INILAH 5 KAPAL PERANG JENIS LPD INDONESIA YANG MEMBUAT MALAYSIA TERTARIK MEMBELI KAPAL PERANG DARI INDONESIA, ADA YANG ASLI BUATAN INDONESIA.
Indonesia memang sudah memproduksi kapal angkut LPD buatan PT PAL dan
tentu saja kapal tersebut tidak begitu berbeda dibandingkan dengan dua
kapal LPD hasil produksi dari Korea Selatan. Kapal LPD memiliki bobot
sekitar 10.932 ton dan memiliki panjang 122 meter. Terdapat dek
helikopter pada ruang belakang dan dibawahnya terdapat dockweel yang
menjadi ciri khas LPD. Fasilitas semacam dock terapung ini sangat
berguna bagi kapal pendarat LCU (Landing CraftUtility). Akses keluar
masuk LCU dengan menggunakan pintu palka yang terdapat di bagian buritan
LPD.
Kapal jenis LPD memiliki ukuran atau dimensi yang lebih besar dan juga
dilengkapi dengan teknologi yang lebih maju. LPD mampu menjalankan tugas
yang sebelumnya dibebankan kepada kapal jenis LST. Dengan adanya deck
yang luas, LPD mampu membawa helikopter dalam jumlah yang lebih banyak.
Bahkan dengan sebutan dock, kapal ini mampu menjadi tempat bersandarnya
kapal pengangkut sekelas LCU dan rantis juga ranpur amfibi. Kapal LPD
juga bisa dialih fungsikan menjadi kapal dengan keperluan dan tugas lain
seperti kapal untuk komando, penanggulangan bencana dan misi
kemanusiaan. Bahkan bisa juga dijadikan kapal rumah sakit.
MALAYSIA TERTARIK MEMBELI KAPAL LPD BUATAN INDONESIA.
Menurut Komandan Angkatan Laut Malaysia, kapal Multirole Support Ships (MSS) akan segera membantu menjaga perairan Malaysia.
Dia menegaskan keputusan pemerintah untuk mendapatkan kapal MRSS
setelah diinformasikan oleh Menteri Pertahanan Hishammuddin Hussein, dan
disebut di dalam tweet-nya, yang berbunyi: “# 15to5 on track! #LMS
(Littoral Mission Ships) ready to go #MRSS next. Thank you Sir!
@HishammuddinH2O.”
Angkatan Laut Malaysia berencana untuk mengurangi armadanya dari 15
class menjadi lima class. Kapal perang tua yang terlalu mahal
perawatannya akan dipensiunkan atau dijual, dan uang dari hasil
penjualan bisa digunakan untuk membeli kapal baru.
Beberapa waktu lalu Hishammuddin mengatakan kepada wartawan bahwa
aset baru harus dibeli pada tahun 2020. “Saya hanya ingin aset yang
terbaik bagi negara dan saya ingin aset terbaik bagi militer. Itu adalah
tugas saya sebagai Menteri Pertahanan,” kata Hishammuddin saat itu.
Ahmad Kamarulzaman tidak mengatakan berapa banyak kapal MRSS yang
akan dibeli, selain itu Angkatan Laut juga mengharapkan akusisi 18 kapal
Littoral Mission Ship (LMS) dan enam kapal Littoral Combat Ship.
Kapal Littoral Combat Ship Malaysia akan dilengkapi dengan kemampuan
peperangan empat-dimensi yakni misi anti peperangan elektronik, anti
serangan udara, anti kapal permukaan dan anti serangan bawah laut yang
terintegrasi dengan sistem state of the art. Diperkirakan bernilai sekitar RM9 miliar, kapal LCS juga akan dilengkapi
dengan kemampuan siluman yang mengurangi refleksi radar dan visibility.
Sedangkan kapal Multirole Support Ships kemungkinan akan dibangun
bersama oleh Shipyard Boustead Naval Malaysia dan PT PAL di Indonesia,
juga dilengkapi sistem peluncuran dan pendaratan kapal boat. Kapal Littoral Mission Ship akan dikembangkan di Cina oleh perusahaan
patungan Boustead Naval Malaysia dan perusahaan China Shipbuilding
& Offshore International.
Kapal LMS selain dilengkapi persenjataan rudal juga memiliki dek
helikopter, selain memiliki fungsi sebagai kapal perang pesisir pantai,
kapal LMS juga dapat dimanfatkan untuk misi pencarian dan penyelamatan
(SAR). Diharapkan semua kapal berbiaya tidak lebih dari RM250 juta.
