Translate

Sunday 8 January 2017

7 ALUTSISTA KEREN BUATAN INDONESIA YANG JARANG TERPUBLIKASI

INI DIA 7 ALUTSISTA KEREN BUATAN INDONESIA YANG JARANG TERPUBLIKASI..

Dalam perkembangan industri pertahanan di Indonesia saat ini banyak perusahaan-perusahaan nasional yang memproduksi beragam produk militernya yang jarang terpublikasikan. Namun kendaraan militer buatan mereka ttetap tidak kalah keren dengan pruduksi dari perusahaan sekelas PINDAD, LAPAN, PAL, PT DI, dll. Apa saja pruduksi Alutsista yang jarang terpublikasi...


1. RANTIS BESUTAN KOPASSUS

Di tengah maraknya kebangkitan mobil nasional, Tentara Nasional Indonesia juga tidak mau ketinggalan. TNI sudah rampung merakit kendaraan taktis untuk segala medan perang.

Mobil ini dipamerkan pada gelar kekuatan Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) dalam Rapat pimpinan TNI tahun 2012. Mobil kekar ini dinamakan Rantis 4x4, bertenaga 4000 cc dengan spesifikasi mesin diesel.

Menariknya, kendaraan tempur roda empat ini hanya dirakit 10 prajurit Kopassus di PT Pindad, Bandung. Pengerjaannya membutuhkan waktu setahun.

Komponennya pun sebagian besar diambil dari dalam negeri, hanya saja mesin berjenis Land Cruiser 4,2 L Turbocharger didatangkan Autocar Power Pack Development Ltd asal Cina.

Untuk rangka baja, mobil prototipe Hummer ini dipesan langsung ke PT Krakatau Steel. Suspensi dan transmisi baik matik maupun manual diproduksi oleh PT Petrodrill. Sedangkan ban menggunakan Gajah Tunggal.

Desain interior jok mobil dirancang oleh PT Pilar Mas Kursindo, untuk karet dan packing dibuat oleh PT Indo Pulley Perkasa. Sementara untuk rancangan sistem aplikasi diproduksi oleh PT Alam Indomesin Utama.

Kemudian pasokan aksesoris militer, aplikasi sistem militer, seperti radar dan senjata laras panjang yang berada di bagian atap mobil dipesan khusus ke PT Pindad.

Mobil ini rencananya akan melalui uji kelayakan sertifikasi pada akhir Mei 2012. Nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan TNI. Usai menilik pameran industri pertahanan dalam negeri, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyambut baik kreativitas anak negeri.

"Ternyata industri ketahanan nasional kita juga sudah cukup maju. Saya menyatakan apresiasi kepada teman-teman industri pertahanan dari BUMN dan swasta," kata Purnomo di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 18 Januari 2012.

"Saya terima kasih kepada Panglima dan Kepala Staf Angkatan yang telah banyak menggunakan produk ini." 


2. HOVERCRAFT BUATAN INDONESIA

 alam menjaga daerah perairan pulau-pulau yang tersebar di seluruh Indonesia, diperlukan wahana yang bisa bergerak di dua alam. Jawabannya adalah Hovercraft, suatu wahana transportasai yang dapat dengan leluasa bergerak di dua alam tersebut. Untuk menjaga keamanan pesisir pantai dan lepas pantai, TNI AL sangat memerlukan wahana transportasi ini yang bisa dengan cepat mengangkut pasukan maupun logistik ke daerah penugasan dengan cepat.

Ide pembuatan ini bermula dari proposal dua mahasiswa program doktoral di Den haag, Belanda, berkerjasama dengan perwira TNI AL kepada Pemerintah guna mendukung pembuatan kendaraan angkut amfibi berjenis hovercraft untuk kepentingan militer. Proposal yang diprakarsai oleh tim yang terbentuk tahun 1995 ini antara lain, Dr Ir Leonardus Gunawan, Dr Ir Soerjanto Tjahjono, dan Laksamana (Purn) Dr Dwi Nugroho, kemudian mengajukan proposal juga ke pihak swasta, tapi sayangnya tidak berlanjut.

Pertengahan tahun 1996 di kedutaan Indonesia di Belanda, KSAL waktu itu Laksamana Arief Kushariadi bersama Dwi Nugroho membicarakan pembuatan hovercraft untuk keperluan militer dan didukung oleh KSAL, berdasarkan dukungan tersebut, tim kecil ini mencari dana pinjaman lunak dari pemerintah Belanda.

