FNSS: Tank Medium-Berat Buatan Indonesia Akan Diluncurkan Tahun 2017 Ini.
PT Pindad (Persero) siap memproduksi medium tank. Tank kelas menengah
yang pembuatannya bekerja sama dengan Turki itu akan diluncurkan pada
HUT TNI tahun 2017. Kerja sama dengan Turki ini sebenarnya sudah
dimulai sejak 2 tahun lalu. Dalam pameran Indo Defence kali ini, PT
Pindad yang menggandeng perusahaan Turki, FNSS itu meluncurkan desain
dari medium tank tersebut.
"Karena di dunia masih jarang medium
tank. Kebanyakan main tank kayak Leopard. Terus light (ringan) tank
kayak AMX," ungkap Duta Pindad, Dimas Aryo Pratomo, di area Pameran Indo
Defence ke-7, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, tahun lalu.
Medium
tank yang bermesin diesel ini memiliki berat 30-40 ton. Kemudian untuk
dimensi panjangnya adalah 7 meter, lebar 3,2 meter, dan 2,7 meter.
Keunggulan medium tank yang belum diberi nama itu menurut Dimas ada pada
penggempurnya.
"Tourattes-nya 105 mm, kita pakai dari Belgia.
Jadi dengan Turki itu kita pengembangan bersama. Membuat design dan
keseluruhan. Hari ini di-launching final designnya," jelas Dimas.
Tank
yang mampu menembus kecepatan 70 km dengan daya jelajah hingga 600 km
itu merupakan salah satu dari 7 program nasional Presiden Joko Widodo.
Karena berukuran sedang, tank jenis ini aman dioperasikan di tengah
kota.
"Kita buat tank ini karena countur tanah kita gembur, untuk
hutan. Kalau tank yang main kan biasanya di padang pasir. Kebutuhan
kavaleri kita sendiri lebih banyak memang di medium. AMX ringan, tapi
enggak punya fungsi penggempur," Dimas menerangkan.
Tak hanya
memiliki Tourattes, medium tank buatan anak negeri tersebut juga
dilengkapi mesin gun dengan kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm. Selain itu juga
ada launcher granat 40 meter. Medium tank mampu melesatkan
amunisinya secara langsung hingga sejauh 6 km dan tembakan melalui udara
mencapai 16 km. Harga tank ini jika sudah diproduksi massal rencananya
akan dibanderol seharga Rp 50 miliar, lebih murah dibanding harga tank
Leopard bekas dari luar negeri.
"Krunya ada tiga. Gunner (juru tembak), driver (juru kemudi), dan
commander (pemberi komando). Memang tidak banyak untuk personel karena
fungsinya kan penggempur bukan untuk angkut," tutur Dimas.
Sementara
itu menurut Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Pindad Hery Mochtady,
saat ini teknisi mereka sudah ada yang tengah melakukan produksi medium
tank di Turki. Itu adalah bagian dari alih teknologi atau transfer of
technology (ToT) yang menjadi salah satu kesepakatan kerjasama Indonesia
dan Turki.
"Tahun 2017 prototype kita launching 5 Oktober pas
HUT TNI. Tim kita lagi bikin tanknya di Turki. Bagian ToT, sambil
belajar mereka ngerjain juga. Begitu mereka pulang Desember atau Januari
nanti, mereka akan mulai bikin di Pindad," urai Hery di lokasi yang
sama.
Produksi Prototipe pertama sebagai bagian dari Program Tank Medium Modern Indonesia dilakukan di Triwulan I tahun 2017. FNSS Turki membuat kemajuan yang signifikan dengan mitra Indonesia
mereka, mengenai proyek tank kelas berat medium yang dilakukan di bawah
naungan Undersecretariat Industri Pertahanan, ujar Direktur Program dan
Pengembangan Bisnis FNSS, Aybars Küçük dalam Seminar 3rd Annual Land
Platforms yang diselenggarakan Undersecretariat for Defense Industries
di Ankara, 7-8 November 2016 yang dihadiri oleh 870 peserta.
Küçük melanjutkan : “Di sini, kami sedang mengembangkan sebuah tank
dengan berat sekitar 32-35 ton. berat badan tank akan menyesuaikan
berdasarkan konfigurasi armor di atasnya. Kami sedang mengembangkan
sebuah tank dengan berat yang sesuai dengan kontur wilayah tertentu.
