Translate

Wednesday, 8 February 2017

INILAH BEBERAPA ALAT MILITER BUATAN INDONESIA YANG TELAH DI EKSPOR, BANGGA SEBAGAI RAKYAT INDONESIA.

Inilah Beberapa Alat Militer Buatan Indonesia Yang Telah Di Ekspor, Bukti Bahwa Bangsa Indonesi Mampu Bersaing Dengan Bangsa Lain, Bangga...


Indonesia saat ini telah banyak mengekspor beberapa alat militer atau Alutsista buatan dalam negeri, hal ini tak lepas dari peran semua pihak terutama BUMN stategis yang memprodukisi alat militer dan tak lepas dari peran besar para putra dan putri bangsa Indonesia untuk menuangkan segala inovasinya bagi kemajuan bangsa Indonesia sendiri, semoga hal ini terus berkelanjutan dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah untuk terus berinovasi demi kemajuan bangsa. Apa saja alat militer yang telah kita ekspor ke luar negeri, berikut ini datanya:

1. Kapal Perang SSV Pesanan AL Filiphina.

     Kapal Ini adalah jenis kapal yang bisa digunakan untuk misi-misi pendaratan amfibi di pantai, termasuk untuk pendaratan kendaraan tempur darat. Kapal ini juga bisa dipakai untuk misi non tempur seperti SAR, bantuan obat-obatan, dan penanggulangan bencana.
Kapal pertama, BRP Tarlac (LD-601), mulai dibuat pada Januari 2015 dan diluncurkan pada Januari 2016. Sedangkan kapal kedua mulai dibangun pada Juni 2015. Rencananya, kapal kedua akan dikirim ke Filipina pada pertengahan 2017.
Direktur Produksi PAL Indonesia, Edi Widarto menambahkan, kapak SSV pertama sendiri saat ini sudah mengandung komponen lokal mencapai 30%. Diharapkan, ke depan konten lokal yang digunakan bisa meningkat hingga 35%.
Spesifikasi teknis
Tarlac Class SSV adalah turunan dari kapal Kelas Makassar milik TNI (yang dibuat oleh Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME)). SSV memiliki panjang total 123 m, dan lebar 21,8 m. Panjang tegak lurus kapal mencapai 107,5 m. Berat standar mencapai 7.000 ton dan total muatan mencapai 11.538 ton.
Kapasitas kargo
Kapal ini bisa memuat empat tank, empat truk, dan dua kendaraan tempur ringan. Selain itu, kapal ini juga mampu memuat dua landing craft utility (LCU) atau landing craft vehicle personnel (LCVP) serta dua perahu karet.
Di bagian depan, dek dapat membawa dua helikopter berukuran medium. Itu belum termasuk hangar untuk menyimpan sebuah helikopter. SSV mampu mengangkut 121 kru dan 500 marinir bersama perlengkapan mereka.
Senjata
Persenjataan utama di depan kapal ini adalah senapan 76 mm. SSV juga dipersenjatai dua senapan 25 mm menghadap buritan.
Radar dan sistem komunikasi
SSV menggabungkan radar navigasi, radar permukaan, radar pencari di udara, dengan sistem kendali elektro-optis untuk persenjataan utama. Sistem radar ini dibuat oleh EID atas pesanan DSME dan PT PAL pada Juni 2015.
Sistem ini dilengkapi sistem kendali komunikasi terintegrasi atau integrated communications control system (ICCS) dan sistem radio Harris VLF-HF serta V/UHF. ICCS merupakan sistem yang dipakai lebih dari 130 kapal di seluruh dunia.
Penggerak
SSV digerakkan oleh mesin disel dan sistem propulsi yang digabungkan dengan dua mesin MAN 9L28/32A medium-speed engines. Setiap mesin baling-baling ini menghasilkan tenaga 2,920kW. Kecepatan maksimum mencapai 16 knot dan dapat terus beroperasi maksimal 30 hari.
2. Ekspor Kepala Roket Ke Chile.

      Selama ini ada saja orang yang meremehkan senjata produksi dalam negeri. Padahal itu salah! Putra-putri terbaik bangsa telah berhasil membuat senjata yang nyatanya dilirik oleh negara asing. Tahun 2013 ada 260 unit kepala roket jenis Smoke Warhead yang diekspor ke Cile. Alutista tersebut merupakan buatan PT. Sari Bahari dari Malang, Jawa Timur.
Kemampuan Smoke Warhead diakui mampu mengalahkan produk serupa buatan Amerika Serikat dan Rusia. Smoke Warhead berupa kepala roket berdiameter 70 mm dan cocok dipasangkan dengan roket pasangan pesawat seperti Super Tucano. Keunggulannya, Smoke Warhead akan mengirim informasi di mana posisi jatuhnya dengan mengeluarkan asap selama dua menit pasca roket jatuh ke tanah.

3. Mengekspor Pesawat Jenis CN-235 Ke Banyak Negara Di Asia,Timur Tengah,dan Afrika.

    Satu lagi Alutista yang harus dibanggakan bangsa Indonesia, Pesawat CN 235 jenis Maritime Patrol Aircraft (MPA) pabrikan PT. Dirgantara Indonesia, yang ternyata juga diminati negara lain. pada tahun 2011-2012 lalu, PT. Dirgantara Indonesia mengirim 4 pesawat CN 235-MPA ke Korea Selatan setelah adanya kontrak senilai USD 94,5 juta. Pesawat CN 235 diperuntukkan untuk patroli perairan. Dan pada 2016 lalu Pt DI telah mengirimkan pesawat CN-235 ke Senegal dan Thailand.
Di tahun yang sama, pesawat CN 235 jenis angkut militer VIP juga dikirim ke Senegal, Afrika oleh PT. Dirgantara Indonesia. Selain itu, 3 produk pesawat CN 235-MPA juga digunakan TNI AL sejak Desember 2009 untuk melengkapi rencana memiliki 6 buah pesawat MPA sampai tahun 2014. Kehandalan pesawat CN 235-MPA ini adalah kelengkapan sistem navigasinya beserta sistem komunikasi dan misi.

