Translate

Saturday 31 December 2016

PERBEDAAN SNIPER DENGAN PENAMBAK JITU BESERTA SEJARAH DAN KEMAMPUAN MASING-MASING

INILAH PERBEDAAN SNIPER DENGAN PENEMBAK JITU BESERTA SEJARAH DAN KEMAMPUANNYA MASING-MASING. KITA HARUS TAHU...

Banyak orang sering mengira bahwa penembak jitu adalah sniper, padahal ada perbedaan yang cukup jauh di antara keduanya walau sama-sama menggunakan skil akurasi dalam pelaksanaannya. Lalu sebenarnya di mana sih letak perbedaannya?
Penembak jitu sebenarnya memiliki istilah marksman atau designated marksman, yaitu seseorang yang tugasnya menembak secara tepat dengan menggunakan tipe senapan tertentu. Sedangkan sniper umumnya disebut dengan penembak runduk dalam istilah Indonesia. Sniper juga sudah terlatih dalam kamuflase sedangkan penembak jitu tidak dilatih untuk itu.
Biasanya penembak jitu berada dalam suatu regu infanteri karena diperlukan untuk pertempuran jarak menengah. Sniper merupakan bagian terpisah dari regu infanteri, yang juga berfungsi sebagai pengintai dan memberikan informasi lapangan yang sangat berharga, sniper juga memiliki efek psikologis terhadap musuh.

Sedangkan penembak jitu tidak memakai kamuflase, dan perannya adalah untuk memperpanjang jarak jangkauan pada tingkat regu. Senapan yang digunakan memang lebih jauh jangkauannya dengan senapan serbu, namun tidak lebih jauh dari senapan yang digunakan oleh sniper. Penembak jitu dapat menjangkau target hingga sejauh 800 meter, sedangkan sniper bisa menjangkau dari 1.000 meter hingga 1.500 meter. Ini dikarenakan sniper pada umumnya menggunakan senapan runduk bolt-action khusus, sedangkan penembak jitu menggunakan senapan semi otomatis, yang biasanya berupa senapan tempur atau senapan serbu yang dimodifikasi dan ditambah teleskop.
Sniper telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menguasai teknik bersembunyi, pemakaian kamuflase, keahlian pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan infiltrasi garis depan. Ini membuat sniper memiliki peran strategis yang tidak dimiliki penembak jitu. Penembak jitu dipasang pada tingkat regu, sedangkan sniper pada tingkat batalyon dan tingkat kompi.
Sniper dalam operasi militer secara umum, tujuannya adalah mengurangi kemampuan tempur musuh dengan cara membunuh sasaran yang bernilai tinggi, seperti perwira.
Di kepolisian biasanya menurunkan sniper dalam penanganan skenario penyanderaan. Mereka dilatih untuk menembak sebagai pilihan terakhir, hanya jika nyawa sandera terancam langsung. Sniper polisi biasanya beroperasi dalam jarak yang lebih dekat dari pada sniper militer. Itulah mengapa sniper polisi tujuannya adalah untuk melumpuhkan musuh bukan membunuh musuh.

SEJARAH SNIPER.

Sejak ditemukannya senjata api, snipers sudah berperan besar dalam berbagai sejarah perang. Tetapi aksi sniper pertama yang dicatat sejarah dilakukan oleh seorang seniman terbesar sepanjang masa bernama Leonardo Da Vinci (1452-1519).
Ia menciptakan senapan yang sangat akurat untuk masa itu dan menggunakannya dalam perang Siege of Florence (1498) untuk menembaki para perwira pasukan kerajaan Roma Suci yang mengepung kota Florence, Italia. Konon senapannya mampu menembak dengan tepat sampai jarak 200 meter, jarak yang sangat luar biasa untuk saat itu .
 Perang Dunia I (1914-1918)
Tingginya korban tentara Inggris yang tewas dengan luka dikepala atau didada, membuat AD Inggris sadar akan kehadiran para sniper Jerman ; hal ini memaksa mereka mencari akal dan bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini.
Lord Lovat, seorang bangsawan Skotlandia yang juga perwira AD Kerajaan Inggris segera membentuk resimen Lovat Scout’s Sniper dan merekalah yang pertama kali menggunakan Ghillie Suit (pakaian yang digunakan sniper agar mereka tampak seperti semak-semak) dalam perang.
Ghillie Suit mula-mula digunakan oleh para jagawana Skotlandia yang bertugas menangkap para pencuri dan pemburu liar satwa langka yang dilindungi pemerintah di cagar alam Skotlandia. Para Scout Sniper ini sangat mahir dalam kamuflase dan sangat baik dalam mengintai gerak-gerik pasukan musuh, sayangnya kemahiran menembak mereka kurang dimanfaatkan oleh Inggris.
Rekor sniper tertinggi dalam Perang Dunia I dipegang oleh Francis Pegahmagabow dari AD Kanada yang berhasil menghabisi 378 orang prajurit musuh . Ia menggunakan senapan Ross Mk.3 kaliber .303 (7,7 mm) kemudian Rifle No.3 Mk. I kaliber 7,7 mm .

