RX-320 Calon Roket Pengorbit Satelit Buatan Indonesia.
Jakarta, 23 dan 24 Februari 2017 Pusat Teknologi Roket LAPAN mengadakan
kerjasama teknis muatan roket RX-320 dengan TU Berlin di Hotel Mercure
Ancol, Jakarta. Kegiatan kerjasama ini bertujuan untuk penguatan
penguasaan teknologi roket terutama pada teknologi sistem separasi
nosecone dan payload yang digunakan untuk on-board health mpnitoring
maupun pengukuran parameter atmosfer. Pusat Teknologi Roket bertanggung
jawab atas pengembangan wahana peluncuran yang akan dipakai untuk
membawa muatan berisikan sensor pengukur parameter atmosfer dan
sensor-sensor sitem telemetri dan navigasi roket.
Pada hari pertama Kepala Pusat Teknologi Roket, Drs. Sutrisno, M.Si
membuka acara dengan memaparkan pentingnya kerjasama ini dalam
peningkatan penguasaan teknologi roket. Dr. Rika Andiarti sebagai Deputi
Teknologi Penerbangan dan Antariksa menyampaikan paparanya tentang
manfaat kerjasama ini.
Ir. Lilis Mariani, M.Eng berperan
sebagai pembawa acara dan moderator dalam acara ini. Dua orang
narasumber dari pihak TU Berlin, Sebastian dan Julius dihadirkan untuk
memaparkan kegiatan yang sudah dilakukan pada kerjasama muatan roket
RX-320 ini. Pemaparan juga disampaikan oleh perwakilan dari LAPAN yaitu
Hendra Gantina, Welly Pasadena dan Endro Artono dari Pusat Teknologi
Roket menyampaikan paparan tentang sistem separasi payload. Rahmat dari
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer menyampaikan tentang pengukuran
atmosfer. Dalam acara ini juga disampaikan rencana peluncuran pada tahun
2018 yang akan mendatang. Hari kedua diisi dengan pembahasan kontrak
2017 dari pihak Pusat Teknologi Roket LAPAN dengan pihak TU Berlin dan
pembahasan antisipasi kesulitan administrasi barang hasil kerjasama.
Dengan adanya kerjasama ini diharapkan LAPAN khususnya Pusat Teknologi
Roket memperoleh teknologi sistem separasi nosecone, payload on-boar
health management dan payload pengukur parameter atmosfer roket sonda
RX-320 serta sistem ground station sebagai tahap penelitian dasar untuk
mendukung program roket pengorbit satelit dimasa yang akan mendatang.
sumber: Pustekroket.Lapan.go.id
RX-320 Juga merupakan calon roket pertahanan Indonesia.
Setelah keberhasilan Roket R-Han 122 mengisi alat utama sistem senjata
(Alutsista) TNI, Lapan kembali mencoba mengembangkan roket pertahanan
lainnya, dengan daya jelajah 70 hingga 100 km. Untuk roket pertahanan
ini, pengembangannya diambil dari roket RX-320 dan RX-450 seperti yang
disampaikan Kapusroket Lapan, Dr. Rika Andiarti.
RX-450 telah berhasil menjadi Roket pertahanan atau Rhan yang baru diluncurkan desember tahun lalu, dan telah melalui beberapa pengujian dan dinyatakan lolos kabar terbarunya adalah Rhan 450 akan segera diproduksi massal guna memenuhi kebutuhan alutsista dalam negeri dibidang peroketan yang akan diproduksi oleh Pt. Dahana dibantu Lapan, dan institusi yang lainnya.
RX-320 saat ini sedang dikembangkan oleh tim konsorsium roket yang
terdiri dari Kemenristek, Kemenhan, PT DI, PT Dahana dan PT Pindad.
Untuk RX-450 masih perlu uji statis kembali, karena saat peluncuran
pertama hasilnya hanya ditingkat 75%, belum maksimal.
Sayangnya, rencana memperbanyak roket tidak didukung oleh pemantapan pembuatan pabrik propelan tanah air. Selama ini propelan masih menggunakan bahan baku dari negara lain. Namun setelah dibangunnya pabrik pembuatan propelan Pt Dahana yang digadang-gadang terbesar seasia ini membuka mimpi Indonesia untuk bisa terus berinovasi di bidang roket.
PT Dahana mengaku sudah berhasil membuat propelan dari bahan baku lokal dengan nilai komponen sebesar 20 persen. Setelah pabrik ada, pengembangan komponen lokal akan dinaikkan. Koordinator Proyek Khusus PT Dahana Yusep Nugraha mengaku pembangunan pabrik ini masih terkendala pada anggaran.
Seperti yang kita ketahui, R-Han 122 dibagi menjadi dua versi, yaitu untuk TNI AL dan TNI AD. Untuk TNI AD hasil pengembangan roket RX-1210 berdiameter 120 mm dengan panjang propelan 1 meter. R-Han varian pertama ini memiliki berat 38 kg dan menjangkau sejauh 14 km.
Sedangkan Roket TNI AL atau R-Han 122b ini memiliki ukuran yang lebih panjang dari varian pertama. Selain memiliki panjang yang berbedan daya jangkau lebih jauh, bisa mencapai 25 km.
Sayangnya, rencana memperbanyak roket tidak didukung oleh pemantapan pembuatan pabrik propelan tanah air. Selama ini propelan masih menggunakan bahan baku dari negara lain. Namun setelah dibangunnya pabrik pembuatan propelan Pt Dahana yang digadang-gadang terbesar seasia ini membuka mimpi Indonesia untuk bisa terus berinovasi di bidang roket.
PT Dahana mengaku sudah berhasil membuat propelan dari bahan baku lokal dengan nilai komponen sebesar 20 persen. Setelah pabrik ada, pengembangan komponen lokal akan dinaikkan. Koordinator Proyek Khusus PT Dahana Yusep Nugraha mengaku pembangunan pabrik ini masih terkendala pada anggaran.
Seperti yang kita ketahui, R-Han 122 dibagi menjadi dua versi, yaitu untuk TNI AL dan TNI AD. Untuk TNI AD hasil pengembangan roket RX-1210 berdiameter 120 mm dengan panjang propelan 1 meter. R-Han varian pertama ini memiliki berat 38 kg dan menjangkau sejauh 14 km.
Sedangkan Roket TNI AL atau R-Han 122b ini memiliki ukuran yang lebih panjang dari varian pertama. Selain memiliki panjang yang berbedan daya jangkau lebih jauh, bisa mencapai 25 km.
No comments:
Post a Comment