Translate

Monday 3 April 2017

Kapal Selam Scorpene Akan Dibuat Oleh Indonesia

Kapal Selam Kelas Scorpene Akan Dibuat Oleh Indonesia.

Indonesia berusaha meningkatkan kemajuan terkait rencana membangun kapal selam diesel elekterik kelas Scorpene, dalam kemitraan dengan perusahaan pertahanan DCNS Perancis.

DCNS dan PT PAL Indonesia telah memperpanjang perjanjian kemitraan yang berakhir pada bulan Desember 2016 untuk perakitan kapal selam. Nota kesepahaman (MoU) meliputi perpanjangan perjanjian kerja sama industri antara PT PAL dan DCNS “dengan maksud untuk akuisisi Indonesia atas kapal selam.” Angkatan Laut Indonesia, yang terbesar di Asia Tenggara dalam jumlah kapal dan prajurit, ingin memiliki 10 sampai 12 armada kapal selam. Rencana penambahan itu merupakan bagian dari program Minimum Essential Force (MEF) Angkatan Laut Indonesia.

Sebagai bagian dari program ini, Indonesia pada tahun 2012 menempatkan order senilai 1 miliar dolar AS untuk tiga kapal selam Korea Selatan. Kapal selam pertama akan dibangun di Korea Selatan dengan insinyur Indonesia terlibat aktif dalam proses pembangunan. Segmen kapal selam ketiga akan dibangun di Indonesia, sementara yang ketiga dibangun oleh PT PAL di Surabaya. Ketiga kapal selam telah didesain sebagai kelas Nagapasa, versi Angkatan Laut Republik Korea yang didesain dengan Peningkatan Chang Bogo-class.

TNI Angkatan Laut juga mengoperasikan dua kapal selam Cakra-class, turunan dari Type 209 subs yang dikembangkan oleh Jerman. MoU antara DCNS dan PT PAL ditandatangani saat kunjungan Presiden Perancis François Hollande ke Jakarta. Ketua DCNS Hervé Guillou dan direktur PT PAL Firmansyah Arifin menandatangani MoU.

MoU juga mencakup kepentingan Indonesia dalam memperoleh kapal perang permukaan untuk TNI Angkatan Laut di bawah dialog pertahanan Indonesia-Perancis.
DCNS mencatat Indonesia ingin memperkuat kapasitas angkatan laut dan berdiskusi dengan Perancis untuk mengeksplorasi proyek kapal selam dan kapal permukaan yang akan dibangun di Indonesia dengan tingkat tinggi dalam konten industri lokal, melalui kerja sama jangka panjang Indonesia-Perancis.

“DCNS berkomitmen untuk membangun kemitraan jangka panjang dengan industri Indonesia untuk meningkatkan teknologi tinggi dengan konten industri lokal di Indonesia,” kata Guillou.

Kecanggihan Yang Dimiliki Kapal Selam Scorpene.

Scorpene menganut desain lambung modular, satu hal yang dirintis HDW Jerman tatkala melansir kapal selam Type 209 yang juga dipakai TNI AL. Selain dapat dilansir dengan varian berbeda, desain model modular membuat rombakan dan peningkatan teknologi dapat mudah dilakukan tanpa harus mengubah desain secara total. Struktur rangka Scorpene dirancang untuk mudah ditambah atau dikurangi fitur serta kelengkapannya. Ini pula yang memudahkan DCNS memasarkan Scorpene dengan label “customer oriented.”
Singkat cerita, ada tiga varian utama Scorpene yang ditawarkan. Pertama varian “Scorpene – Basic.” Varian beridentitas CM2000 ini merupakan versi dasar yang dipasarkan dengan mengedepankan aspek teknologi tinggi yang keseluruhan sub sistemnya kompak dan terintegrasi penuh. Scorpene Bacis digerakkan oleh sepasang mesin diesel yang masing-masing mampu menyemburkan daya lebih dari 1.250 kW.
Varian kedua “Scorpene – Basic AIP,”dengan identitas AM2000 adalah hasil perkawinan antara kapal selam diesel listrik konvensional dan kapal selam nuklir. Basic AIP (Air Independent Propulsion) alias mesin tidak tergantung pada pasokan udara bebas layaknya mesin konvensional. Sebenernya ada banyak sistem AIP. Namun yang dipilih DCNS untuk dipasang pada Scorpene adalah yang disebut MESMA (Module d’Energie Sous-Marine Autonome) yang sejatinya adalah reaktor sistem non nuklir. Cara kerjanya memang mirip reactor nuklir, namun pemanasannya tidak menggunakan bahan radioaktif melainkan campuran ethanol dan oksigen cair bertekanan tinggi. Sistem sirkuit tertutup ini memanfaatkan uap bahan bakar untuk menggerakan turbin, yang dalam perputarannya menyemburkan daya listrik. Varian ketiga Scorpene adalah CA2000, punya ukuran lebih kecil karena dirancang untuk coastal patrol.
Scorpene dilengkapi sistem manajemen tempur mutakhir SUBTICS (Submarine Tactical Integrated Combat System) yang dilengkapi enam tabung peluncur torpedo 21 inchi. Peluncuran baik tunggal maupun salvo dilakukan secara otomatis. Dalam misi-misinya, Scorpene dapat membopong beragam persenjataan, seperti 18 unit torpedo Black Shark. Selain itu bisa pula membawa rudal anti kapal SM-39 Exocet. Kalaupun mau menebar ranjau tak masalah, Scorpene sanggup membawa 30 unit ranjau laut. Keberadaan SUBTICS serupa dengan adopsi KongsbergMSI-90U Mk 2 pada kapal selam anyar TNI AL Changbogo Class.
Dalam mengendus sasarannya, Scorpene dipadati berbagai perlengkapan sonar. Tipenya beragam, mulai dari long range passive cylindrical array, intercept and acrive sonar, distributed array passive sonar, flank array, high resolution sonar (khusus untuk menteksi ranjau laut dan karang) serta sonar tarik (towed array). Kesemua sonar terintegrasi penuh dan hasil endusannya dapat terjasi langsung di enam layar multifungsi ukuran besar di ruang kendali.

No comments:

Post a Comment