Translate

Monday, 27 March 2017

Malaysia Sudah Mantap Membeli Kapal MRSS Buatan Indonesia

Malaysia Mantapkan Pembelian Kapal Perang Jenis MRSS Buatan Indonesia.

     Bukan lagi rahasia betapa Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) sangat membutuhkan kapal angkut multi-guna (MRSS) sebagai salat satu elemen transformasi 15-5 yang merupakan salah satu cara penghematan dan efisiensi Angkatan Laut Malaysia dalam menjaga perairannya.
Beberapa perusahaan galangan kapal dari Belanda dan Cina dikabarkan sudah melobi Malaysia untuk bisa memilih kapal produk mereka, namun kapal MRSS buatan PT PAL Indonesia (Persero) menjadi pilihan Malaysia. Head of Corporate Strategic Planning Ir. Tjahjono Yudo menyatakan pihak PT PAL sudah menjalinkan kerjasama dengan perusahaan Boustead Naval Shipyard Malaysia untuk meneliti spesifikasi kapal yang sesuai dengan keinginan pihak TLDM.

“Saya tidak bisa mengumumkan spesifikasi kapal yang ditawarkan, namun kapal MRSS Yang kami tawarkan adalah kapal versi termodern dari varian kapal landing platform dock (LPD), sama seperti Kapal KRI Banjamasin dan KRI Banda Aceh milik Indonesia”.

“Satu kapal sealift strategic vessel (SSV) pesanan Filipina sudah kami kirimkan pada Mei 2016, dan satu lagi akan diselesaikan pada Mei tahun ini. Saya percaya sebagai negara tetangga yang mempunyai kontur wilayah yang hampir sama, Malaysia juga sesuai memiliki kapal ini,” kata Tjahjono Yudo kepada Utusan Malaysia.

Sementara itu, sumber dari TLDM menyatakan, Malaysia sebenarnya memang berhasrat untuk memiliki kapal tersebut namun belum ada keputusan yang dibuat mengenainya.
Sejak KD Inderapura terbakar pada 2009, tugas-tugas logistik sebagian besar diambil alih oleh dua kapal Multi Purpose Command Support Ship (MPCSS) class seperti KD Mahawangsa dan KD Sri Indera Sakti.

“Kedua kapal itu tidak sebesar KD Inderapura dan beban tugas yang besar juga menyebabkan biaya operasional dan perbaikan terus meningkat. Jadi, langkah untuk mendapatkan kapal MRSS adalah pilihan terbaik,” katanya.

Selain itu, kapal MRSS mampu memberi imej lebih ‘mesra’ kepada Malaysia dalam menjalankan misi-misi kemanusiaan.


“Adakalanya dalam menjalankan misi kemanusiaan, kita terpaksa menggunakan kapal-kapal perang. Jadi kalau kita menggunakan kapal pengangkut seperti ini (MRSS), keadaannya akan menjadi lebih ‘molek’ dan mesra,” katanya.

Mempercayai PT PAL Indonesia.

      Kehebatan PT PAL Indonesia dalam pembuatan kapal perang memang tidak diragukan lagi,Kapal LPD memiliki bobot sekitar 10.932 ton dan memiliki panjang 122 meter. Terdapat dek helikopter pada ruang belakang dan dibawahnya terdapat dockweel yang menjadi ciri khas LPD. Fasilitas semacam dock terapung ini sangat berguna bagi kapal pendarat LCU (Landing CraftUtility). Akses keluar masuk LCU dengan menggunakan pintu palka yang terdapat di bagian buritan LPD.

       Kapal jenis LPD memiliki ukuran atau dimensi yang lebih besar dan juga dilengkapi dengan teknologi yang lebih maju. LPD mampu menjalankan tugas yang sebelumnya dibebankan kepada kapal jenis LST. Dengan adanya deck yang luas, LPD mampu membawa helikopter dalam jumlah yang lebih banyak. Bahkan dengan sebutan dock, kapal ini mampu menjadi tempat bersandarnya kapal pengangkut sekelas LCU dan rantis juga ranpur amfibi. Kapal LPD juga bisa dialih fungsikan menjadi kapal dengan keperluan dan tugas lain seperti kapal untuk komando, penanggulangan bencana dan misi kemanusiaan. Bahkan bisa juga dijadikan kapal rumah sakit.

   Beberapa kali PT PAL telah membuat kapl perang besar jenis LPD yang penggunanya bukan hanya dari dalam negeri (TNI AL) namun negara luar pun juga membeli kapal perang jenis LPD dari Indonesia sebut saja Filiphina yang telah membeli kapal Perang Jenis LPD dari PT PAL dan mereka bukan hanya memesan satu unit saja melaikan mereka memesan dua unit dimana satu dari dua unit kapal tersebut telah diserahkan pada tahun lalu dengan nama BRP TARLAC sedangkan kapal kedua yang di beri nama BRP Davao Del Sur sedang menjalani berbagai pengujian di Divisi Galangan Kapal Niaga PT PAL Surabaya yang rencananya akan diserahkan pada bulan April 2017 mendatang.

No comments:

Post a Comment