Pada tahun 2004 merekapun bertemu dengan beberapa orang untuk mewujudkan mimpi membangun industri hovercraft di Indonesia. Tujuan utama untuk kepentingan Angkatan Laut dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara, tetapi bisa juga untuk kepentingan sipil seperti penyelamatan korban kecelakaan pesawat terbang yang berada radius 5 mil dari daerah pantai, keperluan SAR, dan sarana transportasi antar pulau yang tidak mempunyai pelabuhan laut.


-HOVERCRAFT LUMBA-LUMBA



Setelah pertemuan tersebut, lalu didirikan perusahaan yang bernama PT Hoverindo, yang mampu menyelesaikan lima unit pesanan TNI AL. Hovercraft ini kemudian diberi nama 'Lumba lumba' yang mampu mengangkut 20 personil atau logistik berkapasitas 2 ton. Pada Desember 2005, empat unit berhasil di kirim dan menyusul kemudian satu unit pada tahun 2006. Bersama Dislitbangal (Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut) ditingkatkan untuk mencari terobosan-terobosan baru dalam pengembangan Teknologi hovercraft di Indonesia.

Pada tahun 2006 PT Hoverindo karena sesuatu hal tidak bisa melanjutkan produksinya untuk program hovercraft nasional, maka di lanjutkan dengan PT Sumber Daya Patriatama (SDP). Di tangan PT SDP berbagai macam hovercraft dapat di produksi, diantaranya dua unit hovercraft berkapasitas 6-8 penumpang untuk Pemda Boven Diguel, Papua.

Sebagai produk kebanggaan nasional ini yang sarat teknologi tinggi, banyak kendala dalam pengembangnya, maupun kurang perhatian masyarakat maupun pemerintah yang kurang intens dalam mendukung program hovercraft nasional tersebut. Apabila dilihat dari sisi teknologi, hovercraf produk anak bangsa ini tidak kalah dengan produk luar negeri, sedangkan dari sisi ekonominya, hovercraft ini lebih murah sampai 60% dari produk sejenis. Saat ini hovercraft 'Lumba lumba' ini termasuk dalam jajaran satuan kapal amfibi koarmatim, dua unitnya stand by di dalam deck Kapal Rumah Sakit KRI Dr Suharso (990).
Hovercraft yang berbahan baku utama Rubberizing Nylon ini bila melintas diatas ranjau tidak akan meledak, karena bahan bakunya  yang tidak mengaktifkan ranjau laut maupun ranjau darat, dan terbebas dari sensor pendeteksi sonar.
Jarak jelajah hovercraft ini bisa ditempuh hingga 450 km dengan kecepatan hingga lebih 30 knot. Hovercraft ini sangat cocok digunakan Marinir dalam operasi-operasi amfibinya dan telah ikut serta dalam latihan besar gabungan TNI di Sangata, Kalimantan Timur. Keunikan Hovercraft adalah menggunakan baling-baling sebagai tenaga pendorong yang terpasang pada bagian belakang. Hovercraft ini dapat dioperasikan siang maupun malam karena terdapat sistem navigasi dan komunikasi yang modern dan dapat dipersenjatai untuk melindungi diri dari serangan musuh.
Sebagian bahan baku pembuatan hovercraft ini masih di import seperti daun baling-baling dan mesin. Walaupun masih import, namun komponennya sebagai suku cadang banyak terdapat pada mesin truk yang beredar di Indonesia, sehingga memudahkan teknisi untuk merawat dan memperbaikinya. Sumber tenaga hovercrat ini biasanya mesin diesel atau bensin yang berdaya 466 tenaga kuda (HP) dan dapat menggerakan baling-baling sehingga menghasilkan tenaga pendorong yang dibutuhkan untuk manuver kencang atau lambat tergantung operatornya. Sisanya pada materi serat fiber untuk badan kapal, karet nylon untuk skirt (bantalan), adalah produk dalam negeri. Perlengkapan tambahan pada hovercraft ini berupa satu unit alat komunikasi radar antena high frequency, alat pemandu lokasi berteknologi GPS (Global Positioning System).
Dan dari semua kehebatannya, hovercraft ini dapat mendarat atau berlabuh di daerah pantai tanpa perlu pelabuhan laut dan di rawa-rawa, sehingga sangat berguna bila memasuki daerah yang terpencil di penjuru Nusantara ini.
Spesifikasi Hovercraft 'Lumba-Lumba" :

     Panjang : 13 m
     Lebar : 5,9 m
     Tinggi : 3,2 m
     Panjang kabin : 5,6 m
     Lebar kabin : 2,8 m
     Berat kotor : 8 ton
     Daya angkut : 2 ton
     Kapasitas bensin : 700 liter
     Kecepatan maksimum : 33 knot
     Kecepatan jelajah : 28 knot
     Awak : 20 personil
     Tinggi rintangan dipermukaan : 30 cm
     Tinggi maksimum gelombang : 100 cm
     Mesin : 466 HP Diesel DEUTZ
 
-HOVERCRAFT KARTIKA

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo (Karya Bersama Indonesia) dengan TNI-AD (Direktorat Pembekalan dan Angkutan Angkatan  Darat).

