Setelah sebelumnya LAPAN sukses memproduksi RHAN 122 kini telah muncul roket pertahanan baru buatan LAPAN Indonesia dengan nama Rhan 450 Roket pertahanan ini merupakan hasil uji dari RX-450 yang akhirnya dikembangkan menjadi rudal pertahanan
Roket Pertahanan RHAN 450 akhirnya terbang setelah cukup lama diutak-atik oleh insinyur Indonesia.pada tanggal 16/12/2016 dan dinyatakan berhasil mencapai jarak sekitar +150 km, lebih jauh dari ujicoba terdahulu.
Perjalanan RHAN 450
RHAN 450 mm pertama kali menjalani uji statis pada tanggal 21 Agustus 2014 yang dilakukan di Lapangan Sonda LAPAN, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. RHAN 450 merupakan proyek dari Balitbang Kemhan dan Konsorsium Roket Nasional. Roket RX-450 kemudian diluncurkan pertama kali bulan Mei 2015 dan berlangsung sukses. Target jangkauan peluncuran pada tahun 2015 adalah 100 km.
Roket eXperiment RX 450 LAPAN, kini telah berubah menjadi RHAN 450 dan meluncur sekitar 150 km. Patut diduga Lapan dan Konsorsium Roket Nasional, telah berhasil melakukan peningkatan kualitas bahan bakar pendorong roket/ propelan.
Dengan perubahan nama dari RX 450 menjadi RHAN 450, berarti roket telah siap memasuki jalur produksi untuk menjadi Roket Pertahanan Indonesia.
Berdasarkan evaluasi strategis terhadap letak geografis Indonesia dan perkembangan situasi serta ancaman yang masih dihadapi, maka peroketan dalam bentuk sistem senjata adalah suatu keharusan dan perlu segera dikembangkan untuk pengembangan dan modernisasi TNI dalam menjawab tantangan, serta upaya membuat Indonesia tidak bergantung pada produk luar negeri, khususnya di bidang pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista).
Hal ini juga ditunjang dari pembangunan pabrik propelan terbesar di asia oleh Pt. Dahana (persero) yang berhasil menghasilkan propelan yang sangat cocok untuk Rhan 450 ini.
PT Dahana (Persero) tengah menggarap proyek ambisius. BUMN produsen bahan peledak dan senjata tersebut sedang membangun pabrik komponen rudal dan roket pertama serta terbesar di Asia.
Pabrik akabn dibangun di atas lahan seluas lima hektar. Lokasinya di Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Senior Manager Pengelola Aset PT Dahana, Andri Pugiantoro mengatakan, pembangunan pabrik propelan (bahan kimia) tersebut ditargetkan harus selesai dalam kurun waktu selama 3 tahun ke depan.
"Jika pabrik ini sudah selesai, maka akan mampu memproduksi hingga 800 ton Propelan per tahun," ujar Andri, Jumat (16/12).
"Ini pertama di Asia, dan baru ada di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Subang, yang diharapakan pembangunan pabriknya ini bisa selesai sesuai dengan target," lanjut dia.
Seperti diketahui, propelan merupakan sejenis bahan kimia yang digunakan untuk komponen pembuatan rudal dan roket.
Dijelaskannya, selama ini Indonesia selalu mendatangkan propelan untuk bahan baku rudal dan roket dari luar negeri, tetapi ke depan,
Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri, sehingga akan mendatangkan devisa negara, apalagi bahan bakunya 60 persen ada di Indonesia.
"Propelan sendiri terdiri dari senyawa fuel, oksidator, dan adiktif. Proses pengayaan senyawa tersebut menghasilkan propelan base, dengan fuel, dan oksidator, yang terpadu dalam satu senyawa kimia, seperti nitroselulosa, nitrogliserin dan nitroguaridin, yang menjadi bahan baku rudal dan roket," imbuhnya.
Rhan 122
Andri menegaskan, sebelum pabrik Propelan di bangun, pihaknya terlebih dahulu sudah membangun pabrik Nitro Gloserin (NG), dan pabrik
Nitro celullose (NC), yang menjadi bahan utama pembuatan propelan di kawasan Energetic Material Center (EMC). Adapun dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik Propelan tersebut diperkirakan lebih dari Rp 5 triliun.
"Paling sedikit kita butuh dana Rp 5 triliun. Dan kemungkinan besar lebih dari itu," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment