Tank Kaplan MT Hasil Kerjasama Indonesia-Turki Akan Ikut Menyemarakan HUT TNI Bulan Oktober Mendatang.
Kaplan MT, sebuah tank medium yang dikembangkan oleh Indonesia dan
Turki untuk menghadapi lingkungan pertempuran yang panas dan lembab di
wilayahy Asia, sesuai rencana akan mulai diproduksi pada 2018 setelah
prototype pertama di ungkap pada pameran IDEF 2017 di Instambul, Turki.
Tank yang telah resmi diperkenalkan oleh FNSS dan Pindad sebagai "Kaplan
MT", purwarupa Modern Medium Weight Tank (MMWT) ini akan muncul dalam
parade Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia Bulan Oktober
mendatang.
Purwarupa Kaplan MT tersebut akan dikirim ke Indonesia
menyusul sejumlah pengujian radikal yang akan dilaksanakan Turki, tank
medium tersebut dikembangkan bersama oleh PT PINDAD (persero), yang
merupakan perusahaan milik negara Indonesia yang bergerak dibidang
pembuatan senjata dan kendaraan militer, dan FNSS Sanvunma Sistemleri
dari Turki, Produsen serta pemasuk kendaraan tempur lapis baja terkemuka
bagi Angkatan Bersenjata Turki.
Tank medium Kaplan MT ini
dipersenjatai dengan meriam 105 mm yang distabilkan, diberi unpan oleh
pemuat otomatis. Senapan mesin 7.62 mm dipasang pada persenjataan utama.
Kaplan MT ini akan bertugas untuk memberikan dukungan langsung pada
pasukan TNI yang turun langsung ke medan perang.
Menara yang
terdapat di Tank itu merupakan menara CMI Defence 3015 buatan Belgia,
yang menyatukan meriam bertekanan tinggi Cockreill 106 mm dengan
autoloader canggih untuk memberikan tingkat kematian tinggi meskipun
dengan bobot yang sangat ringan (35 ton). Tank tersebut juga dilengkapi
peluncur granat asap yang dioprasikan dengan listrik dan digabungkan
dengan sistem peringatan laser yang terpasang pada menara.
Tank
Kaplan MT ini dilengkapi dengan sistem kontrol tembakan (FCS)
terkomputerisasi dan komandan berserta penembak masing-masing dilengkapi
dengan sistem pengamatan thermal yang stabil dengan pengintai laser
jarak jauh. Tank ini juga memiliki tingkat perlindungan yang tinggi,
yang mana seluruh lambung baja di las dan dapat menggunakan
pelindung/perisai tambahan.
Interior tank Kaplan MT dirancang
dengan sangat hati-hati dan mempertimbangkan ergonomi para awak dan
kondisi taktis serta medan pertempuran yang berbeda termasuk mengemudi,
menembak, dan bongkar muat amunisi. Kursi pengemudinya pun dirancang
khusus, yang mana memungkinkan sang pengemudi mendapat keuntungan atas
bidang pandang yang disempurnakan serta akses yang mudah ke dashboar
dan perangkat lainnya.
Tank ini sepenuhnya dapat dioperasikan dengan berbagai kondisi ketinggian dan kelembapan, dan pada suhu mulai dari -18
°C sampai 55 °C. Kaplan MT dilengkapi dengan mesin diesel, sistem
transmisi dan pendinginan otomatis, yang mampu menghasilkan rasio daya
dan berat sebesar 20 hP/ton serta dapat melaju hingga kecepatan 70
km/jam. Paket daya tank ini dilengkapi tangki bahan bakar berpendingin
menggunakan kipas hidrolik berbasis perangkat lunak cerdas untuk
ekstrasi torsi secara optimal dan menghemat bahan bakar, juga dilengkapi
dua tangki bahan bakar terpisah memberikan jarak operasi hingga 450 km.
Translate
Thursday, 18 May 2017
Sunday, 14 May 2017
Menyongsong UAV-MALE Indonesia
Menyongsong Drone UAV-MALE Indonesia.