4. Ekspor Kapal Jenis Fast Patrol Boat Ke Timor Leste.

       PT. PAL, melalui tangan putra-putri terbaik bangsa, berhasil membuat kapal perang jelis patrol cepat (Fast Patrol Boat). Rupanya negara tetangga, Timor Leste, kepincut dengan Alutista buatan dalam negeri ini. Di tahun 2011 lalu, untuk melindungi wilayah teritorial Timor Leste, dua kapal patroli cepat buatan PT. PAL ini dibeli Pemerintah Timor Leste dengan mahar USD 40 juta.
Konstruksi lambung dan anjungan kapal yang terbuat dari bahan alumunium mampu menahan gelombang tinggi dan lebih lincah saat bermanuver. Untuk kecepatan, kapal patroli cepat ini mampu melaju sampai 30 Knot. Kapal ini dilengkapi dua baling-baling dan Radar NavNet yang mampu mengintegrasikan data-data peralatan sistem navigasi dan komunikasi ke dalam peta elektronik dan radar.

5. Peluru Amunisi Buatan Pindad Telah Diekspor Ke Berbagai Negara.

     PT. Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) selama ini telah memasok kebutuhan peluru TNI-Polri. Peluru buatan Pindad antara lain berkaliber 5.56 mm, 7.62 mm dan 9 mm. Selain untuk kebutuhan dalam negeri, peluru yang dihasilkan PT. Pindad ini ternyata juga diekspor ke beberapa negara asing, antara lain ke Singapura, Filipina, Bangladesh, hingga Amerika Serikat.
Sebagai peluru yang mempunyai kehandalan tinggi, peluru buatan anak negeri ini tentu sudah melewati uji kelayakan badan internasional, seperti semua produk Divisi Amunisi yang telah lulus pengujian standar NATO. Demikian juga di tahun 1994 peluru ini juga mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari SGS Yearsly-Internastional Certification Service Ltd, Inggris.

6. Panser Anoa Banyak Diminati Negara-Negara di Asia, Timur Tengah Hingga Afrika.

    Salah satu produk PT. Pindad, yakni Panser Anoa, merupakan Alutista yang paling laris dijual. Tahun 2008 TNI telah memesan 154 Panser Anoa berbagai tipe. Tahun 2011 TNI memesan lagi Panser Anoa tipe APC sebanyak 11 unit dan tahun 2012 sebanyak 61 unit. Dari luar negeri, pesanan datang dari Kerajaan Oman untuk Panser Anoa jenis 66. Malaysia juga meminati panser ini dengan memesan Panser Anoa sebanyak 32 unit.
Sebagai alutista yang diminati berbagai negara,kualitas Panser Anoa telah sesuai dengan standar NATO pada level III atau level dengan tingkat ketahanan terhadap serangan lebih baik dari level II yang diproduksi China dan India. Belum lama ini Pindad telah mengeluarkan Panser Anoa jenis baru yang mengusung Kanon Kaliber 20 mm dan berjenis IFV (Infantry Fighting Vehicle). Serta PINDAD telah merilis Anoa Jenis baru yakni Anoa 2 Amphibious Yang dirilis pada bulan Januari 2017 kemarin.

7. Senapan Buatan Pindad Telah Diekspor Ke Banyak Negara Di Dunia.

     Selain Panser Anoa, sejumlah senjata buatan Pindad juga banyak diminati oleh negara luar. PT. Pindad telah mampu menghasilkan berbagai produk senjata seperti senapan serbu (SS1-series), SS-2, senapan sniper (SPR-1), pistol (P-1 dan P-2), revolver, senapan sabhara/polisi, senjata penjaga hutan, pistol professional magnum, peluncur granat, dan pelindung tubuh (personal body protection).
Sebuah jaringan supermarket khusus olah raga berburu, camping, dan memancing bernama Cabelas’s banyak memesan produk-produk Pindad. Senapan serbu SS-2 juga menjadi langganan negara-negara Afrika seperti Zimbabwe, Mozambik, dan Nigeria. Dan negara Thailand serta Singapura juga kerap membeli senapan tersebut. Apalagi baru-baru ini Pindad telah merilis senjata tercanggih yakni SS-2 V7 Subsonik yang merupakan senjata paling senyap didunia.

8. Seragam Militer Buatan PT SRITEX Sukoharjo Banyak Dipesan Negara-Negara Anggota Nato.

 PT SRITEX yang terletak di Kabupaten Sukoharjo, Surakarta ini merupan pabrik tekstil terbesar se Asia yang memproduksi berbagai pakaian bermerk terkenal sampai seragam Militer, seragam militer yang diproduksi PT SRITEX ini antara lain seragam anti Radiasi, Seragam anti Ultra-violet, seragam anti Nyamuk, seragam anti Api, seragam anti Air, seragam kamuflase, dll. Telah banyak negara-negara di dunia terutama anggota NATO mengakui kehandalan salah satu produk buatan anak bangsa ini.

No comments:

Post a Comment