Translate

Monday, 6 March 2017

TANK MEDIUM-BERAT BUATAN INDONESIA DAN TURKI DILUNCURKAN TAHUN INI

FNSS: Tank Medium-Berat Buatan Indonesia Akan Diluncurkan Tahun 2017 Ini.

     PT Pindad (Persero) siap memproduksi medium tank. Tank kelas menengah yang pembuatannya bekerja sama dengan Turki itu akan diluncurkan pada HUT TNI tahun 2017. Kerja sama dengan Turki ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2 tahun lalu. Dalam pameran Indo Defence kali ini, PT Pindad yang menggandeng perusahaan Turki, FNSS itu meluncurkan desain dari medium tank tersebut.

"Karena di dunia masih jarang medium tank. Kebanyakan main tank kayak Leopard. Terus light (ringan) tank kayak AMX," ungkap Duta Pindad, Dimas Aryo Pratomo, di area Pameran Indo Defence ke-7, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, tahun lalu.

    Medium tank yang bermesin diesel ini memiliki berat 30-40 ton. Kemudian untuk dimensi panjangnya adalah 7 meter, lebar 3,2 meter, dan 2,7 meter. Keunggulan medium tank yang belum diberi nama itu menurut Dimas ada pada penggempurnya.

"Tourattes-nya 105 mm, kita pakai dari Belgia. Jadi dengan Turki itu kita pengembangan bersama. Membuat design dan keseluruhan. Hari ini di-launching final designnya," jelas Dimas.

     Tank yang mampu menembus kecepatan 70 km dengan daya jelajah hingga 600 km itu merupakan salah satu dari 7 program nasional Presiden Joko Widodo. Karena berukuran sedang, tank jenis ini aman dioperasikan di tengah kota.

"Kita buat tank ini karena countur tanah kita gembur, untuk hutan. Kalau tank yang main kan biasanya di padang pasir. Kebutuhan kavaleri kita sendiri lebih banyak memang di medium. AMX ringan, tapi enggak punya fungsi penggempur," Dimas menerangkan.

     Tak hanya memiliki Tourattes, medium tank buatan anak negeri tersebut juga dilengkapi mesin gun dengan kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm. Selain itu juga ada launcher granat 40 meter. Medium tank mampu melesatkan amunisinya secara langsung hingga sejauh 6 km dan tembakan melalui udara mencapai 16 km. Harga tank ini jika sudah diproduksi massal rencananya akan dibanderol seharga Rp 50 miliar, lebih murah dibanding harga tank Leopard bekas dari luar negeri.


"Krunya ada tiga. Gunner (juru tembak), driver (juru kemudi), dan commander (pemberi komando). Memang tidak banyak untuk personel karena fungsinya kan penggempur bukan untuk angkut," tutur Dimas.

     Sementara itu menurut Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Pindad Hery Mochtady, saat ini teknisi mereka sudah ada yang tengah melakukan produksi medium tank di Turki. Itu adalah bagian dari alih teknologi atau transfer of technology (ToT) yang menjadi salah satu kesepakatan kerjasama Indonesia dan Turki.

"Tahun 2017 prototype kita launching 5 Oktober pas HUT TNI. Tim kita lagi bikin tanknya di Turki. Bagian ToT, sambil belajar mereka ngerjain juga. Begitu mereka pulang Desember atau Januari nanti, mereka akan mulai bikin di Pindad," urai Hery di lokasi yang sama.