PT. Dirgantara Indonesia melalui Direktur Utama Budi Santoso, menandatangani MoU dengan CEO Turkish Aerospace Industries, Inc (TAI), PhD. Temel KOTÌL, diajang Internationan Defence Industry Fair (IDEF) 2017, 9-12 Mei 2017 di Instambul, Turki. Menurut laman BUMN.go.id, MoU antara PTDI dan TAI antara lain:
1. Peningkatan Avionaik dan sayap untuk pesawat-pesawat CN235.
2. Pengembangan, Sertifikasi, dan produksi bersama pesawat N245.
3. Global Supply Chain untuk komponen pesawat CN235.
4. Pengambangan bersama untuk pesawat tanpa awak (Drone) kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE)
Dari keempat kesepakatan diatas saya akan membahas yang menurut saya paling menarik yakni poin 4 pengembangan bersama untuk pesawat tanpa awak (Drone) kelas MALE, ini sebuah terobosan menarik, karena Turkish Aerospace Industry (TAI), telah menerbangakan UAV-MALE (Advenced) Anka Blok B (ANKA S) Sejak 30 Januari 2015.
UAV ANKA B adalah generasi kedua dari kelas UAV-MALE buatan Turki yang merupakan produksi versi standar. 10 unit UAV ANKA B telah dipesan pada bulan Oktober 2013 untuk militer Turki. ANKA B memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan pendahulunya yakni ANKA BLOK A. UAV ini memiliki perangkat baru new hight definition (HD) Electro optical infrared (EOIR) yang memuat laser disignator/laser rangefinder, Aselsan/ MilSOFT synthetic aperture radar (SAR), satellite communications (SATCOM), encrypted datalink dan moda flight control computer buatan dalam negeri.
Penerbangan pertama dari produksi-standar UAV Anka B membutuhkan waktu empat tahun setelah Prototype pertama Anka terbang pada bulan Desember 2010.
Program UAV Anka telah mengalami beberapa masalah, termasuk kecelakaan pesawat pertama pada bulan September 2012 dan beberapa masalah dengan payload Anka A, tapi sekarang tampaknya UAV ini bergerak maju sesuai dengan yang direncanakan bahwa pengiriman ke Angkatan Udara Turki akan dilakukan tahun 2016. 10 unit Anka B dijadwalkan akan dikirim ke militer Turki pada tahun 2018.
UAV Anka adalah salah satu produk utama dari rencana pembangunan alutsista buatan dalam negeri Turki, yang lebih dari satu dekade diawasi oleh Undersecretariat for Defence Industries. Melalui lembaga ini Turki tampak berhasil membuat dirinya menjadi mandiri lebih luas untuk teknologi pertahanan, dengan tujuan tambahan membangun Turki menjadi eksportir utama teknologi pertahanan.
Dalam mengembangkan dan produksi UAV Anka, Turki telah memposisikan diri sebagai satu-satunya negara Eropa yang memiliki produksi UAV MALE. Mengingat UAV medium altitude long endurance (MALE) saat ini sangat dicari oleh militer, maka jenis UAV ini bisa sukses di pasar ekspor. Hal ini terutama berlaku di pasar Timur Tengah, di mana karena berbagai alasan Amerika Serikat tidak mau mengekspor UAV MALE dan user Timur Tengah tidak mau membeli produk Israel.
Dari sejumlah foto yang beredar UAV Anka S telah mengusung rocket pod (4 roket Cirit) di sisi sayap kanan, dan 2 rudal menengah-jauh anti-tank UMTAS di sisi sayap kiri. Roket Cirit dan rudal UMTAS ini disuplai oleh perusahaan Roketsan Turki.
Dengan kemampuan kedirgantaan dari kedua pihak, diharapkan kerjasama pengembangan bersama pesawat tanpa awak kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE), PT DI dan TAI, akan menghasilkan UAV MALE yang handal dan mematikan.