Perang Dunia II (1939 - 1945)
Perang Dunia II adalah perang besar yang paling banyak menghasilkan rekor-rekor sniper yang spektakuler yang tak akan bisa terpecahkan lagi pada masa kini . Dari 54 orang top snipers Perang Dunia II yang tercatat dalam sejarah , 49 orang dari mereka menembak lebih dari 100 orang tentara musuh dan 6 orang diantaranya adalah wanita.
Masih banyak top sniper dari berbagai negara yang tidak pernah dicatat dalam sejarah Perang Dunia II, karena umumnya kegiatan para snipers termasuk dalam kategori rahasia militer (kecuali bila untuk kepentingan propaganda), ditambah lagi oleh banyaknya dokumen-dokumen yang hilang, musnah karena perang dan rusak dimakan usia.
Selama puluhan tahun para pencinta sejarah militer dan para penggemar senjata bersusah payah mengumpulkan dan menverifikasi ulang berbagai dokumen, data-data dan cerita mengenai para top snipers.
Walaupun Finlandia memegang rekor tertinggi sniper dunia , daftar top snipers Perang Dunia II didominasi oleh para snipers Rusia. Ini merupakan bukti bahwa pelatihan, organisasi, taktik dan strategi untuk para sniper Rusia lebih maju dari negara-negara lain saat itu.
SEJARAH PENEMBAK JITU

Salah satu awal munculnya penembak jitu adalah dalam Revolusi Amerika. Kompi senapan Amerika, yang dipersenjatai Pennsylvania/Kentucky Long Rifle, menjadi prajurit dalam Tentara Kontinental. Karena keakuratan prajurit-prajurit ini, banyak perwira Inggris yang harus mencopot lambang perwira mereka, agar tidak dijadikan target.
Pemakaian awal penembak jitu lainnya adalah pada Angkatan Darat Inggris di era Napoleon. Ketika itu, tentara lain lebih banyak menggunakan musket yang tidak akurat, tetapi Green Jackets Inggris menggunakan senapan Baker yang terkenal. Dengan alur khusus di dalam larasnya, senapan ini jauh lebih akurat, walau pengisiannya lebih lama. Para pemakai senapan ini termasuk tentara elit Inggris, dan menjadi garis depan yang diandalkan pada banyak pertempuran.
Penembak jitu juga dipakai pada Perang Saudara Amerika. Penembak jitu ini digunakan oleh kedua pihak yang berperang. Prajurit elit ini terlatih dan dipersenjatai dengan baik, dan juga ditempatkan di garis depan sebagai yang pertama melawan musuh.