Berbeda dengan Landing Craft Air Cushion (LCAC) yang digunakan marinir AS, Kartika menggunakan struktur material sandwich composite pada lambungnya dan jenis skirt pada bantalan craft-nya. Ditenagai oleh 2 buah mesin diesel berkekuatan 1550Hp, hovercraft ini ditengarai mampu dipacu hingga kecepatan 40 knot. Muatan maksimum yang bisa diangkut hingga 20 ton. "Sanggup membawa 1 mobil truck 3/4 lho mas!", ungkap petugas yang menjaganya.

Hovercraft yang diberinama Kartika ini memiliki dimensi panjang 20 m, lebar 11 m dan tinggi 5,7 m. Untuk propeller menggunakan variabel pitch control dengan sistem belt transmision, sedangkan daya angkatnya (lifter) dan pengendalinya memakai sistem centrifugal fan yang terhubung dengan hydraulic motor.
Kedepannya paling tidak kita berharap innovasi yang telah berhasil dibuat anak bangsa ini mampu diwujudkan hingga ketahap produksi, tidak hanya sekedar sukses proyek litbang saja.
 
3. PT44 MAESA
 

Ditilik dari spesifikasi, rantis (kendaraan taktis) PT44 Maesa mestinya sudah ideal untuk kebutuhan peran taktis TNI akan truk serbaguna berkemampuan offroad. Namun nyatanya sampai saat ini nasib truk yang kandungan lokalnya disebut-sebut sudah 90% ini tidak jelas, justru Kementerian Pertahanan (Kemhan) memilih Isuzu NPS 75 4×4 untuk mengisi kebutuhan truk serbaguna di kelas 2,5 ton untuk ketiga matra. Padahal PT44 Maesa juga sudah berpenggerak 4×4 dan dilengkapi Independent Suspension System.
Lepas dari soal terpilih atau tidaknya PT44 Maesa untuk operasional TNI, tentang truk ini memang menarik disimak. Prototipe truk ini digarap oleh PT Pacific Technology IADSA, dan sejak awal pengembangam dan uji cobanya mendapat dukungan penuh dari Kemhan. Karena lahir langsung atas kebutuhan operasional militer, dan bukan diciptakan dari platform truk sipil, maka PT44 Maesa sedari awal sudah dicanangkan agar sesuai standar NATO. Untuk mewujudkan PT44 Maesa, Indonesia menggandeng mitra dari Afrika Selatan dan Inggris. Seperti mesin menggunakan diesel Turbo 6 silinder lisensi dari Cummins dan perseneling ZF dari Jerman. Untuk axle dipasok dari Eston Amerika.
Maesa yang dalam Bahasa Jawa berarti Kerbau, sudah dilengkapi suspensi independen standar NATO, dengan sistem suspensi independen memungkinkan Maesa untuk berlari secara stabil di berbagai kondisi jalanan, baik itu di jalan halus beraspal sampai ke medan berat sekalipun, sistem suspensi yang di gunakan adalah Type 34 Independent Suspension System yang sudah mengadopsi sistem suspensi kendaraan militer kelas menengah. Sistim suspensi bebas yang dipasang pada ke empat roda ini membuat kendaraan taktis ini dapat melaju 1,5 kali lebih cepat dalam melintasi ladang dan jalanan rusak dibanding dengan kendaraan yang serupa dalam bobot, tenaga dan besar ban yang sama namun menggunakan sistim suspensi konvensional (Pegas daun dan Rigid Axel).


