Translate

Friday 20 January 2017

PERBANDINGAN KEUNGGULAN PESAWAT ANGKUT BERAT A400M, AN-70, DAN C-17 MANAKAH YANG SEBENARNYA PALING COCOK UNTUK INDONESIA?

PERBANDINGAN KEUNGGULAN PESAWAT JENIS ANGKUT BERAT ANTARA AIRBUS A400M, ANTONOV AN-70, DAN C-17. MANAKAN PESAWAT YANG PALING COCOK UNTUK MENGGANTI C-130 INDONESIA?

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara berencana mengganti pesawat angkut berat Hercules C-130 yang sudah usang dengan pesawat jenis baru. Akhir-akhir ini mengemuka kabar bahwa Indonesia akan membeli 5 unit pesawat Angkut Berat jenis Airbus A400M dengan nilai mencapai $2 miliar untuk menggantikan armada lama yakni Hercules C-130. Sebenarnya TNI AU telah memiliki beberapa opsi pengganti pesawat C-130, berikut perbandingannya:

1. Airbus A400M Atlas.

Pesawat Airbus A400M merupakan pesawat kelas angkut berat pilihan TNI AU.
Airbus A400M adalah sebuah pesawat transpor militer bermesin empat turboprop. Pesawat ini dirancang oleh divisi militer Airbus untuk mengganti atau melengkapi pesawat yang digunakan dalam peran angkutan udara taktis Pesawat Airbus A400M ini awalnya dipesan oleh 9 (sembilan) negara; Namun kemudian pesanan dari Afrika Selatan dibatalkan pada bulan November 2009. Terbang perdana pesawat ini, mulanya direncanakan awal tahun 2008, dilaksanakan pada 11 Desember 2009.
Airbus A400M adalah pesawat Angkut militer bermesin empat turboprop, yang dalam pembuatannya telah banyak menghabiskan dana, sehingga melampaui anggaran pembuatannya yang hanya beberapa miliar dollar AS. Namun, pesawat ini melakukan penerbangan uji coba perdana di Sevilla, Spanyol pada Jumat 11/12/2009. Pesawat ini dirancang oleh divisi militer Airbus untuk mengganti atau melengkapi pesawat yang digunakan dalam peran angkutan udara taktis.
Biaya pembuatan pesawat raksasa berwarna abu-abu ini menghabiskan 20 miliar euro atau 5 miliar euro lebih besar dari rencana sebelumnya. Penyelesaiannya juga tiga tahun lebih lambat dari jadwal. Pembuatan A400M pertama kali disetujui oleh anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yaitu Jerman, Spanyol, Perancis, Britania Raya, Turki, Belgia, dan Luksenburg. A400M, yang berharga 100 juta dollar AS, dapat terbang setinggi 12.000 meter serta dapat mendarat di landasan pendek dan tidak mulus. Baling-balingnya memiliki kekuatan 11.000 tenaga kuda dan merupakan mesin yang paling kuat yang dibuat di luar Rusia. Akan tetapi, pengiriman pertama tertunda setidaknya hingga awal tahun 2013. Perancis dan Jerman telah memberikan waktu kepada Airbus hingga akhir tahun ini untuk membuktikan bahwa proyek A400M masih dapat dilanjutkan. Britania juga mengalihkan pesanannya ke AS dan berkeras akan menegosiasikan kembali kontraknya. EADS telah mengeluarkan dana sebesar 2,4 miliar euro untuk menutupi kerugian pada proyek A400M ini. Jumlah itu belum termasuk biaya pembuatan pesawat baru. Fabrice Bregier, salah seorang anggota dewan eksekutif EADS, mengatakan bahwa kelompok negara NATO tersebut sepakat untuk menerima harga yang lebih tinggi, tetapi dia berharap ada kontrak baru dari pembeli yang disepakati pada akhir tahun 2009.

KEUNGGULAN A400M.

Keunggulan pesawat militer yang telah diluncurkan pada 2003 ini adalah dapat mendarat di landasan berjarak yang pendek. Adapun negara-negara yang sudah menggunakan pesawat ini antara lain, Malaysia, Turki, Mali, dan Prancis.
Airbus A400M AtlasPabrik: Airbus Military (Spanyol dan Perancis)
Harga: sekitar Rp 2,6 triliun
Dimensi:
• Panjang 45,1 meter
• Tinggi 14,7 meter
• Rentang sayap 42,4 meter
Mesin: Empat mesin baling-baling Europrop TP400-D6
Kecepatan: 780 kilometer per jam
Jangkauan terbang: 3.000-6.000 kilometer
Daya Angkut:
• Sekitar 116 pasukan bersenjata lengkap.
• Sekitar 66 tandu pasien beserta 25 personel medis.
• Beban angkut sekitar 37 ton.
 
