Translate

Friday, 6 January 2017

P.100 LIVE BOM BUATAN PT DAHANA UNTUK PESAWAT SUKHOI INDONESIA

MENGENAL BOM P.100 LIVE PRODUKSI PT DAHANA INDONESIA UNTUK PESAWAT TEMPUR SUKHOI INDONESIA, SERTA BERBAGAI JENIS BOM BUATAN INDONESIA.

Saat ini, PT Dahana (Persero) sedang mengembangkan dan memproduksi massal bom P100 Live untuk kebutuhan pesawat tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara. Direktur Teknologi & Pengembangan PT Dahana, Heri Heriswan, mengatakan bahwa pengembangan bom P100 Live tersebut merupakan salah satu upaya menghindari embargo dari luar negeri.
“Jadi kebutuhan bom untuk pesawat Sukhoi, kami buat khusus di dalam negeri,” ujar Heri,
Lebih lanjut, Heri menjelaskan bahwa ada kemungkinan juga untuk melakukan ekspor bom P100 Live ke pasar luar negeri. “Peluang ekspor terbuka, tapi fokus kami saat ini menyelesaikan pesanan dalam negeri dulu,” katanya.

Pembuatan bom P100 Live ini menggandeng PT Sari Bahari yang lokasinya di Malang yang membuat bom pesawat Sukhoi di area Lanud Abdurahman Saleh Malang. “Casing bom P100 Live diproduksi PT Sari Bahari dan isian bahan peledak dilakukan PT Dahana di Subang,” jelas Direktur Teknologi & Pengembangan PT Dahana.
Teknologi industri pertahanan militer dalam negeri kini tak lagi didominasi dan bergantung pada luar negeri. Pemerintah memberikan dukungan kemandirian alat utama sistem persenjataan. “Sekarang kami mampu memproduksi sendiri berbagai kebutuhan militer yang sebelumnya harus diimpor. Sejauh ini, Indonesia jadi negara ketiga yang mampu memproduksi bom pesawat Sukhoi, setelah Rusia dan Bulgaria,” ujarnya.

 Sebelum jauh memasuki produksi massal, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Amirudin Akhmad mengecek langsung perkembangan persiapan alat produksi yang dimiliki oleh Dahana yang berada kawasan Energetic Material Center (EMC) Dahana Subang. Kedatangan Amirrudin Akhmad pada Selasa, 30 September 2014 bersama timnya disambut langsung oleh F. Harry Sampurno Direktur Utama PT DAHANA (Persero) beserta tiga direksi lainnya.

“Kami ingin mengetahui, sudah sejauh mana perkembangan persiapan proyek Bomb P 100 L yang sudah dilakukan oleh DAHANA, karena sebelum menuju produksi massal, DAHANA sudah harus mempersiapkan Protoype P 100 L yang nantinya akan kami uji untuk mendapat sertifikasi, apakah cocok dengan kebutuhan kita,” terang Amirudin Akhmad kepada Dfile.

Untuk melihat langsung persiapan yang telah dilakukan oleh DAHANA, Tim EMC mengajaknya untuk meninjau langsung perlengkapan yang sudah dipersiapkan dan disimpan sementara di Gedung Workshop DAHANA. Nampak beberapa perlengkapan yang telah disiapkan pada tahap awal ini. Lempengan cetakan untuk uji kepadatan handak serta alat pemanas dan pendingin yang akan digunakan saat pengisian bahan peledak pada bomb produksi P 100L. Tim juga diajak mengecek laboratorium sebagai tempat uji formula serta meninjau langsung pabrik meltpour yang nantinya sebagai tempat pengisian handak bomb pesawat Shukoi.

Melihat apa yang telah disiapkan oleh DAHANA, Amirudin Akhmad pun berharap DAHANA untuk segera menyelesaikan tahap awal pembuatan P 100 L. “Kita kan mulai lagi dari nol, jika melihat apa yang telah disiapkan untuk langkah awal sudah sangat memadai, oleh karena itu saya berharap ini secepatnya terealisasi agar nantinya bisa memasuki tahap produksi massal,” ujar Amirudin Akhmad.

Dalam menangani proyek ini, PT DAHANA (Persero) tidak sendirian, namun menggandeng perusahaan swasta untuk bekerjasama, PT Sari Bahari dalam pembuatan body P 100 L.

