PT Pindad menyerahkan 15 produk first article (FA) sebagai bagian dari Program Pengembangan Teknologi Industri Pertahanan berjenis senjata serbu bawah air 5,6 mm dan senjata Dopper beserta amunisinya.
“Produk-produk senjata Pindad telah lulus uji coba oleh pengguna serta mendapatkan sertifikasi yang dikeluarkan oleh Pusat Kelaikan Badan Saran Pertahanan Kemhan dan telah memenuhi tuntutan Operational Requirement (Opsreq) TNI dan siap untuk diproduksi secara massal,” kata Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Pothan Kemhan) Sutrimo seperti dikutip bumn.go.id.
Produk-produk senjata PT Pindad (Persero) merupakan salah satu produk purwarupa yang terseleksi hasil penelitian dan pengembangan untuk kemudian menjadi produk yang siap untuk diproduksi oleh masing-masing industri pertahanan.
Senjata Dopper merupakan senjata untuk mendukung latihan para personil TNI yang bertujuan menguji nyali prajurit. Dopper buatan PT Pindad (Persero) memiliki kaliber 7.62mm dan didukung dengan kemampuan menembakkan munisi sebanyak 720-760 butir/menit.
Sedangkan Senjata Serbu Bawah Air yang memiliki kaliber 5.56 mm. Dengan jarak tembak efektif hingga 30 meter di bawah permukaan air, senjata ini akan mendukung tugas operasi infiltrasi maupun sabotase bawah air yang digunakan oleh pasukan khusus. PT Pindad (Persero) telah melakukan usaha maksimal agar kualitas kedua senjata tersebut telah sejajar dengan senjata buatan luar negeri.
1. Senjata Dopper.
TNI dikenal memiliki tradisi “gila” dalam berlatih, salah satunya yaitu latihan dopper. Latihan ini senyatanya bertujuan menguji nyali prajurit, mereka wajib merayap di lahan berlumpur dengan satu atau lebih pelatih menembaki kiri kanan mereka dengan peluru tajam.
“Tidak boleh ada keraguan atau kesalahan, harus merayap rata tanah, lurus dan jangan berhenti. Kalau berhenti, pelatih akan makin rajin menembaki di sekitarnya. Kalau sampai panik, malah bisa kena tembak. Sudah banyak korban dari latihan ini,” tutur Kapten Inf Ony Mulyanto, perwira Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD saat Pameran Teknologi di Solo, Kamis (12/8).
Ony memaparkan, karena sifat latihan yang sangat berisiko, para peneliti senjata di TNI AD berupaya menciptakan senjata khusus untuk latihan dopper. “Sampai saat ini belum ada negara yang menciptakan senjata khusus itu, ya karena tidak semua negara punya tradisi dopper,” terangnya.
2. Senjata Serbu Bawah Air Buatan Pindad.
Senjata
jenis ini pertama kali didesain oleh Uni Soviet pada awal tahun 1970
yang merupakan turunan dari AK47 untuk melengkapi pasukan katak Uni
Soviet dengan nama APS (Avtomat Podvodnyj Spetsialnyj = Special
Underwater Assault rifle). Walaupun AK47 mampu ditembakkan di dalam air
laut tetapi jarak tembak efektifnya sangat pendek dan tidak akurat.
Dalam
dunia fiksi, senjata jenis ini pernah ditayangkan dalam bentuk animasi
dalam serial Black Lagoon, sedangkan di permainan/game digunakan dalam
Twilight 2000 dengan nama MK37 mod 0.
Pada
tahun 1971, di Uni Soviet juga dibuat jenis senjata bawah air lain
yaitu jenis pistol. Karena jarak efektifnya sangat dekat, maka pistol
yang dikenal dengan SSP-1 (Uni Soviet) dan P11 (Heckler & Koch
Jerman) hanya cocok digunakan sebagai senjata pelindung diri, tidak
untuk menyerang.