KEMAMPUAN YANG DIMILIKI ANTARA SNIPER DAN PENEMBAK JITU.
-SNIPER

1. Kamuflase

Dalam melaksanakan tugasnya, sniper harus selalu dalam posisi tersembunyi. Sekali ia menampakan diri, dia akan berbalik menjadi orang yang diburu dan menjadi sasaran tembak kontra sniper. Karena syarat utama menjadi sniper adalah memiliki keahlian melakukan penyamaran dan kamuflase agar tetap tak terlihat oleh musuh. Dalam rangka kamuflase itulah, sniper khususnya yang berada di medan perang, mengenakan pakaian khusus yang disebut seragam "Ghillie". Istilah "Ghillie" berasal dari Skotlandia. Dulu Gillie adalah seorang laki - laki yang ditugaskan oleh pemilik tanah di dataran tinggi Skotlandia pada akhir tahun 1800-an.
2. Akurasi

Kunci menembak adalah akurasi, yang berlaku untuk senapan maupun sang penembak. Seorang sniper harus memiliki kemampuan secara akurat memperkirakan berbagai faktor yang mempengaruhi lintasan peluru dan titik impak seperti : Jangkauan target, arah angin, kecepatan angin, ketinggian sniper dan target, dan temperatur disekitarnya.
Sniper dapat mengarahkan senjatanya ke titik nol pada sebuah target, Ini adalah proses menyesuaikan teropong sehingga titik impak dari peluru pada titik tujuan untuk jarak khusus. Sebuah senapan dan teropong harus tetap pada titik nol selama mungkin di bawah semua kondisi. Hal ini untuk mengurangi kebutuhan untuk mengembalikan ke titik zero selama misi.
3. Tempat dan Teknik Persembunyian

Istilah tempat persembunyian berarti posisi yang tertutup atau rahasia, tempat seoran sniper dan timnya melakukan pengamatan dan melakukan tembakan. Suatu persembunyian memberikan penglihatan yang baik pada penembak terhadap wilayah sekitarnya, perlindungan yang baik dari tembakan musuh, dan menyamarkan atau mengkamuflase sniper.
4. Penempatan Tembakan
 
Penempatan tembakan sangat bervariasi tergantung pada jenis senapan sniper. Senapan sniper militer, yang umumnya tidak digunakan untuk target yang jaraknya kurang dari 300 meter (330 yard), biasanya membidik pada tubuh, khususnya dada. Tembakan ini tergantung pada kerusakan jaringan tubuh, trauma organ, dan darah yang hilang hingga menyebabkan kematian. Sniper polisi yang biasanya melakukan tembakan dari jarak yang jauh lebih pendek mungkin berusaha menembak lebih jitu pada bagian bagian tertentu tubuh atau peralatan khusus.
5. Membidik Target

Sniper dapat membidik orang atau benda, tapi paling sering mereka membidik musuh yang paling penting seperti perwira atau spesialis (yaitu operator komunikasi) sehingga menyebabkan gangguan maksimal terhadap operasi musuh. Personal lainnya yang menjadi target termasuk orang orang yang menunjukan suatu ancaman yang segera bagi sniper, seperti para pembawa anjing yang sering ditugaskan untuk mencari sniper. Apabila mungkin mereka menetapkan target menurun sesuai urutan kepangkatan, atau apabila tak ada orang yang berpangkat, sniper menembak untuk mengacaukan situasi.
6. Relokasi

Sering dalam situasi banyak target, sniper menggunakan relokasi. Sesudah meluncurkan beberapa tembakan dari posisi tertentu, sniper bergerak secara tak terlihat ke lokasi lain sebelum musuh dapat menentukan dimana ia berada dan melakukan serangan balik. Sniper akan sering menggunakan taktik ini untuk menyelamatkan diri, menciptakan suatu atmosfir kekacauan atau kebingunan. Dalam situasi lain yang lebih jarang, relokasi juga digunakan untuk mengurangi faktor angin.
7. Penyamaran Suara

Ketika senapan sniper sangat kuat dan karenanya mengeluarkan letusan yang sangat keras, umumnya sniper menggunakan suatu teknik yang dikenal dengan sound masking, Taktik ini, ditangan seorang penembak jitu yang sangat terampil, dapat digunakan sebagai pengganti peredam suara. Suara yang keras dalam lingkungan, seperti ledakan di udara proyektil altileri atau tepuk tangan gemuruh, sering dapat menyamarkan suara tembakan. Tekink ini sering digunakan dalam operasi rahasia, taktik infiltrasi dan perang gerilya.
-Catatan: Rekor jarak tembak terpanjang dicatat oleh CoH Craig Harrison, yang membunuh pada jarak 2.475 m (2.707 yard). Ia adalah seorang sniper dari Household Cavalry Angkatan Bersenjata Inggris. Itu terjadi dalam suatu kontak pada bulan November 2009. Pada peristiwa itu dua orang taliban bersenjata mesin terbunuh diselatan Musa Qala, Provinsi Helmand, Afghanistan. Dengan dua tembakan berturut - turut oleh CoH Harrison menggunakan senapan jarak jauh Accuracy International L115A3 yang diisi dengan .338 Lapua Magnum -PENEMBAK JITU