     Produksi Prototipe pertama sebagai bagian dari Program Tank Medium Modern Indonesia dilakukan di Triwulan I tahun 2017. FNSS Turki membuat kemajuan yang signifikan dengan mitra Indonesia mereka, mengenai proyek tank kelas berat medium yang dilakukan di bawah naungan Undersecretariat Industri Pertahanan, ujar Direktur Program dan Pengembangan Bisnis FNSS, Aybars Küçük dalam Seminar 3rd Annual Land Platforms yang diselenggarakan Undersecretariat for Defense Industries di Ankara, 7-8 November 2016 yang dihadiri oleh 870 peserta.
    Küçük melanjutkan : “Di sini, kami sedang mengembangkan sebuah tank dengan berat sekitar 32-35 ton. berat badan tank akan menyesuaikan berdasarkan konfigurasi armor di atasnya. Kami sedang mengembangkan sebuah tank dengan berat yang sesuai dengan kontur wilayah tertentu. Turret untuk tank langsung dipilih oleh Kementerian Pertahanan Indonesia. Tank itu memiliki turret dengan kanon 105 mm dan memiliki sistem sendiri di dalamnya. Kami bertujuan untuk mengembangkan sistem turret kami sendiri bersama perusahaan pertahanan Turki dan kami ingin memulai serial produksinya dengan turret kami sendiri”.
     “Turret kami dipilih oleh Indonesia ada pada prototipe saat ini. Insinyur dari mitra kami di Indonesia PT PINDAD telah berkolaborasi dengan kami sejak awal proyek dan di semua tahapan pengembangan dan produksi. Kami akan memproduksi prototipe pertama di fasilitas FNSS. Saat ini kami telah memulai produksi dan produksi prototipe pertama akan selesai pada kuartal pertama tahun 2017, dan kemudian para insinyur yang dilatih di sini dan terlibat dalam semua proses akan memproduksi prototipe kedua dengan dukungan kami di fasilitas PT PINDAD. Prototipe kedua yang diproduksi di Indonesia akan ditampilkan dalam acara Hari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada 5 Oktober tahun 2017 dan setelah itu tes penerimaan oleh pengguna (user acceptance tests) akan diluncurkan dan Tentara Nasional Indonesia akan menerima sertifikasi”. sumber: jkgr.

Kemampuan Yang Dimiliki:

    Desain tank tersebut diperlihatkan Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose bersama jajaran manajemen FNSS.

"Ini merupakan kehormatan bagi Pindad untuk dapat mengeskalasi kemampuan perusahaan di bidang kendaraan tempur. Ini langkah bagi Pindad untuk bisa mandiri," ujar Abraham, dalam acara IndoDefence 2016, Jakarta, Kamis, 3 November 2016.

     Program pengembangan bersama ini menghasilkan desain tank medium yang memiliki kemampuan balistik dan anti-ancaman mutakhir. Tank ini dilengkapi kemampuan daya gempur yang luas, dari perlindungan jarak dekat dengan pasukan infanteri hingga pertempuran antarkendaraan tempur, dengan senjata utama meriam kaliber 105 milimeter. Kemudahan mobilisasi menjadi keunggulan lain tank ini.

     Program pengembangan bersama ini diharapkan dapat membuat Pindad menjadi produsen kendaraan beroda rantai, dimulai dengan tank medium. "Desain dan teknologi terbaru dan satu-satunya ini merupakan kesempatan yang tidak akan kami sia-siakan," tutur Abraham.


    Pada ‎kerja sama tahap awal, kedua negara sepakat untuk menyelesaikan prototipe yang berlangsung selama kurang lebih tiga tahun. Tahun 2016, sudah memasuki tahun kedua setelah proyek dimulai pada 2015. Direktur Utama PT Pindad (Persero) menceritakan alasan kedua negara mengembangkan tank jenis ini karena banyak digunakan di beberapa negara. Ini menjadi potensi tersendiri bagi kedua perusahaan.

    Ia menjanjikan, akan ada beberapa kelebihan tank produksi Pindad dengan FNSS ini jika dibandingkan dengan tank sejenis yang juga diproduksi beberapa negara maju lainnya.

"Kelebihannya beratnya tidak lebih dari 30 ton tapi kita tetap memasang kemampuannya dengan teknologi terkini‎," kata nya.

    Bahkan, Ia tengah berusaha untuk lebih memperingan tank ini supaya memiliki akselerasi yang sempurna dan lincah, menjadi 25 ton. Hingga kini, tank-tank sejenis memiliki berat di atas 30 ton.
Tidak hanya itu, kelebihan lainnya juga kemampuan tembak tank ini yang kaliber pelurunya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan pemesanan. Kaliber yang digunakan juga cukup besar.

   "Kita bekali meriam 105 mm, bahkan bisa ditingkatkan menggunakan yang 120 mm," tegas nya.

Saat ini, Pindad dan FNSS tengah merampungkan pengembangan prototipe untuk tahap kedua. Pengembangan prototipe telah dimulai 2015 dan ditargetkan rampung dan dikenalkan pada 2017 ini.


No comments:

Post a Comment