Di Sinilah Pesawat Karya Anak Bangsa R80 Akan Di Produksi Dan Sekaligus Tempat Terbang Perdana.
PT Regio Aviasi Industri (RAI) punya proyek penting tahun ini.
Perusahaan yang didirikan mantan Presiden BJ Habibie dan putranya, Ilham
Habibie, akan membuat prototipe pesawat R80.
Saat ini pesawat
R80 sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional. Tahap awal pembuatan
pesawat R80 akan dilakukan di Bandung hingga terbentuk beberapa bagian
yang tinggal dirakit.
"Kalau kita membedakan beberapa bagian dari proses produksi. Mengenai bagian pesawat single part,
jadi kita buat bagian yang kecil-kecil sebelum jadi rakitan itu dibuat
kemungkinan besar di Bandung," ujar Komisaris PT RAI Ilham Habibie di
Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017).
Proses akan
berlangsung di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Lokasinya di kawasan
industri Aerocity Bandara Kertajati atau dikenal dengan Bandara
Internasional Jawa Barat.
"Jadi di Bandara Kertajati akan ada semacam industrial park. Jadi kawasan industri ada bagian khusus industri dirgantara," tutur Ilham.
Menurut
Ilham, proses pembangunan kawasan industri dirgantara di Kertajati saat
ini sedang pembebasan lahan. Lokasi perakitan pesawat di kawasan
industri Bandara Kertajati dipilih agar proses uji coba lebih mudah.
"Saat
ini sedang dilakukan pembebasan lahan untuk industrinya, kalau landasan
mungkin sudah 70%. Letaknya langsung di situ, kalau buat pesawat kan
harus tinggal landas," tutup Ilham.
Perusahaan ini khusus mengembangkan pesawat R80 yang merupakan lanjutan dari pesawat N250 yang juga hasil ciptaan pak Habibie. Pesawat ini direncanakan akan diterbangkan pertama kali di Bandar Udara Internasional Kertajati, Jawa Barat, yang masih dalam tahap pembangunan.
DALAM PEMBUATAN PESAWAT R80, 70 TENAGA AHLI RI AKAN IKUT DILIBATKAN.
Prototipe pesawat R80 bakal dibuat tahun ini. PT Regio Aviasi Industri
(RAI) selaku pihak yang menjalankan proyek tersebut, bakal melibatkan
puluhan tenaga ahli dalam pembuatan R80.
Komisaris PT RAI, Ilham
Habibie, mengatakan pihaknya telah melibatkan sekitar 70 tenaga ahli
dalam pembuatan pesawat yang telah masuk ke dalam Proyek Strategis
Nasional (PSN) tersebut.
"Tenaga ahli/insinyur yang telah dilibatkan (pembuatan R80) mencapai kurang lebih 70," ungkap Ilham Rabu (15/2/2017).
Ilham
pun mengatakan, semua tenaga ahli tersebut berasal dari Indonesia.
Pembuatan R80 tidak melibatkan pihak asing, terutama dari sisi desain.
"Semua
(tenaga ahli) orang Indonesia. Kita tidak kekurangan SDM di negara kita
dalam hal ini. Industri dirgantara di Indonesia sudah berumur 40 tahun
lebih. Dan lengkap dari desain, manufaktur, sertifikasi, marketing, purna jual dan lain-lain," kata dia.
Namun
ia menjelaskan, bahan baku pembuatan pesawat ini masih didapat dari
luar negeri. Karena, bahan baku alumunium untuk pesawat hanya diproduksi
di negara-negara tertentu saja.
"Bahan baku aluminium untuk
pesawat hanya diproduksi di beberapa negara, AS, Kanada, Perancis,
Rusia, dan China. Jepang pun atau Jerman harus beli dari mereka," tutur
Ilham.
BANYAK MASKAPAI YANG TERTARIK AKAN PESAWAT R80 RANCANGAN HABIBIE.
Diharapkan pada 2021 nanti, pesawat rancangan BJ Habibie ini bisa diuji
coba dan melakukan penerbangan perdana. Walau belum berjalan, namun
beberapa maskapai telah menyatakan minatnya untuk memesan hingga 155
unit pesawat R80.
"Saat ini sudah ada 155 unit R80 dipesan,
melalui LOI (Letter of Interest)" ungkap Komisaris PT RAI, Ilham
Habibie, dalam pesan singkatnya Rabu
(15/2/2017).
Ada pun maskapai yang tertarik dengan pesawat R80
antara lain, PT National Aviation Management (NAM) Air yang merupakan
anak perusahaan Sriwijaya Air. Kemudian PT Trigana Air, PT Kalstars
Aviation, dan PT Aviastars.
"100 (unit R80 dipesan) NAM Air, 25 (unit) Kalstar, 20 (unit) Trigana, dan 10 (unit) Aviastar," ungkap Ilham.
Ilham
menambahkan, dengan uji coba penerbangan yang akan dilakukan pada tahun
2021 nanti, diharapkan awal tahun 2023 pengujian bisa selesai dan
memiliki sertifikasi penerbangan.
"Tahun 2021 awal first flight. Tahun 2022 akhir, paling lambat 2023 awal sudah selesai pengujian terbang dan sertifikasi nasional," tutupnya.
Ya kita do'a kan saja semoga pesawat ini cepet terwujud dan menjadi bukti bahwa Indonesia mampu bersaing dengan negara lain di dunia terutama Industri Kedirgantaraan.
No comments:
Post a Comment