Korea Utara Ancam Akan Menenggelamkan Kapal Induk Amerika Serikat Dengan Sekali Serangan.
Korea Utara mengatakan pihaknya siap untuk menenggelamkan kapal Induk Amerika Serikat untuk menunjukan kekuatan militernya. Hal itu dipacu dengan bergabungnya dua kapal angkatan laut Jepang dengan kelompok kapal Induk Amerika untuk latihan di pasifik barat.
"Pasukan revolusioner kita siap untuk menenggelamkan kapal induk
bertenaga nuklir AS dengan satu serangan tunggal," tulis surat kabar
Partai Pekerja yang berkuasa di Korea Utara, Rodong Sinmun.
Dalam tulisan tersebut, Rodong Sinmun menyamakan kapal Induk AS dengan 'Binatang Kotor'. "Serangan terhadapnya akan menjadi contoh aktual untuk menunjukkan kekuatan militer kita," kata Rodong Sinmun.
Korea Utara akan memperingatai 85 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea pada selasa. Peringatan ini dimasa lalu ditandai dengan peringatan penting dengan uji coba senjatanya. Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan kelompok kapal penyerang USS Carl Vinson untuk berlayar ke semenanjung Korea. Pengiriman USS Carl Vinson sebagai tanggapan atas meningkatnya ketegangan atas meningkatnya tes nuklir dan rudal oleh Korea Utara, serta ancaman untuk menyerang Amerika dan sekutunya di Asia.
Amerika Serikat belum menentukan lokasi kelompok penyerang itu saat mendekati wilayah tersebut. Wakil Presiden Amerika Mike Pence mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya akan tiba 'dalam beberapa hari' namun tidak memberikan rinciannya lagi.
Antisipasi Perang, Jepang Berencana Evakuasi 57 ribu Warganya Dari Korea.
Akibat dari memanasnya situasi di semenanjung Korea mau tak mau membuat pemerintah Jepang melakukan peningkatan kewaspadaan dan berbagai persiapan. Dewan Keamanan Nasional Jepang dalam rapat yang digelar pada Jumat (14/4/2017), mencari langkah yang harus diambil untuk mengevakuasi 57.000 warga Jepang di Korea Selatan jika perang pecah.
Jika ketegangan semakin meningkat, maka Tokyo akan meminta izin kepada Seoul untuk mengirimkan kapal-kapal perang dan pesawat militer serta angkutan sipil untuk menjemput warga negaranya yang berada di Korea Selatan. Pemerintah Jepang juga memikirkan langkah untuk menampung pengungsi dengan perahu jika perang benar-benar pecah.
Jepang juga berusaha mengantisipasi disusupkannya mata-mata Korea Utara dalam gelombang tersebut. Meski demikian, penerintah Jepang mengkhawatirkan persiapan itu menimbulkan kepanikan diantara warga. Menteri Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam jumpa pers
mengatakan, pemerintah terus mengumpulkan informasi terkait gerakan
Korea Utara tetapi menolak untuk memberikan keterangan lebih rinci.
"Saat
ini, kami menjalin hubungan dengan AS dan Korea Selatan dalam hal
mendesak Korea Utara tidak melakukan provokasi dan mematuhi resolusi DK
PBB," kata Suga.
"Yang jelas pemerintah akan mengambil langkah yang diperlukan demi melindungi rakyat dan aset negara ini," tambah dia.
Sebenarnya, langkah untuk mengantisipasi krisis di Semenanjung Korea sudah dimulai Jepang sejak awal Februari lalu, setelah PM Shinzo Abe bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Washington DC.
No comments:
Post a Comment