Bahkan dalam poster tentang truk ini, disebut PT44 sudah dilengkapi teknologi CTIS (Centra Tire Inflation System) yang mampu menambah atau mengurangi tekanan angin pada tiap ban hanya dengan sentuhan jari pada tombol kemudi. CTIS bermanfaat untuk mengoptimalkan laju kendaraan pada setiap medan. Semisal kendaraan terjebak di medan lumpur atau amblas, maka secara otomatis tekanan angin dapat dikurangi untuk menambah traksi pada permukaan dan mengurangi tekanan keseluruhan.
Stabilitas Maesa disebut-sebut cukup tinggi dalam kelasnya karena pusat gravitasi yang rendah dan jarak kaki yang cukup lebar. Penggunaan Independent suspension axel membuat rongga bawah kendaraan menjadi lebih datar, mengurangi coefficient drag sebesar 10% dibanding truk dengan suspensi dan axel konvensional. Datarnya dasar kendaraan juga membantu mengurangi turbulent angin yang dapat mengganggu stabilitas kendaraan pada kecepatan tinggi
 PT44 Maesa mempunyai berat kotor 9 ton dan mampu mengangkut payload yang direkomendasikan 2,5 ton, dan maksimum payload sampai 5 ton. Sementara untuk kemampuan towing weight adalah 5 ton. Dengan kemampuan tariknya, meriam Arhanud S-60 atau Howitzer 105 mm dapat ditarik dengan mudah oleh truk ini. PT44 Maesa dapat melaju dengan kecepatan maksimum 105 km per jam. Sebagai truk offroad, PT44 Maesa tampil ideal dengan ground clearance 400 mm.

4.TANK SBS PINDAD



Setelah sukses meluncurkan dan mengembangkan beberapa varian ranpur beroda ban dalam keluarga Anoa 6x6. PT Pindad pun terus move on dengan mulai menggarap prototip ranpur lapis baja beroda rantai, atau akrab disebut tank. Bersandar pada platform AMX-13VCI/APC, kini telah hadir sosok tank ringan SBS yang tengah masuk tahap pematangan di Litbang PT Pindad. Bahkan tak lama lagi, ranpur ini akan disertifikasi di Kementerian Pertahanan RI.
Dengan basis tank APC, SBS setidaknya sudah ditampilkan ke publik dalam dua varian, yakni jenis yang dilengkapi kanon 20 mm dan peluncurMLRS (Multiple Rocket Launch System). Seperti dalam ajang Indo Defence 2014, tank SBS Pindad dihadirkan ke publik dalam versi peluncur MLRS roket R-HAN 122 mm. Ketimbang ranpur besutan Pindad lainnya, tank SBS lumayan unik dari tampilan cat-nya yang dibuat dengan corak loreng coklat khas ranpur padang pasir.
 
Secara umum tank ringan ini punya panjang 5,68 meter, lebar 2,77 meter dan tinggi 1,97 meter. Berat kosong 10 ton dan berat tempur mencapai 13 ton. Sebagai APC, SBS dapat membawa membawa 10 pasukan dengan lengkap. Untuk menjamin kenyamanan dalam pengoperasian, suspensi terdiri dari lima roadwhweel kecil dengan drive sprocket di depan dan idler pada bagian belakang. SBS dimotori dengan mesin diesel 6 silinder berpendingin cair yang memiliki kekuatan 250 hp dengan rasio 20 hp/ton. Dengan kapasitas BBM solar 400 liter, tank ini mampu ngebut hingga kecepatan maksimum 70 km per jam dengan jangkauan operasi 400 km. Untuk proteksi, SBS menggunakan baja dengan ketebalan 10 mm. Kabarnya, komponen tank ini nyaris semuanya buatan lokal, mulai dari power pack, engine, transimis, cooling system, kecuali pada jenis senjata kanon yang masih di impor. Untuk mesinnya, desas desus mencomot dari truk Hino.

5. APC PAL AFV


 Sukses memodifikasi tank amfibi BTR-50 TNI-AL, kali ini PT.PINDAD bekerjasama dengan PT PAL membangun tank amfibi angkut pasukan terbaru dengan nama Armoured Floating Vehicle (PAL-AFV).

Dibangun dengan mengacu pada BTR-50PM, PAL-AFV mempunyai bentuk dan spesifikasi teknis yang tidak jauh berbeda. Perbedaan mencolok hanya pada penggunaan mesin Diesel inline 8 silinder yang dipakai, sehingga tenaga yang dihasilkan mampu mencapai 300Hp. 

Kemampuan jelajahnya pun bertambah dari 400Km menjadi 480Km. Untuk kecepatan bertambah dari 50Km/jam menjadi 60Km/jam dijalan normal. Namun bobot kendaraan juga bertambah menjadi hampir 15 ton.

Untuk kemampuan daya angkut personil tidak berbeda dengan BTR-50. Yakni 3 awak tank dan 14 pasukan, dengan kemampuan operasional (endurance) selama 8 jam.

 Seperti diketahui ada beberapa titik kelemahan yang kemudian dimodifikasi dari BTR-50P. Salah satunya yang krusial adalah garis air yang posisinya sejajar dengan lubang hisap mesin. Namun hal ini telah diperbaiki dan disempurnakan di tank amfibi PAL-AFV ini.