PT. Dirgantara Indonesia melalui Direktur Utama Budi Santoso, menandatangani MoU dengan CEO Turkish Aerospace Industries, Inc (TAI), PhD. Temel KOTÌL, diajang Internationan Defence Industry Fair (IDEF) 2017, 9-12 Mei 2017 di Instambul, Turki. Menurut laman BUMN.go.id, MoU antara PTDI dan TAI antara lain:
1. Peningkatan Avionaik dan sayap untuk pesawat-pesawat CN235.
2. Pengembangan, Sertifikasi, dan produksi bersama pesawat N245.
3. Global Supply Chain untuk komponen pesawat CN235.
4. Pengambangan bersama untuk pesawat tanpa awak (Drone) kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE)
Dari keempat kesepakatan diatas saya akan membahas yang menurut saya paling menarik yakni poin 4 pengembangan bersama untuk pesawat tanpa awak (Drone) kelas MALE, ini sebuah terobosan menarik, karena Turkish Aerospace Industry (TAI), telah menerbangakan UAV-MALE (Advenced) Anka Blok B (ANKA S) Sejak 30 Januari 2015.
UAV ANKA B adalah generasi kedua dari kelas UAV-MALE buatan Turki yang merupakan produksi versi standar. 10 unit UAV ANKA B telah dipesan pada bulan Oktober 2013 untuk militer Turki. ANKA B memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan pendahulunya yakni ANKA BLOK A. UAV ini memiliki perangkat baru new hight definition (HD) Electro optical infrared (EOIR) yang memuat laser disignator/laser rangefinder, Aselsan/ MilSOFT synthetic aperture radar (SAR), satellite communications (SATCOM), encrypted datalink dan moda flight control computer buatan dalam negeri.
Penerbangan pertama dari produksi-standar UAV Anka B membutuhkan waktu empat tahun setelah Prototype pertama Anka terbang pada bulan Desember 2010.
Program UAV Anka telah mengalami beberapa masalah, termasuk kecelakaan pesawat pertama pada bulan September 2012 dan beberapa masalah dengan payload Anka A, tapi sekarang tampaknya UAV ini bergerak maju sesuai dengan yang direncanakan bahwa pengiriman ke Angkatan Udara Turki akan dilakukan tahun 2016. 10 unit Anka B dijadwalkan akan dikirim ke militer Turki pada tahun 2018.
UAV Anka adalah salah satu produk utama dari rencana pembangunan alutsista buatan dalam negeri Turki, yang lebih dari satu dekade diawasi oleh Undersecretariat for Defence Industries. Melalui lembaga ini Turki tampak berhasil membuat dirinya menjadi mandiri lebih luas untuk teknologi pertahanan, dengan tujuan tambahan membangun Turki menjadi eksportir utama teknologi pertahanan.
Dalam mengembangkan dan produksi UAV Anka, Turki telah memposisikan diri sebagai satu-satunya negara Eropa yang memiliki produksi UAV MALE. Mengingat UAV medium altitude long endurance (MALE) saat ini sangat dicari oleh militer, maka jenis UAV ini bisa sukses di pasar ekspor. Hal ini terutama berlaku di pasar Timur Tengah, di mana karena berbagai alasan Amerika Serikat tidak mau mengekspor UAV MALE dan user Timur Tengah tidak mau membeli produk Israel.
Dari sejumlah foto yang beredar UAV Anka S telah mengusung rocket pod (4 roket Cirit) di sisi sayap kanan, dan 2 rudal menengah-jauh anti-tank UMTAS di sisi sayap kiri. Roket Cirit dan rudal UMTAS ini disuplai oleh perusahaan Roketsan Turki.
Dengan kemampuan kedirgantaan dari kedua pihak, diharapkan kerjasama pengembangan bersama pesawat tanpa awak kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE), PT DI dan TAI, akan menghasilkan UAV MALE yang handal dan mematikan.
Wednesday, 10 May 2017
Inilah Penampilan Tank Medium Buatan PINDAD dan FNSS
Tank Medium Buatan Indonesia-Turki Hadir Di IDEF 2017
Tank medium-weight Kaplan MT, yang dikembangkan oleh FNSS dalam kemitraan dengan PT Pindad Indonesia, sedang dipersiapkan untuk tampil pada ajang 13th International Defense Industry Fair (IDEF 2017), dengan prototipe siap untuk pengujian. Dibelakang bagian tangki merupakan Power Pack yang menyediakan Rasio daya/ berat "20 Hp/ ton". Transfer daya mesin ini ke sistem berjalan, yang memiliki enam roda, sistem suspensi anti-shock dibangun di atas twisting and twisting spindles dengan palet ganda disematkan.