Di
Indonesia senjata jenis ini mulai dilirik pada tahun 2011 dengan nama
Senapan Bawah Air (SBA) yang pengembangannya dilakukan bersama antara PT
Pindad dengan Dislitbang TNI AL dengan menggunakan turunan dari senjata
SS1 Pindad. Pada tahun 2013-2014 senapan ini kembali diteliti dan
dikembangkan bersama oleh PT Pindad dan Labinbair Dislitbang TNI AL
dengan menggunakan turunan dari senjata APS dan dinamakan Senapan Serbu
Bawah Air (SSBA). Adapun tujuan penelitian dan pengembangan tersebut
merupakan upaya untuk menjadikan Indonesia menjadi negara mandiri dalam
membuat alutsista (mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri).
SSBA
didesain dengan menggunakan laras licin, pelor (proyektil) meluncur
lurus karena effek Hydrodynamic, sehingga senapan ini akan mempunyai
tingkat akurasi yang baik hanya jika digunakan di dalam air. Sedangkan
di darat/di udara akan tumbling (melintang) dengan akurasi yang kurang
baik, namun sejelek-jeleknya SSBA masih mampu di radius target 20-30cm
pada jarak 25 meter. Perlu dicatat bahwa penggunaan SSBA di udara hanya
jika dalam keadaan darurat.
Peluru
senapan inipun tidak umum, yaitu proyektil berbentuk jarum dengan
diameter 5,66mm panjang 120mm (kaliber 5.66 x 150 mm), dengan berat
peluru + 26 gr. Tingkat akurasi akan menurun dengan bertambahnya kedalaman, ini karena semakin dalam, tekanan air semakin besar.
Prajurit
Kopaska TNI AL dengan senapan APS (Avtomat Podvodnyy Spetsialnyy) atau
Special Underwater Automatic Rifle
Senapan
menggunakan system gas operated, pembidikan menggunakan pisir-pejera
dan model tembakan adalah semi-otomatis (1-1) dan full-otomatis. SSBA
dirancang untuk memenuhi target tembakan efektif menembus pakaian dan
masker wajah dengan masker acrilic ketebalan 5mm pada jarak :
- di udara : + 50 meter
- kedalaman 5 meter : + 20 s.d 30 meter
- kedalaman 20 meter : + 10 s.d 20 meter
- kedalaman 40 meter : + 5 s.d 10 meter
Seperti
namanya, Senapan Serbu Bawah Air (SSBA) didesain dan dibuat untuk
memenuhi kebutuhan semua prajurit TNI yang mempunyai tugas pokok operasi
di bawah permukaan air sebagai Combat Divers dengan tujuan :
1. Melengkapi prajurit untuk menguasai medan pertempuran bawah air,
2. Melengkapi prajurit untuk mengantisipasi terhadap ancaman infiltrasi combat diver pihak lawan,
3.
Melengkapi prajurit untuk mengantisipasi terhadap ancaman sabotase yang
sangat potensial bagi kapal-kapal perang maupun personil, hal ini sulit
terdeteksi sehingga dapat mengakibatkan tekanan psikologis terhadap
prajurit, serta
4. Melengkapi prajurit untuk mempertahankan diri terhadap ancaman binatang pemangsa.
TNI
AL dengan Prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska), Detasemen Jala
Mangkara (Denjaka), dan Pasukan Intai Amfibi (Taifib); TNI AD dengan
Prajurit Komando Pasukan Khusus; dan TNI AU dengan Prajurit
Korpaskhasnya merupakan prajurit-prajurit TNI yang mempunyai tugas
sebagai combat divers yang salah satu perlengkapannya menggunakan Munisi
dan Senapan Serbu Bawah Air. Bagaimana PT Pindad menyikapi peluang ini :
- Tahun ini Pindad akan menyelesaikan litbang SSBA kal. 5,66mm,
- 2016 Pindad melaksanakan 0-seri produksi SSBA,
-
2016 pula Pindad bersama Labinbair Dislitbang TNI AL melanjutkan
litbang untuk senapan dan munisi hibrid yang mampu untuk mencapai jarak
efektif sama baiknya antara di udara dan di dalam air.
No comments:
Post a Comment