Siapa sih sekarang yang tidak mengenal atau paling tidak pernah melihat sosoknya di Tv, yaitu Tan Passakornatee (ตัน ภาสกรนที) atau yang lebih akrab dipanggil Mr. Ichitan yang merupakan pemilik dari teh Ichitan yang telah cukup lama beredar di Indonesia, Mr. Ichitan lahir di Provinsi Chonburi pada 4 April 1959 di Thailand, ia dibesarkan di lingkungan keluarga yang bisa dibilang 'kurang mampu' dari orang tuanya yang masih keturunan Tionghoa. Orang tua Tan tidak hanya mengajarkan hemat, tapi juga disiplin. "Makan saja dihemat," ujarnya tersenyum. Tan mengaku tak pernah malu dengan kekurangan keluarganya itu.
Mr. Ichitan hanya mampu mengenyam pendidikan sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang juga menyambi menjadi seorang kuli untuk membantu orang tuanya, kemudian ia mulai bekerja menjadi seorang karyawan di Sahapatphibon yang menjadi pekerjaan awalnya, dari sini ia mulai menabung sampai akhirnya ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan membuka sendiri usahanya yakni sebuah toko buku di sebuah terminal bus di Provinsi Conburi, Thailand. Disamping itu semua ia juga memulai untuk mengivestasikan uangnya di bidang properti , Pada 1999 ia mendirikan Oishi Restaurant, sampai ia menjadi seorang seles supervisor, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengundurkan diri dan mendirikan lagi perusaannya.
Menjadi sukses bukanlah hal yang mudah. Berbekal tekad yang tinggi, Mr. Ichitan dapat bangun dari kegagalan dan membuat banyak bisnis baru di Thailand. “Awalnya saya menjual koran di usia 21 tahun di terminal Chonburi, Thailand sekaligus menjalankan bisnis lain seperti rumah makan,” jelas Mr. Ichitan yang memiliki ciri khas dengan topi pelautnya "Ini hanya ciri khas saya saja, bukan jimat keberuntungan" Ujarnya. Namun semuanya berubah saat krisis ekonomi melanda Thailand 1997, hal ini sangat berdampak pada bisnisnya yang membuat ia terlilit hutang mencapai 100 juta Bath atau sekitar 40 Milyar Rupiah (Coba kalo orang Indonesia pasti udah bunuh diri tuh. hahaha) Hutang yang menumpuk itu juga membuat perjalanan cintanya terhambat. Oleh calon mertua, lamaran yang ditunjukan oleh calon kekasihnya yang bernama Ing Passakornnatee, yang sering dipanggil dengan nama Sunisa, ditolak mentah-mentah. Ia mengaku bahwa saingannya pada saat itu adalah seorang anak dari Jendral Polisi dan pengusaha besar. "Saingan saya adalah anak jenderal polisi dan pengusaha besar. Orang tua Sunisa tidak setuju dengan saya yang banyak utang," tuturnya. Namun sebenarnya Sunisa juga sangat menyukai Tan Passakornatee dan menolak untuk dijodohkan dengan orang lain.
Bahkan karena saking bencinya Ayah Sunisa pernah memukul wajah Tan Passakornatee hanya karena sering menjemput sang calon ke rumah. Namun setelah 11 tahun akhirnya ia diterima itupun setelah ayahnya meninggal. Namun setelah itu semua ia kembali ke Bangkok untuk membangun usaha T.Y Marriage Studio Co. Ltd. Ini merupakan studio foto pernikahan yang pertama di Shoi Thonglor pada tahun 1993. Ia berhasil menyelenggarakan pernikahan untuk 2.000 pasangan. Pada akhir 1999, Tan sudah membaca potensi besar di balik bisnis restauran, yaitu produk teh hijau asli Jepang dengan merek Oishi. Bisnis inilah yang kemudian membuat ia menjadi penguasa pasar teh hijau dalam kemasan di Thailand hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Sejak saat itu reputasi bisnisnya meningkat dan saat ini studionya sudah memiliki lebih dari 20 cabang di Soi Thonglor. Saat ditahun 2010 perusahaan yang didirikannya itu sempat terkena banjir besar yang sempat membuat ia terpuruk, namun ditahun 2011 ia mulai bangun dari keterpurukannya setelah mengalami banjir itu. Ia berpesan agar generasi sekarang ini, sebaiknya mencari uang dan tabung lah uang sebanyak-banyaknya dan gunakannlah untuk mencari ide-ide baru. pesan ayah dua anak ini. Dengan kata lain, jika Anda jalan-jalan ke suatu negara, Anda tidak
hanya sekedar jalan-jalan. Akan tetapi juga mencari relasi dan juga ide
bisnis. Sehingga saat Anda pulang, Anda bisa mendapatkan ide bisnis di
negeri sendiri.
“Yang terpenting adalah ikhlas. Cara ini bisa membuat Anda bahagia,” tambah Mr. Ichitan.
Ia mengumpamakan seperti seduhan teh. Pertamanya pahit tapi kalau diminum terus rasanya manis.
“Yang paling menginspirasi saya adalah kedua orangtua dan Raja Thailand,” tambah Mr. Ichitan.
Selain itu, ia juga terinspirasi dari mantan bos di kantornya ia terlebih dahulu yang punya perusahaan mie tetapi hanya lulusan kelas 4 SD.
Tak hanya pabrik teh dan rumah makan, Mr. Ichitan juga memiliki lahan luas yang di dalamnya didirikan bangunan seperti resto dan toko yang disewakan.
Selain itu, ia juga terinspirasi dari mantan bos di kantornya ia terlebih dahulu yang punya perusahaan mie tetapi hanya lulusan kelas 4 SD.
Tak hanya pabrik teh dan rumah makan, Mr. Ichitan juga memiliki lahan luas yang di dalamnya didirikan bangunan seperti resto dan toko yang disewakan.
Setiap tahun, 50 persen dari keuntungan
pribadi Tan Passakornnatee dan istrinya Eng Passarkonate disumbangkan ke
yayasan Tan Pan.
Tanpan ini merupakan organisasi non
profit yang telah berdiri sejak tahun pertama operasi Ichitan hingga
tahun 2019. “Saat nanti saya berusia 60 tahun, saya dan Eng akan
menyumbangkan tidak kurang dari 90 persen keuntungan pribadi untuk
yayasan Tanpan dengan fokus pada pengembangan pendidikan dan lingkungan
di Thailand.
Selain menyumbangkan 50% dari keuntungan pribadinya untuk yayasan Tan Pan di Thailand, bahkan di Indonesia pun ia juga masih ingin membantu sesama walaupun ditahun lalu produk Ichitan menelan kerugian di Indonesia namun ia akan terus mengambangkannya sampai pada tahun ini perusahaan Ichitan mengalokasikan hadiah sebesar 9 miliar rupiah jumlah yang tak tanggung-tanggung memang dimulai 1 April 2017 dengan programk "mendadak jutawan" untuk 30 pemenang dan ini memang nyata, bahkan Tan Passakornatee tak segan untuk memberikan hadiahnya secara langsung kepada konsumen dan bagi pemenang yang memiliki anak yang masih sekolah dapat tambahan hadiah sebesar 20 juta rupiah untuk biaya pendidikannya. Seperti salah satu pemenang asal Tangerang yang merupakan seorang Ibu rumah tangga yang tak menyangka mendapatkan hadiah sebesar itu.
Perempuan berusia 24 tahun itu bernama Vickay Safitri. Mendadak menjadi
jutawan, rasanya seperti mimpi bagi Vickay. Hadiah itu sekaligus menjadi
pelipur luka hatinya. Sebab, belum lama ini, pernikahannya kandas dan
ia ditinggalkan begitu saja bersama dengan sang buah hati yang berumur 2
tahun bernama Adam Bryan.
Keberuntungan Vickay mendapatkan hadiah ratusan juta bermula ketika pada
hari Minggu, 2 April 2017, saat sedang pergi ke Pasar Anyar, Tangerang.
