Translate

Wednesday 15 March 2017

Mengenal LSU-02 LAPAN Yang Baru Saja Memecahkan Rekor Baru

Mengenal Drone LSU-02 Lapan Buatan Indonesia Yang Baru Saja Memecahkan Rekor Baru.

Indonesia terus mengembangkan berbagai teknologinya untuk mendukung kegiatan didalam negeri, salah satunya adalah Indonesia telah berhasil menciptakan beberapa drone sendiri, seperti LSU-02 Lapan ini, drone tersebut bertugas untuk memetakan sutu wilayah dari ketinggian, hasil data yang didapat melalui drone tersebut tidak kalah dengan drone buatan luar negeri.
Menurut LAPAN, LSU 02 ini sangat bermanfaat untuk memantau wilayah yang sulit dijangkau manusia atau wilayah yang berbahaya. Mampu memotret kawah gunung berapi maupun kawasan bencana.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), menyerahkan pesawat tanpa awak tipe LSU-02 kepada TNI AD, di Pusat Teknologi Penerbangan Lapan, Bogor, saat peringatan HUT Lapan ke 51.
Menurut situs Lapan, LSU-02 atau Lapan Surveillance UAV merupakan pesawat tanpa awak dan telah sukses melakukan berbagai misi baik sipil maupun militer.
UAV berbahan bakar Pertamax Plus ini mampu terbang secara outonomous dan mampu menembus jarak 200 Km dengan ketinggian 3000 meter. Sedangkan kecepatan terbangnya hingga 100km/jam

Selain itu, pesawat nirawak ini dilengkapi dengan 2 kamera foto dan kamera video yang berbobot 15 kg, panjang sayap hingga 2400mm dan panjang badan pesawat 1700mm, dan mampu membawa beban dengan berat maksimal hingga 3 kg.
Menurut LAPAN, LSU 02 ini sangat bermanfaat untuk memantau wilayah yang sulit dijangkau manusia atau wilayah yang berbahaya. Mampu memotret kawah gunung berapi maupun kawasan bencana. LAPAN saat ini sedang merancang Drone baru yang bisa terbang di ketingggian 7000 lebih.

Memecahkan rekor terbang baru.

Pesawat tanpa awak LAPAN Surveillance UAV (LSU) 02 sukses melakukan pemotretan udara untuk batas wilayah desa di Kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada tanggal 1—5 Maret 2017.

Sebelum melakukan pemotretan udara, tim terlebih dahulu melaksanakan uji terbang pesawat. Tujuannya, agar LSU berada dalam performa mesin terbaik dan mendapat pengaturan sistem avionik terefektif guna meminimalisir shock wave air.
Dalam misi ini, LSU 02 lepas landas dari Landasan Federasi Aerosport Indonesia (FASI) Pantai Depok, DIY. Pesawat LSU terbang sesuai way point dengan jarak 250 kilometer yang ditempuh dalam durasi dua jam sepuluh menit. Jarak ini merupakan rekor baru LSU-02 untuk misi pemetaan pesawat tanpa awak.

Pesawat LSU-02 dibekali mesin 33 cc, dengan kecepatan rata-rata 100 km per jam dan ketinggian pemotretan 500 serta 750 meter di atas permukaan tanah.
Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Gunawan S. Prabowo, mengapresiasi hasil kerja tim dalam misi ini. Ia berharap, keberhasilan ini dapat meningkatkan kekompakan, sikap saling mengisi, keterbukaan, mental, dan diskusi untuk misi-misi selanjutnya.
Misi ini merupakan lanjutan implementasi kerja sama antara LAPAN dengan Badan Informasi Geospasial (BIG). Kegiatan ini bertujuan sebagai salah satu upaya menentukan standardisasi pemetaan menggunakan UAV, baik secara teknis maupun administratif.

Kegiatan ini menghasilkan rangcangan Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK) yang akan dikaji sebelum menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar ini nantinya menjadi aturan baku pemetaan. Dalam upaya ini, BIG juga mengundang berbagai praktisi untuk memberikan masukan dalam penyusunan standardisasi pemetaan dengan teknologi pesawat tanpa awak.

No comments:

Post a Comment