Tank ini dipersenjatai dengan CMI Cockerill 3105 tower dengan terintegrasi tekanan tinggi 105 mm Cockerill ball dan sebuah advanced automatic filler. Berkat menara ini, Kaplan MT mencapai daya penghancuran yang tinggi meskipun berat badan rendah.
Pada Kaplan MT, ada juga sistem manejemen medan perang dan sistem peringatan laser yang menyediakan kesadaran taktis bagi komandan kendaraan. Di kelasnya, Kaplan MT, yang memiliki tingkat tertinggi mine dan perlindungan balistik , memungkinkan pengguna dengan cepat dan mudah merespon musuh dalam waktu yang singkat dengan kekuatan tembakan yang cukup besar.
General Manager FNSS Nail Kurt mengatakan bahwa Kaplan MT merupakan kendaraan yang spesial.
“Dalam perjalanan proyek, ketika kita menunjukkan kinerja kendaraan, efektivitas desain ini akan terungkap lebih jelas. Selain kendaraan ini, kami menjalankan proyek AV8 dengan mitra bisnis kami DEFTECH di malaysia. Di Arab Saudi , itu adalah perusahaan patungan, FNSS ME, Kami menjalankan sebuah pabrik milik negara melalui perusahaan patungan kami, FNSS ME. Di Indonesia, kita menerapkan model yang berbeda dimana kita bersama-sama mengembangkan produk. Dengan teknologinya dan pengalamannya, FNSS siap untuk bekerja sama dengan negara-negara yang bersahabat dan bersekutu dengan model kerjasama yang berbeda.” tambahnya,.”
Tentang Tank Kaplan MT.
Tank medium-weight Kaplan MT, yang dikembangkan oleh FNSS dalam kemitraan dengan PT Pindad Indonesia, sedang dipersiapkan untuk tampil pada ajang 13th International Defense Industry Fair (IDEF 2017), dengan prototipe siap untuk pengujian. Dibelakang bagian tangki merupakan Power Pack yang menyediakan Rasio daya/ berat "20 Hp/ ton". Transfer daya mesin ini ke sistem berjalan, yang memiliki enam roda, sistem suspensi anti-shock dibangun di atas twisting and twisting spindles dengan palet ganda disematkan.
Tank ini dipersenjatai dengan CMI Cockerill 3105 tower dengan terintegrasi tekanan tinggi 105 mm Cockerill ball dan sebuah advanced automatic filler. Berkat menara ini, Kaplan MT mencapai daya penghancuran yang tinggi meskipun berat badan rendah.
Pada Kaplan MT, ada juga sistem manejemen medan perang dan sistem peringatan laser yang menyediakan kesadaran taktis bagi komandan kendaraan. Di kelasnya, Kaplan MT, yang memiliki tingkat tertinggi mine dan perlindungan balistik , memungkinkan pengguna dengan cepat dan mudah merespon musuh dalam waktu yang singkat dengan kekuatan tembakan yang cukup besar.
General Manager FNSS Nail Kurt mengatakan bahwa Kaplan MT merupakan kendaraan yang spesial.
“Dalam perjalanan proyek, ketika kita menunjukkan kinerja kendaraan, efektivitas desain ini akan terungkap lebih jelas. Selain kendaraan ini, kami menjalankan proyek AV8 dengan mitra bisnis kami DEFTECH di malaysia. Di Arab Saudi , itu adalah perusahaan patungan, FNSS ME, Kami menjalankan sebuah pabrik milik negara melalui perusahaan patungan kami, FNSS ME. Di Indonesia, kita menerapkan model yang berbeda dimana kita bersama-sama mengembangkan produk. Dengan teknologinya dan pengalamannya, FNSS siap untuk bekerja sama dengan negara-negara yang bersahabat dan bersekutu dengan model kerjasama yang berbeda.” tambahnya,.”
Tentang Tank Kaplan MT.
Dikembangkan oleh FNSS dan perusahaan
Indonesia PT Pindad dalam lingkup proyek gabungan, KAPLAN MT Modern
Medium Weight Tank dipamerkan kepada pengunjung di IDEF 2017 dengan
prototipe siap uji.