Bom P 100 L merupakan bomb yang akan dipasang pada pesawat Sukhoi. Bomb ini memiliki warna khas yaitu hijau yang panjangnya 1.130 mm dengan berat 100 sampai 125 kg, berdiameter 27 mm dan memiliki ekor yang panjangnya 410 mm.
INDONESIA MENJADI NEGARA KETIGA DIDUNIA YANG MEMBUAT BOM UNTUK PESAWAT SUKHOI DI LUAR RUSIA DAN BULGARIA.
Keberhasilan Indonesia memproduksi bom P 100 LIVE untuk pesawat Sukhoi TNI AU membuat Indonesia menjadi negara ketiga di dunia yang bisa memproduksi bom untuk pesawat tempur Sukhoi, pihaknya mengatakan Indonesia membuat bom ini untuk menghindari Embargo.
KIPRAH INDONESIA DALAM PEMBUATAN ALUTSISTA BOM


Berbicara Alutsista satu ini, Indonesia semenjak beberapa tahun lalu sudah menciptakan beberapa macam bom untuk pesawat tempur.

Berbagai macam bom telah dihasilkan PT Pindad bersama PT Dahana sebagai penyuplai bahan peledak dan juga Dislitbang TNI AU. Melihat bermacam pespur TNI AU dari negara barat dan Timur, maka TNI AU harus siap menyediakan berbagai macam bom.

Dengan berusaha mandiri, Dislitbangau merancang berbagai macam bom keperluan TNI AU. Sebagai contoh pesawat Sukhoi menggunakan bom yang berbentuk menyerupai seperti tabung gas, berbeda dengan pesawat dari negara barat.

Dalam MEF pertama, ada sebuah perusahaan PT Sari Bahari turut juga merancang bom khusus pesawat dari Rusia tersebut, dan telah diproduksi untuk kebutuhan pesawat Sukhoi TNI AU.
Bom P100 & BTN 250

 Semenjak tahun 2011 pesawat tempur Sukhoi kini semakin komplet setelah dilengkapi bom tajam nasional BTN-250 dan bom latih asap BLA-50 produksi PT Pindad.

Mengutip media seputar indonesia, bom yang dalam katalog PT Pindad disebut dengan BT-250 ini, di dalamnya terdapat tritonal 90 kilogram dengan daya ledak dan hancur yang besar.
 Bom juga dilengkapi fuze pada ekor dan hidung bom, serta arming distance yang dapat diatur sesuai ketinggian pengeboman.

Hal ini memungkinkan bom untuk dapat berfungsi pada segala jenis medan operasi dan penggunaannya, termasuk mengenai prosedur dan parameter pengeboman Sukhoi. Misalnya kapasitas maksimal pesawat untuk single release dan fight data recording.
Bom Bep
 Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) membuat bom anti personel, guna mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri dan sebagai wujud kemandirian terhadap industri pertahanan di tanah air.

Sementara, Tim Dislitbangau memaparkan hasil penelitian dan pembuatan Blast Effect Bom Anti Personel yang merupakan bom yang dirancang khusus untuk menghasilkan serpihan yang disesuaikan dengan sasaran menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon di ASR Pandanwangi, Lumajang Jawa Timur.
Bom MK Family Produksi TNI AU

 Bom seberat 250 kilogram karya Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU berhasil diujicoba tahun 2013 di air weapon ring (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur.

Pengeboman dari pesawat F16/Fighting Falcon itu bagian dari uji coba bom blast effect antipersonel. Karakter bom jenis ini saat menyentuh sasaran akan meledak dan pecahan cangkangnya menyebar mengenai sasaran.

Kadislitbangau, Marsma TNI Edy Yuwono, mengatakan ke media, bahwa uji coba merupakan upaya mengurangi ketergantungan terhadap alat utama sistem persenjataan luar negeri. “Dengan ketersediaan alutsista produksi dalam negeri yang memadai maka kemampuan operasional TNI Angkatan Udara dapat terlaksana dengan baik,” jelas Edy Yowono dalam keterangan pers.
Bom BP-250

 Di sisi lain, pengembangan bom pesawat di Indonesia dilakukan PT Pindad dan PT Sari Bahari.

“Bila setelah membentur sasaran langsung meledak, dan serpihan tidak terarah itu tak tepat,” jelas humas PT Pindad kepada media Bisnis.

Dia menilai bom antipersonel yang baik bila telah menabrak sasaran, masuk beberapa meter dan baru meledak. Efek serpihannya dalam kondisi itu diharapkan bisa melumpuhkan personel, mengenai leher atau badan.

Bambang mengatakan satu bom latih biasanya diproduksi dengan biaya Rp 20 juta sampai Rp 50 juta. Meski demikian semakin banyak bom dibuat maka harganya bisa semakin ditekan.
 Jenis Bom Produksi PT Pindad

 Bom produksi PT Pindad diujicoba pada pesawat Super Tucano. Berbagai alutsista diproduksi untuk kebutuhan TNI AU.
Bom BT 500

 Uji dinamis Bom BT500 produksi lokal. Bom ini dikenal sekelas dengan bom Mk 82 produksi barat.
Bom JDAM

 Bom pintar atau biasa disebut smart bomb atau JDAM (Joint Direct Attack Munition). Rencananya bom produksi PT Pindad ini akan diujicoba secepatnya.

No comments:

Post a Comment