Menyongsong Drone UAV-MALE Indonesia.
PT. Dirgantara Indonesia melalui Direktur Utama Budi Santoso, menandatangani MoU dengan CEO Turkish Aerospace Industries, Inc (TAI), PhD. Temel KOTÌL, diajang Internationan Defence Industry Fair (IDEF) 2017, 9-12 Mei 2017 di Instambul, Turki. Menurut laman BUMN.go.id, MoU antara PTDI dan TAI antara lain:
1. Peningkatan Avionaik dan sayap untuk pesawat-pesawat CN235.
2. Pengembangan, Sertifikasi, dan produksi bersama pesawat N245.
3. Global Supply Chain untuk komponen pesawat CN235.
4. Pengambangan bersama untuk pesawat tanpa awak (Drone) kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE)
Dari keempat kesepakatan diatas saya akan membahas yang menurut saya paling menarik yakni poin 4 pengembangan bersama untuk pesawat tanpa awak (Drone) kelas MALE, ini sebuah terobosan menarik, karena Turkish Aerospace Industry (TAI), telah menerbangakan UAV-MALE (Advenced) Anka Blok B (ANKA S) Sejak 30 Januari 2015.
UAV ANKA B adalah generasi kedua dari kelas UAV-MALE buatan Turki yang merupakan produksi versi standar. 10 unit UAV ANKA B telah dipesan pada bulan Oktober 2013 untuk militer Turki. ANKA B memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan pendahulunya yakni ANKA BLOK A. UAV ini memiliki perangkat baru new hight definition (HD) Electro optical infrared (EOIR) yang memuat laser disignator/laser rangefinder, Aselsan/ MilSOFT synthetic aperture radar (SAR), satellite communications (SATCOM),
encrypted datalink dan moda flight control computer buatan dalam negeri.
Penerbangan pertama dari produksi-standar UAV Anka B membutuhkan
waktu empat tahun setelah Prototype pertama Anka terbang pada bulan
Desember 2010.
Program UAV Anka telah mengalami beberapa masalah, termasuk
kecelakaan pesawat pertama pada bulan September 2012 dan beberapa
masalah dengan payload Anka A, tapi sekarang tampaknya UAV ini bergerak
maju sesuai dengan yang direncanakan bahwa pengiriman ke Angkatan Udara
Turki akan dilakukan tahun 2016. 10 unit Anka B dijadwalkan akan dikirim
ke militer Turki pada tahun 2018.
UAV Anka adalah salah satu produk utama dari rencana pembangunan
alutsista buatan dalam negeri Turki, yang lebih dari satu dekade diawasi
oleh Undersecretariat for Defence Industries. Melalui lembaga ini Turki
tampak berhasil membuat dirinya menjadi mandiri lebih luas untuk
teknologi pertahanan, dengan tujuan tambahan membangun Turki menjadi
eksportir utama teknologi pertahanan.
Dalam mengembangkan dan produksi UAV Anka, Turki telah memposisikan
diri sebagai satu-satunya negara Eropa yang memiliki produksi UAV MALE.
Mengingat UAV medium altitude long endurance (MALE) saat ini sangat
dicari oleh militer, maka jenis UAV ini bisa sukses di pasar ekspor. Hal
ini terutama berlaku di pasar Timur Tengah, di mana karena berbagai
alasan Amerika Serikat tidak mau mengekspor UAV MALE dan user Timur
Tengah tidak mau membeli produk Israel.
Dari sejumlah foto yang beredar UAV Anka S telah mengusung rocket pod
(4 roket Cirit) di sisi sayap kanan, dan 2 rudal menengah-jauh
anti-tank UMTAS di sisi sayap kiri. Roket Cirit dan rudal UMTAS ini
disuplai oleh perusahaan Roketsan Turki.
Dengan kemampuan kedirgantaan dari kedua pihak, diharapkan kerjasama
pengembangan bersama pesawat tanpa awak kelas Medium Altitude Long
Endurance (MALE), PT DI dan TAI, akan menghasilkan UAV MALE yang handal
dan mematikan.
No comments:
Post a Comment