KAPLAN MT membawa sebuah nafas baru ke
medan perang dengan kemampuan tembakan langsung yang akurat, berbagai
pilihan amunisi mulai dari dukungan tembakan jarak dekat dengan amunisi
anti-tank, mobilitas taktis dan strategis yang superior.
KAPLAN MT didukung oleh power pack di bagian belakang kendaraan, yang memberikan rasio power-to-weight sekitar 20 HP / ton. Mesin memindahkan tenaga ini ke sistem penggerak, yang memiliki sistem suspensi anti-shock enam roda dengan tuas ganda yang dipasang pada torsi bar.
Bagian dalam kendaraan direkayasa dengan
hati-hati dengan mempertimbangkan ergonomi awak dan kondisi taktis serta
medan perang yang berbeda, termasuk mengemudi, menembak dan bongkar
muat amunisi. Tipe khusus kursi pengemudi memungkinkan operator memiliki
bidang pandang yang memadai, dan untuk mengakses semua peralatan kabin.
KAPLAN MT juga dilengkapi dengan sistem manajemen medan perang (battlefield management system) dan sistem peringatan laser (laser warning system) yang memberikan kesadaran taktis kepada komandan kendaraan.
Proses Kapal Ke-3 dan Ke-4 Pesanan Filiphina Oleh PT. PAL Indonesia
PT. PAL Indonesia Sedang Memproses Pembuatan Kapal SSV Ke-3 dan Ke-4 Pesanan Militer Filiphina.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementrian BUMN Fajar Herry Sampurno Menyampaikan bahwa Indonesia masih memproses pembuatan kapal perang pesanan Filiphina ke-3 dan ke-4 dengan tipe yang berbeda.
“Sudah ada pembicaraan dengan Filipina, rencana ada SSV 3 dan SSV 4,” ujar Harry pada Rabu (10/5/2017).
Harry menjelaskan bahwa meski sebenarnya dua kapal yang dipesan itu memiliki tipe yang sama, namun militer Filiphina menginginkan memiliki fungsi yang khusus, yaitu satu sebagai kapal rumah sakit dan satu lagi sebagai kapal markas pasukan. Dalam kapoal rumah sakit ini, nantinya dijadikan cover kesehatan bagi para pasukan yang tengah melakukan operasi di daerah daerah pertempuran.
didalamnya akan ada laboratorium dan hingga ruang perawatan.
Sementara untuk kapal markas pasukan, akan digunakan militer Filiphina guna memberantas para perompak yang berada diperairannya.
”Nanti juga dilengkapi dengan senjata. ?Filipina ini negara kepulauan seperti Indonesia, sehingga pemberontak-pemberontak akan dimasukkan ke kapal, sehingga tidak perlu turun ke darat. Nah SSV ini cocok,” jelas Harry.
Filiphina Mengaku Puas Dengan Kapal Buatan Indonesia.
Filipina mengaku puas pada kapal perang buatan PT PAL Indonesia yang telah dipesannya. Hal itu disampaikan setelah kapal “Strategic Sealift Vessel” (SSV) BRP Davao Del Sur LD 602 tiba di Pelabuhan Manila.
“Kami dari Filipina mengapresiasi dan sangat berterima kasih dengan produk PT PAL Indonesia dan selama perjalanan kondisi cuaca juga cukup bagus,” ujar Komandan Satuan Tugas Pengadaan Kapal SSV dari Filipina, Richard N Gonzaga, di Pelabuhan Manila, Senin.
Ia mengatakan bahwa ekspor kedua kali ini sama seperti perjalanan pertama, yakni aman. “Kami akui ini merupakan perjalanan yang sangat bagus dari Surabaya ke Manila,” kata Gonzaga yang sekaligus Komandan Kapal BRP Davao Del Sur LD 602. Pejabat Pelatih Anak Buah Kapal atau ABK Filiphina Bonifacio Manzano mengaku secara umum operasional mesin kapal sangat bagus dan layak sehingga tidak mengalami kendala berarti selama perjalanan.
