dilengkapi seperangkat sensor canggih di bagian bawah bodi. Skeldar V-200 dapat dimuati beragam perangkat penginderaan, mulai dari Lidar (Light Detection and Ranging), multi/hyper spectral camera, dan SIGINT/ELENT system dan communication relay (data link system). Sementara bermacam sensor gimbal yang bisa dicangkok termasuk EO (electro optic)/IR (infra red) sensor dan mapping camera.
Sepanjang sesuai batas maksimal bobot dalam spesifikasi, jenis dan tipe sensor memang bisa disesuaikan dengan permintaan pengguna, dan yang jadi andalan pada Skeldar V-200 adalah Avenger II, perangkat surveillance and reconnaissance produksi Tonbo Imaging. Seperti apa kemampuan perangkat sensor yang akan menjadi kepanjangan mata kapal perang TNI AL ini?
Avenger II dirancang pas untuk kebutuhan operasi udara, salah satu cirinya adanya fitur fiber optic gyro precision stabilized. Perangkat yang masuk ke sistem optronik (optical electronic) ini dibekali kemampuan imaging berbasis thermal, low light CCD camera, dan laser range finder (LRF). Bahkan dalam modulnya bisa ditambahkan laser designator for surveillance, reconnaissance, target acquisition and target designation.

Disebutkan bahwa kemampuan imaging thermal mampu menjangkau target hingga jarak jauh dengan optical zoom, meskipun kondisi cuaca buruk dan minim dukungan cahaya. LRF dapat dikombinasikan dengan GPS (Global Positioning System) dan integrated compass untuk menghasilkan informasi tentang akurasi pada sasaran. Sementara operator drone di GCS (Ground Control Station) dapat melihat real time video sensor fusion dan auto tracker/threat detection.
Laser range finder Avenger II di Skeldar V-200 mampu menjangkau sasaran sejauh 20 km. Lebih rinci lagi, untuk sasaran berupa manusia, deteksi bisa dilakukan dari jarak 6,8 km, pengenalan dari jarak 2,2 km, serta identifikasi dari jarak 1 km. Sementara untuk sasaran berupa kapal laut atau kendaraan bergerak di permukaan, deteksi bisa dimulai dari jarak 19 km, berlanjut ke fase pengenalan sasaran di jarak 6,3 km, dan identifikasi penuh di jarak 3 km.
Drone helikopter dengan dua bilah baling-baling ini ditenagai mesin dengan dua silinder, two-stroke, dan liquid cooled internal combustion. Tenaga yang dihasilkan mencapai 55 hp pada 6.000 rpm. Sistem mesin Skeldar V-200 sudah menganut electronic fuel injection, ketinggian terbang Skeldar V-200 adalah 4.500 meter. Sebagai informasi, V-200 diproduksi oleh UMS Skeldar, manufaktur drone asal Swiss yang sahamnya mayoritas dimiliki oleh Saab AB, Swedia.

BEBERAPA KECANGGIHAN YANG DIMILIKINYA.

Indonesia menjadi launch customer sistem V-200 Skeldar setelah negosiasi hampir satu tahun. Uji terima dari sistem Skeldar diadakan pada akhir tahun 2016 di Indonesia.
“Kami bangga mengumumkan ditandatanganinya kontrak dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, yang memperkuat model bisnis kami dengan membentuk hubungan yang strategis dengan wilayah-wilayah yang diprioritaskan di seluruh dunia,” ungkap Jakob Baumann selaku CEO UMS Skeldar yang sahamnya dimiliki 47% oleh SAAB.

UMS Skeldar juga mengirimkan Direktur Pelatihannya, Ewen Stockbridge-Sime untuk memberikan pelatihan di Indonesia sesuai kontrak pelatihan yang juga menjadi bagian dari kontrak pembelian V-200.
V-200 Skeldar merupakan platform UAV helikopter dengan kemampuan terbang jarak menengah.
Keunggulannya terletak pada kemampuannya menenggak bahan bakar standar militer seperti Jet A1, JP5, dan JP8 sehingga mampu dioperasikan dengan dukungan standar logistik militer.

V-200 Skeldar yang memiliki dimensi panjang 4 meter dan tinggi 1,3 meter ini mampu terbang dengan ketinggian 3.000 meter, dengan jarak kendali dari ground control maksimal mencapai 90 kilometer.
Lama terbangnya mencapai 5 jam untuk konfigurasi standar, dan bisa lebih jika dipasangi tangki internal yang lebih besar.
V-200 Skeldar dapat dioperasikan dari darat ataupun dari dek kapal dengan kemampuan lepas landas dan mendarat secara otomatis.
Saat Skeldar mengudara, sistemnya mampu memberikan pasokan data video secara real time ke pusat kendali markas, dan sudah mengacu kepada standar STANAG 4586 untuk interoperabilitas dengan sistem datalink standar NATO.

V-200 Skeldar memiliki beberapa sensor untuk penginderaan.

Yang pertama dan merupakan paket standar adalah bola elektro optik (EO/IR) yang terdiri dari kamera yang distabilisasi dengan kemampuan kamera siang (day camera) dan moda Infra Red untuk mengindera dalam kondisi rendah cahaya.
Bola EO/IR ini dapat digunakan untuk menemukan sasaran di permukaan laut, ataupun korban kecelakaan laut karena kemampuan zoom yang dimilikinya.
Sensor kedua dari V-200 Skeldar adalah SAR (Synthetic Aperture Radar), yang dapat menghasilkan citra dengan resolusi tinggi di sekitar jalur yang dilalui.
Radar SAR mampu mengenali perbedaan kontur permukaan, sehingga anomali yang terdapat di permukaan dapat dimunculkan dengan segera.
Imaji yang disajikan dapat dihasilkan dalam citra dua dimensi ataupun tiga dimensi, dan tidak terganggu oleh perubahan cahaya.
Opsi terakhir adalah LIDAR (Laser Imaging Detection & Ranging), yaitu teknologi penginderaan dengan menembak objek dengan laser dan mengamati hasil pantulan yang dihasilkan.

Sensor LIDAR yang dipasang pada V-200 dapat digunakan untuk memetakan kondisi geografis untuk digunakan geolog dan kartografer untuk menghasilkan peta umum maupun peta mineral dengan keakuratan tinggi.

Semoga saja drone Skeldar V-200 ini segera datang ke Indonesia dan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menjaga keutuhan NKRI.

No comments:

Post a Comment