Translate

Friday, 24 February 2017

GANDIWA, HELIKOPTER SERANG ASLI RANCANGAN PUTRA-PUTRI INDONESIA

Inilah Kehebatan Helikopter Tempur Gandiwa, Asli Rancangan Putra-Putri Indonesia.

Gandiwa Merupakan Helikopter tempur yang Diambil dari nama senjata busur yang berisi anak panah dengan jumlah tak terbatas milik Arjuna yang didapat dari dewa Baruna, Helikopter Serbu yang dirancang PT. DI ini memiliki kemampuan menyergap target di darat, seperti musuh infanteri dan kendaraan lapis baja. Dikarenakan helikopter ini dilengkapi dengan persenjataan berat, kadang disebut juga sebagai gunship helicopter. Karena helikopter ini juga dapat dipakai untuk melakukan penyerangan, maka biasa disebut juga sebagai helikopter serang(attackt helicopter).

Senjata yang digunakan pada helikopter tempur ini dapat mencakup autocannons, machine-guns, roket, dan peluru kendali seperti Hellfire. Selain itu helikopter ini juga mampu membawa rudal udara ke udara, meskipun sebagian besar untuk tujuan pertahanan diri.

Secara umum, Dirgantara Combat Helicopter memiliki dua tugas utama :

Untuk memberikan dukungan udara secara langsung dan tepat bagi pasukan darat.
Sebagai anti-tank, dimana tugasnya adalah menghancurkan kendaraan lapis baja miilik musuh.

Design Development
Helikopter tempur GANDIWA adalah helikopter dengan konfigurasi 2 orang crew (1 orang pilot dan 1 orang co-pilot/gunner) dengan posisi tandem. Helikopter ini memiliki dua buah engine dan satu buah dengan empat bilah composite bearingless rotor utama (main rotor) dan satu buah rotor ekor (tail rotor). Helikopter ini dilengkapi juga dengan wing pylon untuk mensupport persenjataan yang dibawanya.
Spesifikasi Teknis

Karakteristik umum

    Crew: 2 (pilot, and co-pilot/gunner)
    Length: 56 ft 1 in (17.1 m)
    Rotor diameter: 46 ft 0 in (14.0 m)
    Disc area: 1,662 ft² (154.4 m²)
    Empty weight: 6,789 lb (3,079 kg)
    Max takeoff weight: 11,900 lb (5,397 kg)
    Powerplant: 2 × Pratt & Withney Canada. PT6T-3BE Twin Pac Turboshafts, 900 shp (671 kw) each
    Fuselage length: 43 ft (13.1 m)

Performansi

    Maximum speed: 140 knots (259 km/h)
    Cruise speed: 122 knots (226 km/h)
    Range: 402 nmi (745 km)
    Service ceiling: 20,000 ft (6,096 m)
    Rate of climb: 1,350 ft/min (6.86 m/s)
    Power/mass: 0.2263 hp/lb (437 W/kg)

Persenjataan

    Guns: 1× 30 × 113 mm (1.18 × 4.45 in) M230 Chain Gun with 1,200 rounds
    Hardpoints: Four pylon stations on the stub wings.
    Rockets: Hydra 70 70 mm, and CRV7 70 mm air-to-ground rockets
    Missiles: Typically AGM-114 Hellfire variants; AIM-92 Stinger may also be carried.

PT DI BUTUH DUKUNGAN PEMERINTAH UNTUK KEMBANGKAN HELI TEMPUR.

PT Dirgantara Indonesia dinilai sangat mampu mendisain dan memproduksi helikopter sendiri untuk mewujudkan kemandirian pertahanan nasional.
“Bukan suatu hal yang tidak mungkin, dengan dukungan penuh pemerintah terhadap industri pertahanan, PTDI siap memproduksi helikopter sendiri,” ujar Deputi Bidang usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, saat berbincang dengan wartawan, di Jakarta, Jumat, 24/2/2017.
Hal ini diungkapkan Harry, menjawab pertanyaan sejumlah kalangan terkait kemampuan PT DI mengembangkan sendiri helikopter.
PT DI yang merupakan ikon industri kedirgantaraan Indonesia, telah banyak mendisain pesawat dan merakit pesawat pesanan beberapa negara di dunia.
Pesawat jenis CN 235 dan CN 295, merupakan desain asli anak bangsa yang dalam produksinya bekerjasama dengan Airbus. Bahkan, PT DI sedang merancang jenis pesawat baru CN 245. Hanya saja, hingga kini, PT DI belum bisa mendesain jenis pesawat seperti helikopter.
Menurut Harry sesungguhnya sudah banyak helikopter yang terbang perdana dari pabrik PT DI di Bandung.

Hanya saja helikopter ini merupakan desain dari beberapa produsen helikopter dan kemudian PT DI hanya merakitnya.
“Helikopter-helipoter itu tidak desain PT DI, tapi kita hanya manufacturing atau merakit kemudian menerbangkan,” katanya.
Ia mengakui tidak mudahnya PT DI mendesain helikopter, dikarenakan pesawat jenis rotary ini banyak memiliki varian. Berbagai produsen helikopter seperti Bell, Eurocopter sudah memiliki banyak varian, sehingga pasar yang harus dihadapi sangat kompleks.
Namun Harry memastikan PT DI sudah bekerjasama dengan beberapa produsen helikopter untuk bisa merakit di Bandung. Beberapa pasar di ASEAN bisa menjadi lahan PT DI mengingat akan lebih efisien.
Mengenai kualitas produk helikopter yang dirakit PT DI, diklaim Harry sama dengan yang dirakit di pabrik masing-masing.
Bahkan kualitas helikopter jenis EC-725 Cougar tidak kalah jika dibandingkan dengan helikopter jenis AW-101.
“Jadi tetap, PT DI dalam memproduksi pesawat sekarang disesuaikan dengan Rencana Strategis Hankam,” ujar Harry.

Dengan begitu, bukan suatu hal yang tidak mungkin dengan dukungan penuh pemerintah PT DI mampu mendesain dan memproduksi helikopter sendiri.

DESAIN HELIKOPTER GANDIWA.

Melihat desain Helikopter Serang Gandiwa PT DI memang keren dan mengingatkan kita dengan helikopter Bell AH-1Z Viper yang dipakai oleh USMC, Amerika Serikat.

Namun kabar kelanjutan dari pembangunan helikopter ini belum terdengar. Padahal Indonesia cukup kuat di bidang pembangunan helikopter.
Selain meluncurkan desain helikopter serang Gandiwa, PT DI juga sempat meluncurkan desain helikopter serang ringan Bumblebee.

Kita doakan saja semoga proyek helikopter temkpur Gandiwa Buatan Indonesia ini dilanjutkan kembali demi menuju kemandirian bangsa.

No comments:

Post a Comment