“Secara umum tidak ada masalah untuk mesin kapal selama perjalanan, dan saya rasa sangat bagus mesin dan perjalanan ini,” kata Manzano yang juga Palaksa Kapal BRP Davao Del Sur LD 602.
Perjalanan laut dari Surabaya ke Manila ditempuh dengan malintasi laut Jawa, dan selat Makassar, kemudian laut Sulawasi, dan Laut China. Sebelum berlabuh di Lego Jnagkar pelabuhan Manila. Sebelumnya, perjalanan eskpor kedua dilepas Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada Selasa (4/5) di Dermaga Semarang, Ujung Pandang Surabaya, Jawa Timur.
Awak Angkatan Laut Filipina yang mengikuti perjalanan ini ada 115 orang, ditambah 112 awak PT PAL Indonesia, dan 22 Anak Buah Kapal (ABK), serta lima petugas katering.
BRP Davao Del Sur LD 602 merupakan kapal perang pesanan kedua Filipina, sedangkan pesanan pertama diberi nama Tarlac yang tiba di Manila pada 13 Mei 2016.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementrian BUMN Fajar Herry Sampurno Menyampaikan bahwa Indonesia masih memproses pembuatan kapal perang pesanan Filiphina ke-3 dan ke-4 dengan tipe yang berbeda.
“Sudah ada pembicaraan dengan Filipina, rencana ada SSV 3 dan SSV 4,” ujar Harry pada Rabu (10/5/2017).
Harry menjelaskan bahwa meski sebenarnya dua kapal yang dipesan itu memiliki tipe yang sama, namun militer Filiphina menginginkan memiliki fungsi yang khusus, yaitu satu sebagai kapal rumah sakit dan satu lagi sebagai kapal markas pasukan. Dalam kapoal rumah sakit ini, nantinya dijadikan cover kesehatan bagi para pasukan yang tengah melakukan operasi di daerah daerah pertempuran.
didalamnya akan ada laboratorium dan hingga ruang perawatan.
Sementara untuk kapal markas pasukan, akan digunakan militer Filiphina guna memberantas para perompak yang berada diperairannya.
”Nanti juga dilengkapi dengan senjata. ?Filipina ini negara kepulauan seperti Indonesia, sehingga pemberontak-pemberontak akan dimasukkan ke kapal, sehingga tidak perlu turun ke darat. Nah SSV ini cocok,” jelas Harry.
Filiphina Mengaku Puas Dengan Kapal Buatan Indonesia.
Filipina mengaku puas pada kapal perang buatan PT PAL Indonesia yang telah dipesannya. Hal itu disampaikan setelah kapal “Strategic Sealift Vessel” (SSV) BRP Davao Del Sur LD 602 tiba di Pelabuhan Manila.
“Kami dari Filipina mengapresiasi dan sangat berterima kasih dengan produk PT PAL Indonesia dan selama perjalanan kondisi cuaca juga cukup bagus,” ujar Komandan Satuan Tugas Pengadaan Kapal SSV dari Filipina, Richard N Gonzaga, di Pelabuhan Manila, Senin.
Ia mengatakan bahwa ekspor kedua kali ini sama seperti perjalanan pertama, yakni aman. “Kami akui ini merupakan perjalanan yang sangat bagus dari Surabaya ke Manila,” kata Gonzaga yang sekaligus Komandan Kapal BRP Davao Del Sur LD 602. Pejabat Pelatih Anak Buah Kapal atau ABK Filiphina Bonifacio Manzano mengaku secara umum operasional mesin kapal sangat bagus dan layak sehingga tidak mengalami kendala berarti selama perjalanan.
“Secara umum tidak ada masalah untuk mesin kapal selama perjalanan, dan saya rasa sangat bagus mesin dan perjalanan ini,” kata Manzano yang juga Palaksa Kapal BRP Davao Del Sur LD 602.
Perjalanan laut dari Surabaya ke Manila ditempuh dengan malintasi laut Jawa, dan selat Makassar, kemudian laut Sulawasi, dan Laut China. Sebelum berlabuh di Lego Jnagkar pelabuhan Manila. Sebelumnya, perjalanan eskpor kedua dilepas Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada Selasa (4/5) di Dermaga Semarang, Ujung Pandang Surabaya, Jawa Timur.
