Translate

Monday, 16 January 2017

MENGENAL ANOA 2 AMPHIBIOUS YANG TELAH DI UJI COBA PRESIDEN JOKOWI BESERTA KECANGGIHANNYA

MENGENAL ANOA 2 AMPHIBIOUS YANG DI UJI COBA LANGSUNG OLEH PRESIDEN BESERTA KECANGGIHAN DARI PANSER BUATAN DALAM NEGERI TERSEBUT.

Berkecamuknya konflik Rusia vs Ukraina di tahun 2013 – 2014 berdampak pada pembatalan pembelian 50 unit pansam (panser amfibi) BTR-4 untuk Korps Marinir TNI AL. Padahal BTR-4 sudah dimasukkan dalam paket pengadaan strategis MEF (Minimum Essential Force) I TNI. Di tempat berbeda, PT Pindad menangkap peluang kebutuhan hadirnya pansam di lingkup TNI dengan merilis Anoa 2 6×6 Amphibious.
 Meski masih dalam tahap prototipe dan kabarnya terus disempurnakan, hadirnya Anoa 2 6×6 Amphibious cukup membetot khayalak, pasalnya berangkat dari platform APC (Armoured Personnel Carrier) Anoa 6×6, tercipta ranpur amfibi yang mampu melaju lincah tak hanya di darat tapi juga cakap bermanuver di air, bahkan ranpur ini juga disasar mampu berenang di laut.
 Untuk bisa berlaga amfibi seperti halnya pansam BTR-80A, sudah barang tentu Anoa perlu dilakukan sejumlah modifikasi, dari sisi bodi sudah ada perbedaan dibanding Anoa versi awal, ambil contoh tampilan bagian depan (hidung) yang dibuat lebih mancung, menyerupai desain ujung kapal, plus dilengkapi plat pemecah/penahan gelombang dan ombak. Tidak itu saja, penutup (hatch) pada komandan, sopir, dan dua gunner dibekalang dibuat cembung, mungkin tujuannya untuk memperkuat daya kedap.
 Namun penekanan kata ‘amphibious’ terletak pada pemasangan water propeller yang berukuran besar di bagian belakang. Dengan water propeller ini panser dapat melaju lebih cepat dan dapat berputar 360 derajat. Bahkan panser di air dapat mundur dan mengerem. Kemampuan ini sudah dibuktikan dihadapan Menhan Ryamizard Ryacudu, dan telah diuji di kawasan waduk Jatiluhur, Jawa Barat 3 Desember 2015 lalu.


Anoa Amphibious diciptakan agar panser untuk TNI bisa kokoh di darat, juga tangguh di laut. Pembuatan panser ini untuk menjawab kebutuhan tentara yang menginginkan kendaraan khusus seperti itu. Progres pembuatan prototipe Anoa Amphibious masih dalam tahap uji internal yang dimaksimalkan. Uji ngambang, tes maju di air (maju, mundur, ngerem), berputar 360 derajat. Belum lagi uji ketahanan terhadap ombaknya, hingga kedalaman berapa bisa bertahan, medan apa saja yang bisa dilalui, dan lain-lain.
Untuk bisa diluncurkan resmi, masih ada beberapa tahapan lagi yang harus dilalui. Pindad harus mendaftarkan sertifikasinya ke divisi penelitian dan pengembangan angkatan darat. Di situ dibentuk tim yang di dalamnya ada tim uji bidang peralatan, alat komunikasi, kemampuan khusus dan lain-lain. Bahkan jika kelak Anoa 2 6×6 Amphibious akan ditawarkan untuk Marinir TNI AL, maka besar kemungkinan Anoa harus mendapat sertifikasi dari Dislitbangal.
 Dengan baling-baling yang agak besar, Anoa Amphibious memiliki kecepatan 10 knot atau 18,52 km per jam. Sebagai pelindung komponen water propeller, dibuat semacam roll bar pada bagian atasnya, roll bar ini juga dapat difungsikan untuk tempat mengikat perbekalan. Desain Anoa yang mengacu ke rancangan panser VAB dari Renault Perancis, sejatinya memang punya kemampuan amfibi terbatas, seperti halnya VAB, Anoa APC Pindad juga pernah dipamerkan dengan dilengkapi dua unit mini propeller.
 Yang berkaitan dengan propeller untuk Anoa sampai saat ini masih di impor, termasuk juga mesin yang masih dipasok vendor lain. Berat panser ini dengan disertai peralatan lengkap tanpa orang sekitar 12 ton. Harga jualnya belum keluar. Namun, jika melihat harga jual Anoa standar saja sekitar Rp12 miliar per unit.

KECANGGIHAN PANSER ANOA-2 AMPHIBIOUS BUATAN PT PINDAD.


Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose, mengatakan panser Anoa merupakan kendaraan yang ramah pengguna (user friendly).
Panser produksi PT Pindad itu merupakan pengembangan lebih lanjut dari kendaraan tempur 6x6.
Saat menghadiri Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (16/1/2017), Presiden Joko Widodo menaiki panser Anoa Amphibi dari Gerbang Uutama Delta II menuju Danau Mabes TNI.
Presiden Jokowi tampak didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Panser Anoa Amphibi yang ditumpangi Presiden selanjutnya melintasi Danau Mabes TNI menuju Gedung Aula Gatot Subroto tempat pelaksanaan Rapim TNI Tahun 2017.
"Bapak Presiden dan Panglima TNI telah membuktikan sendiri keandalan produk dalam negeri yang user friendly bagi berbagai lapisan pengguna di TNI," ujar Abraham di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
Panser Anoa tersebut mampu mengangkut 12 orang dan bermanuver di air dengan kecepatan 10 knot.
Sementara, ketika berada di darat, Panser Anoa mampu melaju 80-100 km/jam.
Panser itu juga dilapisi bahan armor anti-peluru, mulai dari bagian badan kendaraan hingga kaca jendelanya.

Anoa Amphibious merupakan pengembangan lebih lanjut dari kendaraan tempur 6x6 produksi awak Pindad. Direktur Utama Pindad, Abraham Mose, menyampaikan apresiasi terhadap delegasi VVIP yang menjadi penumpang Anoa Amphibious tersebut.

"Bapak Presiden dan Panglima TNI beserta para Kepala Staf Angkatan telah membukitkan sendiri keandalan produk anak negeri yang juga dikemudikan oleh prajurit Korps Wanita AD. Hal ini menunjukkan produk Pindad yang user-friendly bagi berbagai lapisan pengguna di TNI," ujar Abraham.
Panser Amphibious adalah produk hasil penelitian dan pengembangan anak bangsa yang dibuat dengan memperhatikan kondisi geografis serta kontur bumi Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan seperti sungai dan danau.
Abraham menambahkann untuk mendukung performa para personil TNI dalam berpatroli di segala medan dan cuaca, dibutuhkan kendaraan yang dapat memberikan kemudahan mobilisasi sebaik mungkin.
Untuk itu, Panser Amphibious didesain untuk bisa melintasi wilayah NKRI khususnya di daerah pedalaman yang medannya sangat berat dan yang belum di tunjang oleh infrastruktur yang memadai seperti jalan dan jembatan, sehingga kendaraan harus bisa melintasi sungai dan danau.
“Panser Amphibious dilengkapi propulsi dengan sistem hidrolik yang mampu bermanuver secara maksimal di air, dengan kecepatan 10 km/jam dan mampu membawa 10 orang personil," tambah Abraham.
Saat ini, untuk memastikan kelaikan dalam penggunaan di lapangan, Panser Amphibious Pindad sudah siap melalui proses sertifikasi. Dengan Kapasitas produksi 80 unit per tahun, saat ini fasilitas produksi Pindad sudah siap untuk melakukan produksi varian terbaru Panser Anoa.

HARI INI PANSER ANOA-2 DI UJI COBA LANGSUNG OLEH PRESIDEN JOKO WIDODO.

Presiden Joko Widodo mengakui sempat merasa deg-degan saat menaiki Panser Anoa Amphibi buatan PT Pindad.
Jokowi menaiki kendaraan taktis itu saat menghadiri rapat pimpinan Tentara Nasional Indonesia di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (16/1/2017).
Panser Anoa Amphibi dikendarai oleh dua prajurit wanita TNI AD atas nama Serda (K) Lutfiah dan Serda (K) Melysa Situmorang dengan rute dari gerbang utama Delta II menuju danau Mabes TNI
Semula jalur yang ditempuh adalah jalur darat. Namun selanjutnya, Tank Amphibi itu melintasi air di danau. Saat itu lah, Jokowi merasa deg-degan.
Bahkan, Jokowi mengatakan, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, tiga kepala staf angkatan, serta Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian yang mendampinginya naik Tank Amphibi itu juga merasakan hal serupa.
"Tadi semuanya juga deg-degan," ucap Jokowi.
Kendati demikian, Jokowi tetap yakin dengan kemampuan alutsista buatan dalam negeri tersebut.
Ia meyakini produk-produk militer buatan Indonesia tidak kalah dengan bikinan luar negeri.
"Anoa Amphibi bagus sekali, Tank bisa masuk air, kan bagus. Masuk ke air tenang sekali dan juga ke darat lagi," ucap Jokowi
Setelah turun dari Panser, Presiden Jokowi memberi hormat kepada Serda (K) Lutfiah dan Serda (K) Melysa Situmorang.
"Setelah turun dari Panser Pak Presiden mengucapkan terima kasih karena kegiatan lancar dan aman," ujar Serda Melysa.
Serda Melysa dan Serda Lutfiah saat ini bertugas di Pussenif Kodiklat TNI AD di Bandung.
Selama dua minggu mereka harus menjalani pelatihan khusus sebelum menerima tugas sebagai awak panser Anoa. "Kehadiran Bapak Presiden di Anoa Amphibious merupakan pesan kuat bahwa industri alutsista dalam negeri sudah mampu menghadirkan kendaraan tempur amphibi, yang perlu kita dukung untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan," ujar Jenderal Gatot Nurmantyo, Senin (16/1/2017).



































No comments:

Post a Comment