Translate

Monday 20 March 2017

UEA Akhirnya Akan Membeli Kapal Perang Buatan Indonesia.

Uni Emirat Arap Akhirnya Akan Membeli Kapal Perang Karya Bangsa Indonesia.

Buah dari kunjungan Raja Salman ke Indonesia mulai nampak dari ditandatanganinya beberapa MoU Selain menandatangani MoU pembelian senjata dan tank boat dengan PT Pindad, Uni Emirat Arab (UEA) juga menyatakan minatnya untuk membeli produk buatan galangan kapal PT PAL Indonesia.

“Sudah ada MoU dengan PAL, mereka akan buat kapal perang jenis LPD dan atau PKR?,” kata Deputi Usaha Bidang Industri Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno kepada Liputan6.com, Minggu (19/3).
Harry menjelaskan bahwa PT PAL memang sudah memiliki kemampuan untuk membuat kapal jenis LPD dan PKR. “Untuk yang sama UAE, PAL sedang mengkaji kebutuhan dan spek yang dimau UAE akan seperti apa,” ujarnya.

Kapal jenis LPD (Landing Platform Dock) merupakan kapal perang yang memiliki fungsi sebagai pengangkut pasukan dan kendaraan-kendaraan tempur. Sedangkan kapal perang jenis PKR (Perusak Kawal Rudal) merupakan kapal perang yang berfungsi untuk menghancurkan musuh.
Sebelumnya, Direktur Utama PT PAL Indonesia M Firmansyah Arifin sempat menyampaikan bahwa salah satu negara di wilayah Timur Tengah tertarik memesan kapal perang buatan Indonesia sehingga telah mengirim utusan untuk bernegoisasi jenis kapal yang dipesan.
“Yang pasti negara itu ada di wilayah Timur Tengah, nanti kalau sudah waktunya akan kita umumkan beberapa negara yang tertarik dengan kecanggihan kapal perang Indonesia,” ucap Arifin di Surabaya, Selasa (5/4/2016).

Arifin mengaku belum bisa menyebut secara pasti negara bersangkutan, karena masih dalam proses negosiasi, serta menghargai negara tersebut untuk tujuan kepastian pemesanan kapal perang.

Kemampuan PT PAL Dalam Pembuatan Kapal Perang.

Kemampuan Pt. Pal untuk membuat kapal perang memang tidak bisa diragukan lagi selain membuat kapal perang untuk TNI AL, PT PAL juga menerima pesanan kapal jenis SSV dari militer negara Filiphina yang mana mereka memesan bukan hanya 1 unit namun 2 unit kapal jenis SSV atau lebih unggul dari LPD, satu kapal telah diserah terimakan dari Indonesia kepada Filiphina tahun lalu dan sekarang Pt. Pal sedang menyelesaikan kapal yang kedua yang ditargetkan akan diserahkan pada tahun ini.
Selain itu PT PAL juga membuat kapal jenis Frigate Sigma Class untuk TNI AL yang mana satu dari dua kapal telah diserahkan kepada TNI AL untuk menjaga perairan Indonesia sedangkan yang satu lagi sedang diselesaikan digalangan kapal milik PT PAL. Selain itu masih ada lagi kapal lain yang dibuat PT PAL yang memiliki kualitas dunia seperti.

1. KRI BANJARMASIN (592) DAN KRI BANDA ACEH (593)

kapal ini merupakan kapal jenis LPD (Landing Platfont Dock) buatan indonesia, kapal ini dibuat untuk mendukung operasi amfibi, yang memiliki kemampuan mengangkut pasukan pendarat beserta alutsista dan kelengkapannya,kapal yang berteknologi desain semi-siluman ini juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam

KRI Banda Aceh (593) adalah salah satu jenis kapal Perang Republik Indonesia bertipe Landing Platfont Dock yang pembuatannya dilakukan PT PAL di Surabaya dan mulai beroperasi Maret 2011. Kapal ini memiliki kapasitas angkut total sebanyak 344 personel, tiga unit helikopter jenis Mi-2/Bel 412 di deck dan dua di hangar, dua unit LCVP, tiga unit howitzer dan 21 tank dengan luas LPD 125 meter persegi. Kapal Landing Platform Dock 125 meter kapal ke-4 ini dirancang secara khusus untuk mampu dipasang senjata 100 mm dan dilengkapi dengan ruang CIC untuk sistem kendali senjata (Fire Control System) yang memungkinkan kapal mampu melaksanakan self defence dengan komunikasi kapal ke kapal kombatan untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan taktis serta tempur untuk pengendalian pendaratan helikopter.
Kapal dibangun dengan kelas Loyd Register + 100A1 dan menggunakan konstruksi lambung ganda (double bottom). Untuk memudahkan manuver, kapal dilengkapi bow thruster yang berfungsi memecah gelombang. Untuk mengoperasikan kapal, mesin dapat dioperasikan dari ruang kontrol dan bisa langsung dari ruang mesin, serta dilengkapi peralatan rumah sakit darurat dan bisa difungsikan untuk pertolongan pertama. Kapal LPD 125 meter tersebut didesain untuk memenuhi tugas operasi TNI AL, di antaranya untuk Landing Craft Carier, yakni Landing Craft Unit 23 m, pendaratan pasukan, operasi amfibi, tank carrier, combat vehicle 22 unit, tactical vehicle 13 unit, total embarkasi 507 personel termasuk troop carrier 354 troop, kru, tamu, dan officer. Selain itu, operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta mampu berlayar selama 30 hari secara terus-menerus .

2. KRI R.E MARTADINATA (331) DAN KRI I GUSTI NGURAH RAI (332)

Banyak hal menarik dari sosok PKR (Perusak Kawal Rudal) RE Martaditana Class (aka – SIGMA Class 10514). Dari aspek desain misalnya, struktur frigat ini yang modular dan bernuansa stealth membuat kagum setiap mata yang memandang. Terlebih lagi, ini pertama kali galangan PT PAL dipercaya membangun kapal kombatan bertonase besar (2.400 ton) dengan teknologi tinggi. Yang menarik lagi, pada struktur bagian belakang terdapat hanggar dengan pintu teleskopik yang dirancang mampu memuat helikopter kelas medium.

kapal perang yang masuk kelas frigat dan sudah diberi label KRI Raden Eddy (RE) Martadina 331 dan KRI I Gusti Ngurah Rai 332, punya fasilitas hanggar teleskopik plus flight deck yang bisa didarati helikopter seberat 10 ton. Saat nanti helikopter AKS (anti kapal selam) AS565 MBe Panther tiba, maka helikopter besutan Airbus Helicopters ini sangat ideal melengkapi sistem kesenjataan Martadinata Class. Perlu dicatat, untuk memasukkan helikopter ke dalam hanggar, baling-baling harus dilipat.

3. BRP TARLAC (601) DAN BRP DAVAO DEL SUR (602) PESANAN FILIPHINA.

 Kapal BRP Tarlac (LD-601) buatan PT PAL Indonesia yang sudah tiba di Manila menjadi kapal perang terbesar yang pernah dimiliki Angkatan Laut Filipina. Demikian disampaikan mantan Kepala Angkatan Laut Filipina, Jesus Millan, Senin (16/5/2016). Filipina membeli dua kapal Strategic Sealift Vessels (SSV) dari PT PAL. Kapal BRP Tarlac merupakan yang pertama tiba di Manila sejak Sabtu pekan lalu dan disambut secara resmi pada hari tersebut. Kapal kedua akan dikirim ke Manila tahun ini. Setiap SSV itu memiliki kapasitas “rumah” untuk tiga helikopter, landing craft, dan kendaraan amfibi. Nilai kontrak penjualan dua kapal PT PAL dengan Filipina mencapai 3,8 miliar peso.

“(Sebagai mantan Kepala Angkatan Laut Filipina) secara pribadi saya bisa mengatakan bahwa untuk kategori transportasi kapal kelas Tarlac ini adalah yang terbesar saat ini karena memiliki kapasitas beban standar 7.200 ton dibandingkan Bacolod City-class 4.265 ton,” kata Millan kepada PNA, membandingkan kapal Tarlac dengan kapal yang pernah dimiliki Filipina sebelumnya.

Milan pernah memegang komandan Angkatan Laut Filipina tahun 2014. Dia pensiun pada 10 Agustus 2015 dan jabatannya digantikan Laksamana Caesar Taccad.
Sebelum membeli kapal Tarlac, Angkatan Laut Filipina mengoperasikan dua kapal Bacolod City-class sejak 1 Desember 1993. Dua kapal itu diberi nama BRP Dagupan City (LCC-551) dan BRP Bacolod City (LCC-550).
Millan mengatakan SSV adalah kapal multi-peran dan sangat berguna untuk misi bantuan kemanusiaan dan bencana dan dapat ditransformasikan ke pusat pemerintahan jika diperlukan. Untuk selanjutnya, kapal ini menjadi aset penting untuk operasi sipil-militer karena kemampuannya dalam mengangkut sejumlah besar tentara dan logistik.

No comments:

Post a Comment