Awak Angkatan Laut Filipina yang mengikuti perjalanan ini ada 115 orang, ditambah 112 awak PT PAL Indonesia, dan 22 Anak Buah Kapal (ABK), serta lima petugas katering.
BRP Davao Del Sur LD 602 merupakan kapal perang pesanan kedua Filipina, sedangkan pesanan pertama diberi nama Tarlac yang tiba di Manila pada 13 Mei 2016.
Tuesday, 9 May 2017
Mengkaji Pesawat N219 Versi Amfibi
N-219 Versi Amfibi Masih Terus Dikaji Oleh PT. Dirgantara Indonesia dan LAPAN
Kepala Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, menyampaikan bahwa Indonesia pasar dan peluang yang besar dalam industri kedirgantaraan. Hal itu disampaikan Thomas saat memberikan sambutan Focus Group Discussion (FGD) bertemakan Kesiapan Komunitas Dirgantara Indonesia Drai Teknis,Project Menejemen dan Bisnis dalam menyambut Program Strategis Nasional.
Acara yang bertujuan untuk mengkaji pesawat N-219 Varian amfibi ini berlangsung di Auditorium Balai Pertemuan Dirgantara Kantor Pusat LAPN, Jakarta, pada Kamis 4 Mei. Thomas menjelaskan bahwa program prioritas nasional dan Proyek Strategis Nasional bisa selaras. Hal tersebut dapat mengacu dan mendorong cita-cita dalam industri penerbangan yang maju dan mandiri. Pesawat N-219 Diharapkan dapat mendarat di pulau kecil dan juga perairan.
Hal ini sesuai harapan presiden Joko Widodo agar selanjutnya dikembnagkan pesawat kelas menengah dengan payload 30-60 orang. Keinginanannya itu pernah di sampaikan saat meninjau proyek N-219. Ada cita-cita dan komitmen kuat, sehingga dalam Rencana Pembangaunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Telah dicantumkan program N-219, N-245, dan N-270.
Sementara itu, Ditjen Penguatan Inovasi Ristek Dikti Jumain Appe mengatakan bahwa N-219 merupakan kebangkitan penerbangan nasional yang kedua setelah sebelumnya Indonesia berhasil menerbangkan pesawat legendaris buatan anak bangsa N-250 Gatotkaca dan Krincing wesi, secata spesifik, Indonesia yang terdiri dari banyak pulau memerlukan dukungan nasional untuk transportasi udara. Tipe daerahnya dengan jarak pendek yeng membutuhkan konektifitas agar terwujud perekonomian yang merata dan N-219 dinalai tepat, industri komponen nasional perlu dikembangkan untuk mendukung pembuatan N-219. Selain membahas tentang pesawat N-219A (AMFIBI), diskusi sehari ini juga mengkaji kelayakan pengembangannya, Rencana pengembangan N219 dikupas mulai dari aspek teknis, project management, dan bisnis.
Spesifikasi Pesawat N-219A.
Pesawat N219 amfibi ini memiliki panjang badan 16,74 meter dengan tinggi 6,18 meter. Sedangkan lebar sayap pesawat 19,50 meter. Lebar kabin dalam pesawat 1,80 meter dengan tinggi 1,71 meter. Sedangkan panjang kabin pesawat 6,65 meter dengan kapasitas penumpang 19 orang. Sedikitnya bisa mengangkut tiga kontainer tipe D2 dengan dimensi 1,4 meter x 1,06 meter x 1,14 meter sebanyak 3 unit.
Agar bisa mendarat di air, bagian bawah pesawat dilengkapi dengan tambahan yang mirip seperti perahu nelayan. Jika ingin melakukan pendaratan di darat, roda pesawat akan keluar dari dari landing gear.
Kepala Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, menyampaikan bahwa Indonesia pasar dan peluang yang besar dalam industri kedirgantaraan. Hal itu disampaikan Thomas saat memberikan sambutan Focus Group Discussion (FGD) bertemakan Kesiapan Komunitas Dirgantara Indonesia Drai Teknis,Project Menejemen dan Bisnis dalam menyambut Program Strategis Nasional.