Turret untuk tank langsung dipilih oleh Kementerian Pertahanan
Indonesia. Tank itu memiliki turret dengan kanon 105 mm dan memiliki
sistem sendiri di dalamnya. Kami bertujuan untuk mengembangkan sistem
turret kami sendiri bersama perusahaan pertahanan Turki dan kami ingin
memulai serial produksinya dengan turret kami sendiri”.
“Turret kami dipilih oleh Indonesia ada pada prototipe saat ini.
Insinyur dari mitra kami di Indonesia PT PINDAD telah berkolaborasi
dengan kami sejak awal proyek dan di semua tahapan pengembangan dan
produksi. Kami akan memproduksi prototipe pertama di fasilitas FNSS.
Saat ini kami telah memulai produksi dan produksi prototipe pertama akan
selesai pada kuartal pertama tahun 2017, dan kemudian para insinyur
yang dilatih di sini dan terlibat dalam semua proses akan memproduksi
prototipe kedua dengan dukungan kami di fasilitas PT PINDAD. Prototipe
kedua yang diproduksi di Indonesia akan ditampilkan dalam acara Hari
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada 5 Oktober tahun 2017 dan
setelah itu tes penerimaan oleh pengguna (user acceptance tests) akan
diluncurkan dan Tentara Nasional Indonesia akan menerima sertifikasi”. sumber: jkgr.
Kemampuan Yang Dimiliki:
Desain tank tersebut diperlihatkan Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose bersama jajaran manajemen FNSS.
"Ini merupakan kehormatan bagi Pindad untuk dapat mengeskalasi
kemampuan perusahaan di bidang kendaraan tempur. Ini langkah bagi Pindad
untuk bisa mandiri," ujar Abraham, dalam acara IndoDefence 2016,
Jakarta, Kamis, 3 November 2016.
Program pengembangan bersama
ini menghasilkan desain tank medium yang memiliki kemampuan balistik dan
anti-ancaman mutakhir. Tank ini dilengkapi kemampuan daya gempur yang
luas, dari perlindungan jarak dekat dengan pasukan infanteri hingga
pertempuran antarkendaraan tempur, dengan senjata utama meriam kaliber
105 milimeter. Kemudahan mobilisasi menjadi keunggulan lain tank ini.
Program pengembangan bersama ini diharapkan dapat membuat Pindad
menjadi produsen kendaraan beroda rantai, dimulai dengan tank medium.
"Desain dan teknologi terbaru dan satu-satunya ini merupakan kesempatan
yang tidak akan kami sia-siakan," tutur Abraham.
Pada kerja sama tahap awal, kedua negara sepakat untuk menyelesaikan
prototipe yang berlangsung selama kurang lebih tiga tahun. Tahun 2016,
sudah memasuki tahun kedua setelah proyek dimulai pada 2015. Direktur
Utama PT Pindad (Persero) menceritakan alasan kedua negara
mengembangkan tank jenis ini karena banyak digunakan di beberapa negara.
Ini menjadi potensi tersendiri bagi kedua perusahaan.
Ia menjanjikan, akan ada beberapa kelebihan tank produksi Pindad dengan
FNSS ini jika dibandingkan dengan tank sejenis yang juga diproduksi
beberapa negara maju lainnya.
"Kelebihannya beratnya tidak lebih dari 30 ton tapi kita tetap memasang
kemampuannya dengan teknologi terkini," kata nya.
Bahkan, Ia tengah berusaha untuk lebih memperingan tank ini supaya memiliki
akselerasi yang sempurna dan lincah, menjadi 25 ton. Hingga kini,
tank-tank sejenis memiliki berat di atas 30 ton.
Tidak hanya itu,
kelebihan lainnya juga kemampuan tembak tank ini yang kaliber pelurunya
bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan pemesanan. Kaliber yang digunakan
juga cukup besar.
"Kita bekali meriam 105 mm, bahkan bisa ditingkatkan menggunakan yang 120 mm," tegas nya.
Saat ini, Pindad dan FNSS tengah merampungkan pengembangan prototipe
untuk tahap kedua. Pengembangan prototipe telah dimulai 2015 dan
ditargetkan rampung dan dikenalkan pada 2017 ini.
No comments:
Post a Comment