Karena didera dahaga ia memutuskan membeli minuman teh dalam kemasan,
ICHITAN. Vickay yang bekerja sebagai koordinator SPG di sebuah perusahaan kawasan
Tangerang ini sangat bersyukur mendapat uang ratusan juta. Apalagi
kondisi keuangan dan batinnya sedang terpuruk. Ketika ditanyakan apa yang akan ia lakukan dengan uang tersebut, dia
tidak dapat menahan tangisnya dan berkata, "Saya sebelumnya hidup agak
lumayan, tapi lama-kelamaan bisnis ayah saya bangkrut dan kadang-kadang
kami tidak punya uang untuk membayar listrik. Saat ini, ayah saya
terbaring di tempat tidur karena sakit paru-paru. Pernikahan saya juga
kandas kurang dari tiga tahun. Saat ini, saya hanya tinggal bersama
dengan anak laki-laki saya yang berumur 2 tahun. Saya juga harus jualan
di pasar untuk menambah biaya hidup."
ia juga menambahkan, "Besok saya akan pulang ke Sumedang untuk mengurus
pengobatan ayah saya.” Dengan uang tersebut, Vickay dapat mewujudkan
mimpi lamanya, membeli rumah di Sumedang, memberangkatkan ibunya pergi
Umrah, dan juga mengobati penyakit ayahnya.
Kebahagiaan turut dirasakan ibunda Vickay, Nia Kurnia. Tak kuasa menahan haru, tangisnya pecah kala melihat putri bugsunya menerima hadiah uang Rp300 juta yang diberikan langsung oleh Tan Passakornatee, pemilik dari perusahaan Ichitan. Dan rupanya, tak hanya uang Rp300 juta saja yang Vickay dapat. Ia memperoleh rezeki nomplok senilai Rp20 juta untuk membiayai anaknya sekolah. Hadiah tersebut diserahkan langsung oleh Pendiri dan CEO ICHITAN Group Mr.Tan Passakornatee.
Kebahagiaan juga menghampiri pedagang yang menjual minuman ICHITAN
kepada Vickay. Namanya Wasem. Sehari-hari, ia biasa berdagang di Pasar
Baru, Tangerang. Karena menjual ICHITAN berhadiah kepada Vickay, Wasem
diganjar hadiah 1 unit smartphone canggih keluaran terbaru.Kebahagiaan turut dirasakan ibunda Vickay, Nia Kurnia. Tak kuasa menahan haru, tangisnya pecah kala melihat putri bugsunya menerima hadiah uang Rp300 juta yang diberikan langsung oleh Tan Passakornatee, pemilik dari perusahaan Ichitan. Dan rupanya, tak hanya uang Rp300 juta saja yang Vickay dapat. Ia memperoleh rezeki nomplok senilai Rp20 juta untuk membiayai anaknya sekolah. Hadiah tersebut diserahkan langsung oleh Pendiri dan CEO ICHITAN Group Mr.Tan Passakornatee.
Vickay merupakan pemenang kedua dalam program "Mendadak Jutawan" yang
diselenggarakan ICHITAN. Sebelumnya, Eva Suryani yang berdomisili di
Kemayoran, Jakarta Pusat, memenangkan hadiah serupa. Setelah kemenangan mereka berdua, masih tersisa masih tersisa 28 botol
lagi yang berisi hadiah uang Rp300 juta. Program ini serempak diadakan
di seluruh Indonesia dari 1 April hingga 31 Juli 2017.
Dari kisah ini kita belajar akan arti dari pantang menyerah dan selalu berusaha untuk bangkit apapun yang terjadi, semoga kisah dari pengusaha Thailand Tan Passakornate dapat mengispirasi kita semua, sungguh sangat baiki hati Mr. Ichitan ini, karena ia sadar bahwa ia sukses sampai saat ini bukan hanya karena satu orang saja, dan ia juga ingin membantu saudara-saudaranya yang kurang mampu seperti yang pernah dirasakannya dulu sewaktu masih remaja.
No comments:
Post a Comment