5 KAPAL LPD INDONESIA YANG MEMBUAT MALAYSIA INGIN BELI DARI INDONESIA.
1. KRI BANJARMASIN (592).
Kapal ini merupakan kapal jenis LPD (Landing Platfont Dock) buatan indonesia, kapal ini dibuat untuk mendukung operasi amfibi, yang memiliki kemampuan mengangkut pasukan pendarat beserta alutsista dan kelengkapannya,kapal yang berteknologi desain semi-siluman ini juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam.
2. KRI BANDA ACEH (593)
KRI Banda Aceh (593) adalah salah satu jenis kapal Kapal Perang Republik Indonesia bertipe Landing Platform Dock yang pembuatannya dilakukan PT PAL di Surabaya dan mulai beroperasi Maret 2011. Kapal ini memiliki kapasitas angkut total sebanyak 344 personel, tiga unit helikopter jenis Mi-2/Bel 412 di deck dan dua di hangar, dua unit LCVP, tiga unit howitzer dan 21 tank dengan luas LPD 125 meter persegi. Kapal Landing Platform Dock 125 meter kapal ke-4 ini dirancang secara khusus untuk mampu dipasang senjata 100 mm dan dilengkapi dengan ruang CIC untuk sistem kendali senjata (Fire Control System) yang memungkinkan kapal mampu melaksanakan self defencedengan komunikasi kapal ke kapal kombatan untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan taktis serta tempur untuk pengendalian pendaratan helikopter.
Kapal dibangun dengan kelas Loyd Register + 100A1 dan menggunakan konstruksi lambung ganda (double bottom). Untuk memudahkan manuver, kapal dilengkapi bow thruster yang berfungsi memecah gelombang. Untuk mengoperasikan kapal, mesin dapat dioperasikan dari ruang kontrol dan bisa langsung dari ruang mesin, serta dilengkapi peralatan rumah sakit darurat dan bisa difungsikan untuk pertolongan pertama. Kapal LPD 125 meter tersebut didesain untuk memenuhi tugas operasi TNI AL di antaranya untuk Landing Craft Carier, yakni Landing Craft Unit 23 m, pendaratan pasukan, operasi amfibi, tank carrier, combat vehicle 22 unit, tactical vehicle 13 unit, total embarkasi 507 personel termasuk troop carrier 354 troop, kru, tamu, dan officer. Selain itu, operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta mampu berlayar selama 30 hari secara terus-menerus .
3. KRI Dr.SOEHARSO (990)
KRI dr. Soeharso (990) (sebelumnya bernama KRI Tanjung Dalpele adalah kapal jenis BRS (Bantu rumah Sakit) . Pada awalnya kapal ini berfungsi menjadi Bantu Angkut Personel
(BAP) dengan nama KRI Tanjung Dalpele, karena perubahan fungsi maka
pada tanggal 17 September 2008 di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang,
dikukuhkan oleh KASAL waktu itu Laksamana Tentara Nasional Indonesia
Slamet Soebijanto
Sebelumnya merupakan KRI Tanjung Dalpele yang berfungsi sebagai LPD yang kemudian dialih fungsi menjadi rumah sakit terapung.
4. KRI MAKASSAR (590)
KRI Makassar (590) merupakan sebuah kapal LPD sintesis Daesun
Shipbuildings & Engineering CO. Ltd, Korea Selatan. Kapal ini ialah
kapal pertama berasal 2 kapal yang dibangun pada Korsel dan dibuat
menjadi kapal LPD (Landing Platform Dock) atau kapal yg memiliki
platform docking serta undocking untuk mengoperasikan LCU. Selain
menjadi kapal tempur yang mempunyai fungsi primer pada Operasi Amfibi
buat mengangkut Pasukan bersama semua perlengkapan dan kendaraannya,
kapal yg berteknologi desain semi stealth ini juga dapat difungsikan
buat operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam, dan Kapal tempat
tinggal orang Sakit.
5. KRI SURABAYA (591)
KRI Makassar dan KRI Surabaya merupakan kapal LPD keluaran Korea
Selatan. KRI Surabaya artinya sebuah kapal LPD sintesis Daesun
Shipbuildings & Engineering Co. Ltd, Korea Selatan. Kapal ini ialah
kapal ketiga berasal kapal-kapal yang dibangun pada Korsel dan dibuat
menjadi kapal perang LPD Commando. Selain menjadi kapal tempur, kapal yg
berteknologi desain semi-siluman ini pula berfungsi sebagai operasi
humanisme serta penanggulangan bencana alam.
No comments:
Post a Comment