Mengenal Drone LSU-02 Lapan Buatan Indonesia Yang Baru Saja Memecahkan Rekor Baru.
Indonesia terus mengembangkan berbagai teknologinya untuk mendukung kegiatan didalam negeri, salah satunya adalah Indonesia telah berhasil menciptakan beberapa drone sendiri, seperti LSU-02 Lapan ini, drone tersebut bertugas untuk memetakan sutu wilayah dari ketinggian, hasil data yang didapat melalui drone tersebut tidak kalah dengan drone buatan luar negeri.
Menurut LAPAN, LSU 02 ini sangat bermanfaat untuk memantau
wilayah yang sulit dijangkau manusia atau wilayah yang berbahaya. Mampu
memotret kawah gunung berapi maupun kawasan bencana.
Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), menyerahkan pesawat tanpa
awak tipe LSU-02 kepada TNI AD, di Pusat Teknologi Penerbangan Lapan,
Bogor, saat peringatan HUT Lapan ke 51.
Menurut
situs Lapan, LSU-02 atau Lapan Surveillance UAV merupakan pesawat tanpa
awak dan telah sukses melakukan berbagai misi baik sipil maupun militer.
UAV
berbahan bakar Pertamax Plus ini mampu terbang secara outonomous dan
mampu menembus jarak 200 Km dengan ketinggian 3000 meter. Sedangkan
kecepatan terbangnya hingga 100km/jam
Selain itu, pesawat nirawak
ini dilengkapi dengan 2 kamera foto dan kamera video yang berbobot 15
kg, panjang sayap hingga 2400mm dan panjang badan pesawat 1700mm, dan
mampu membawa beban dengan berat maksimal hingga 3 kg.
Menurut
LAPAN, LSU 02 ini sangat bermanfaat untuk memantau wilayah yang sulit
dijangkau manusia atau wilayah yang berbahaya. Mampu memotret kawah
gunung berapi maupun kawasan bencana. LAPAN saat ini sedang merancang Drone baru yang bisa terbang di ketingggian 7000 lebih.
Memecahkan rekor terbang baru.
Pesawat tanpa awak LAPAN Surveillance UAV (LSU) 02 sukses melakukan
pemotretan udara untuk batas wilayah desa di Kecamatan Kretek, Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada tanggal 1—5 Maret 2017.
Sebelum melakukan pemotretan udara, tim terlebih dahulu melaksanakan
uji terbang pesawat. Tujuannya, agar LSU berada dalam performa mesin
terbaik dan mendapat pengaturan sistem avionik terefektif guna
meminimalisir shock wave air.
Dalam misi ini, LSU 02 lepas landas dari Landasan Federasi Aerosport
Indonesia (FASI) Pantai Depok, DIY. Pesawat LSU terbang sesuai way point
dengan jarak 250 kilometer yang ditempuh dalam durasi dua jam sepuluh
menit. Jarak ini merupakan rekor baru LSU-02 untuk misi pemetaan pesawat
tanpa awak.
Pesawat LSU-02 dibekali mesin 33 cc, dengan kecepatan rata-rata 100
km per jam dan ketinggian pemotretan 500 serta 750 meter di atas
permukaan tanah.
Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Gunawan S. Prabowo,
mengapresiasi hasil kerja tim dalam misi ini. Ia berharap, keberhasilan
ini dapat meningkatkan kekompakan, sikap saling mengisi, keterbukaan,
mental, dan diskusi untuk misi-misi selanjutnya.
Misi ini merupakan lanjutan implementasi kerja sama antara LAPAN dengan
Badan Informasi Geospasial (BIG). Kegiatan ini bertujuan sebagai salah
satu upaya menentukan standardisasi pemetaan menggunakan UAV, baik
secara teknis maupun administratif.
Kegiatan ini menghasilkan rangcangan Norma Standar Prosedur Kriteria
(NSPK) yang akan dikaji sebelum menjadi Standar Nasional Indonesia
(SNI). Standar ini nantinya menjadi aturan baku pemetaan. Dalam upaya
ini, BIG juga mengundang berbagai praktisi untuk memberikan masukan
dalam penyusunan standardisasi pemetaan dengan teknologi pesawat tanpa
awak.
No comments:
Post a Comment