2. Antonov AN-70.

 Antonov An-70 adalah Pesawat angkut jarak menengah sayap tinggi (high wing) empat mesin, dan pesawat besar pertama yang didukung oleh mesin propfan. Hal ini sedang dikembangkan oleh biro desain Antonov Ukraina untuk menggantikan pesawat angkut militer usang An-12.
Penerbangan perdana prototipe pertama terjadi pada tanggal 16 Desember 1994 di Kyiv (Kiev).

Spesifikasi (An-70) 
Karekteristik Umum
  • Kru: 4 (Dua pilot, navigator dan insinyur penerbangan)
  • Kapasitas: 300 tentara atau 206 kasus tandu [28]
  • Payload : 47,000 kg (103.620 £) kargo
  • Panjang: 40,7 m (133 ft 6 in)
  • Lebar sayap : 44.06 m (144 ft 7 in)
  • Tinggi: 16.38 m (53 ft 9 in)
  • Berat kosong : 66.230 kg (£ 146,000)
  • Max. berat lepas landas : 145.000 kg (319.670 £)
  • Powerplant : 4 × Progress D-27 propfans , 10.350 kW (13.880 hp) masing-masing
Prestasi
  • Kecepatan maksimum : 780 km / h (421 knot, 485 mph)
  • Cruise speed : 750 km / h (405 knot, 466 mph)
  • Kecepatan Stall : 113 km / jam (61 knot, 70 mph)
  • Rentang : 6.600 km atau 5.000 km (3.564 nm atau 2.700 nm) dengan 20 atau 35 ton kargo
  • Layanan langit-langit : 12.000 m (39.370 kaki)
  • Tingkat panjat : 24,9 m / s (81,7 ft / s)

3. Boeing C-17 Globemaster III.

 C-17 Globemaster III adalah sebuah pesawat angkut militer yang dikembangkan oleh Militer Amerika Serikat bersama dengan Boeing Integreted Defence System, awal mula pengembangan dilakukan dari tahun 1980 sampai dengan awal 1990 bersama dengan McDonnel Douglas (sekarang McDonnel Douglas telah bergabung dengan Boeing) dan dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, Angkatan Udara Britania Raya dan Angkatan Udara Australia. Pesawat ini telah juga dipilih oleh Militer Kanada dan direncanakan untuk dikirim pada 2007.[3] NATO juga berencana untuk memesan pesawat angkut jenis ini. C-17 mengambil bentuk nama yang sama dari dua pesawat angkut berat pendahulunya yaitu C-74 Globemaster dan C-124 Globemaster II.
 Dengan sebuah kargo berukuran 26,82m x 5,48m x 3,76m, pesawat mampu membawa sampai 18 "cargo pallets", 144 prajurit, 102 prajurit parasut, atau 48 "litters". Dengan kapasitas ini, C-17 mampu mengangkut hamper semua peralatan "mobile" tentara US termasuk tank perang utama M1 Abrams, M2/M3 Bradley, sampai 4 helikopter transport UH-60 Blackhawk atau sampai 2 helikopter serang AH-64 Apache. Sebagai tambahan, C-17 menggunakan "blown flaps", generator vortex dan "thrust reversers" (tenaga dorong kebalikan) untuk pendaratan jarak pendek. C-17 dapat beroperasi pada landasan sepanjang 915 m dengan lebar 27,5 m dan dapat bermanuver untuk membelok menggunakan "a three-point turn".

Sistem kontrol penerbangan otomatis ditingkatkan dengan BAE Systems CsLEOS sistem operasi real-time bersertifikat untuk GATM (manajemen lalu lintas udara global) persyaratan sistem.

AN/AAR-47 memiliki suite sensor thermal permukaan-mount di sekitar pesawat terbang, yang mendeteksi tanda tangan termal dari rudal knalpot membanggakan. Pemilihan frekuensi dan sinyal teknik pengolahan yang digunakan untuk meminimalkan tingkat alarm palsu.
Sistem ini memberikan peringatan kepada kru melalui unit indikator kokpit kehadiran dan arah ancaman rudal. Sebuah sinyal secara otomatis dikirim ke ALE-47 dispenser.

AN/ALE-47 mampu membawa campuran penanggulangan dibuang, termasuk jammers. Interface sistem untuk sensor pesawat C-17 itu.Aircrew dapat memilih mode operasi dari dispenser untuk operasi sepenuhnya otomatis, semi-otomatis atau manual.

- Kecepatan jelajah: 830 km/h
-Rentang sayap: 52 m
-Jarak tempuh: 10.390 km
-Panjang: 53 m
-Berat: 128.100 kg
-Biaya per unit: 200.000.000–220.000.000 USD (2010)
-Pembuat: McDonnell Douglas, Boeing Integrated Defense Systems

Dari beberapa perbandingan diatas kita bisa mengetahui pesawat mana yang paling cocok untuk Indonesia, apapun pilihannya semoga akan menjadikan Indonesia semakin unggul. Jayalah Indonesiaku...

No comments:

Post a Comment