1. Memperpanjang jarakn jangkauan reguPenembak jitu umumnya memiliki jangkauan sampai 800 meter, hal ini dikarenakan penembak jitu menggunakan senapan semi-otomatis  yang biasanya ditambah teropong.-CATATAN:  Simo Häyhä, 17 Desember 1905 – 1 April 2002
Dijuluki ‘The White Death’.
705 target yang terkonfirmasi terbunuh (505 dengan senapan, 200 dengan senjata semi otomatis).
Seorang prajurit Finlandia yang mengumpulkan angka tertinggi dari target yang terkonfirmasi terbunuh sebagai penembak jitu dengan menggunakan senapan tanpa teleskop dalam perang apapun … yang pernah ada!
Häyhä lahir di Rautjärvi, saat ini adalah dekat perbatasan Finlandia dan Rusia, dan memulai dinas militernya pada tahun 1925. Tugasnya sebagai penembak jitu dimulai selama ‘perang musim dingin’ (1939-1940) antara Rusia dan Finlandia. Selama konflik Häyhä, suhu membeku hingga -40 derajat Celcius. Dalam waktu kurang dari 100 hari ia mendapat penghargaan dengan membunuh 505 orang yang telah terkonfirmasi, 542 jika termasuk yang belum terkonfirmasi. Namun angka garis depan yang tidak resmi dari medan perang, jumlah yang berhasil ia bunuh lebih dari 800 orang. Selain dengan senapan sniper, ia juga diberi penghargaan karena membunuh 200 orang dengan menggunakan senjata semi otomatis Suomi KP/31, sehingga secara total terkonfirmsi membunuh 705 orang.
Bagaimana Häyhä melakukan semua ini dengan sangat mengagumkan. Ia pada dasarnya sendiri sepanjang hari, berada di salju, menembak orang-orang Rusia, selama 3 bulan berturut-turut. Tentu saja ketika Rusia menangkap kabar mengenai jumlah tentara yang terbunuh, mereka berpikir sesuatu hal yang wajar karena ini adalah perang, dan pasti memakan korban. Tapi ketika para jenderal diberitahu bahwa itu adalah hanyalah ulah satu orang pria dengan senapan, mereka memutuskan untuk mengambil sedikit tindakan. Pertama mereka mengirim satu penembak jitu kontra. Ketika tubuhnya kembali, mereka memutuskan untuk mengirimkan tim penembak jitu kontra. Ketika mereka tidak kembali sama sekali, mereka akhirnya mengirim satu batalion. Namun mereka menderita beberapa korban dan tetap tidak bisa menemukannya Akhirnya mereka memerintahkan serangan artileri, tetapi juga tidak berhasil. Anda lihat Häyhä begitu pintar. Ia berpakaian serba putih untuk kamuflase. Ia menggunakan senapan kecil sesuai dengan bentuk tubuhnya yang kecil untuk meningkatkan akurasinya. Ia pun hanya menggunakan bidikan besi pada senjatanya (karena penglihatan menggunakan teleskop membutuhkan penembak jitu untuk mengangkat kepalanya untuk membidik). Dia memadatkan salju di depan larasnya, agar tidak mengganggu ketika ia menembak sehingga merubah posisinya. Ia juga terus menaruh salju dalam mulutnya sehingga napasnya tidak mengembun dan dapat mengungkapkan posisinya. Namun akhirnya ia tertembak di rahang akibat peluru nyasar selama pertempuran pada tanggal 6 Maret 1940. Ia dijemput oleh rekannya sendiri yang mengatakan bahwa setengah kepalanya telah hilang. Namun ia tidak mati dan sadar pada tanggal 13, ketika hari perdamaian diumumkan.

No comments:

Post a Comment