Tidak dijelaskan kapan prototypenya akan dibuat oleh PT.PINDAD, namun berdasarkan info yang diperoleh moderator dari PT.PAL di acara Indo-Defence 2008 kemarin (19-22 November 2008) mudah-mudahan 2009 nanti sudah ada realisasinya.

Hal ini juga makin memperjelas Transfer of Technology (ToT) antara RI (diwakili PINDAD) dan Korea dalam hal penguasaan teknologi suspensi dan roda penggerak rantai. Yaitu guna menunjang pengembangan panser amfibi ini (PAL-AFV), dan rencana PINDAD merealisasikan Light-tank pengganti Scorpion.


6. P1 PAKCI



 Setelah lama TNI kesulitan melengkapi satuan-satuannya dengan kendaraan taktis yang memadai. KSAD saat itu Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu yang gerah melihat perlengkapan anak buahnya, spontan memerintahkan Litbang TNI AD mengembangkan kendaraan taktis (rantis) sendiri bernama APC (Armoured Personnel Carier) PAKCI.


Rantis PAKCI yang diproduksi PT SSE, Tanggerang ini mengusung mesin turbo diesel V6 Toyota Land Cruiser kapasitas 4.200 cc. Lapisan baja setebal enam milimeter yang membalut bodi, membuat bobotnya yang monocoque membengkak jadi empat ton. Walau cukup berat, PAKCI terlihat oke ketika beraksi dalam demo pembebasan sandera di Lanud Halim Perdanakusuma (4/10/2004). Hanya tarikan pertama, sedikit ketinggalan dibanding defender, "Karena sistemnya matik," kata pengemudi dari Sat 81.
Sistem penggerak sengaja dibuat 4x4 jika sewaktu-waktu harus menghadapi medan berat. Karena khusus di desain untuk perang kota, rantis PAKCI memiliki kemampuan manuver lincah. Kapasitas tanki bahan bakar mencapai 80 liter solar.
Sementara ruang kabin yang lega mampu menampung 10 pasukan bersenjata lengkap. TNI AD sudah membuat sebanyak empat unit yang semuanya di operasikan Sat 81 Gultor. 

7. RPP BENGPUSPAL TNI AD
 
Permintaan Dephan akan kendaraan taktis (rantis) produksi dalam negeri yang mandiri untuk kebutuhan TNI dalam menjalankan tugas, Belajar dari pengalaman di embargo nya suku cadang Alutsista kita oleh negara produksi luar negeri, untuk dapat dipergunakan TNI dalam menjalankan keamanan dalam negeri, dan untuk menghapus ketergantungan akan Alutsista dari luar.


Dalam rangka menuju kemandirian dalam pengadaan RPP buatan Indonesia, serta pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Rancang Bangun Peralatan Ranpur TNI, dalam wadah organisasi di bawah naungan Dephan dan Universitas Indonesia melaui Bengkel Pusat Peralatan Direktorat Peralatan TNI-AD (Bengpuspal AD) di Bandung, menciptakan prototipe RPP (Ranpur Pengangkut Personel).

RPP dengan chasis dan axle dari Land Rover serta body armoured steel yang merupakan hasil kerjasama antara Balitbang Dephan, Fakultas Teknik UI mendesain bersama dan urusan pengerjaannya diserahkan ke Bengpuspal TNI-AD dan selesai dikerjakan pada tahun 2003.

Ini adalah ranpur ketiga yang telah diproduksi Bengpuspal AD, yang pertama pada tahun 1982 meluncur ranpur Ahmad Yani yang telah mendapat predikat "Battle Proven" karena telah beroperasi di Tim-tim, dan yang kedua adalah ranpur Nanggala yang juga dikirim ke medan operasi di Aceh menghadapi separatis.

Ranpur asal hasil karya Karacondong, Bandung ini telah diuji lapangan untuk mengejar kemampuan jelajah dinamis dan dirancang berdasarkan permintaan TNI akan kendaraan tempur yang taktis buat mengangkut pasukan ke medan operasi.

Karena tidak adanya respon lanjut dari TNI, maka prototipe rantis ini seperti hilang infomasi lanjutnya.

Spesifikasi RPP Bengpuspal AD :  

  Awak : 10 pasukan 
  Panjang : 4.715 mm 
  Lebar : 2.045 mm 
  Tinggi : 2.390 mm 
  Berat kotor : 4.000 kg 
  Berat kosong : 3.000 kg 
  Kapasitas Tangki : 90 Liter 
  Kecepatan : 80 km/jam 
  Jarak jelajah : lebih 400 km 
  Mesin : Isuzu 4JB IT Diesel Turbo Charge, 4 silinder

No comments:

Post a Comment