Acara yang bertujuan untuk mengkaji pesawat N-219 Varian amfibi ini berlangsung di Auditorium Balai Pertemuan Dirgantara Kantor Pusat LAPN, Jakarta, pada Kamis 4 Mei. Thomas menjelaskan bahwa program prioritas nasional dan Proyek Strategis Nasional bisa selaras. Hal tersebut dapat mengacu dan mendorong cita-cita dalam industri penerbangan yang maju dan mandiri. Pesawat N-219 Diharapkan dapat mendarat di pulau kecil dan juga perairan.
Hal ini sesuai harapan presiden Joko Widodo agar selanjutnya dikembnagkan pesawat kelas menengah dengan payload 30-60 orang. Keinginanannya itu pernah di sampaikan saat meninjau proyek N-219. Ada cita-cita dan komitmen kuat, sehingga dalam Rencana Pembangaunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Telah dicantumkan program N-219, N-245, dan N-270.
Sementara itu, Ditjen Penguatan Inovasi Ristek Dikti Jumain Appe mengatakan bahwa N-219 merupakan kebangkitan penerbangan nasional yang kedua setelah sebelumnya Indonesia berhasil menerbangkan pesawat legendaris buatan anak bangsa N-250 Gatotkaca dan Krincing wesi, secata spesifik, Indonesia yang terdiri dari banyak pulau memerlukan dukungan nasional untuk transportasi udara. Tipe daerahnya dengan jarak pendek yeng membutuhkan konektifitas agar terwujud perekonomian yang merata dan N-219 dinalai tepat, industri komponen nasional perlu dikembangkan untuk mendukung pembuatan N-219. Selain membahas tentang pesawat N-219A (AMFIBI), diskusi sehari ini juga mengkaji kelayakan pengembangannya, Rencana pengembangan N219 dikupas mulai dari aspek teknis, project management, dan bisnis.
Spesifikasi Pesawat N-219A.
Pesawat N219 amfibi ini memiliki panjang badan 16,74 meter dengan tinggi 6,18 meter. Sedangkan lebar sayap pesawat 19,50 meter. Lebar kabin dalam pesawat 1,80 meter dengan tinggi 1,71 meter. Sedangkan panjang kabin pesawat 6,65 meter dengan kapasitas penumpang 19 orang. Sedikitnya bisa mengangkut tiga kontainer tipe D2 dengan dimensi 1,4 meter x 1,06 meter x 1,14 meter sebanyak 3 unit.
Agar bisa mendarat di air, bagian bawah pesawat dilengkapi dengan tambahan yang mirip seperti perahu nelayan. Jika ingin melakukan pendaratan di darat, roda pesawat akan keluar dari dari landing gear.
Monday, 1 May 2017
Pertemuan Pihak DAPA-Kemhan Kembali Membahas Program Pesawat Tempur KF-X/IF-X
DAPA-Kemhan Bertemu Bahas Proyek Pesat Tempur KF-X/IF-X Di Jakarta.
Sekretaris Jendral Kementrian Pertahanan, Laksdya TNI Widodo menerima Direktur General KF-X Group, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan, Jung Kwang-Sun beserta Delegasi (DAPA) Jum’at (28/4/2017) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Direktor General KF-X Program Group, DAPA Korsel, menyapaikan perkembangan proyek kerja sama pengembangan pesawat Tempur KF-X/IF-X antara Indonesia dan Korea Selatan. Meskipun dalam perjalananya terdapat berbagai permasalahan, namun dijelaskan permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi bersama.
Pemerintah Korea Selatan berkomitmen untuk memastikan proyek kerjasama dapat terus berjalan dengan baik, “Kedua negara telah sepakat untuk menyelesaikan permasalahan – permasalahan dengan kerja sama yang baik antara kedua pihak”, ujar Direktor General KF-X Program Group, DAPA Korea Selatan.
Pemerintah Korea Selatan sangat mengerti apa yang menjadi kebutuhan Pemerintah Indonesia dalam proyek pembangunan pesawat Tempur IF-X. Karena itu apapun yang ingin dicapai Indonesia, Pihak Korea Selatan akan membantu dan mendukung semaksimal mungkin.
“Agar tujuan yang ingin dicapai Pemerintah Indonesia dapat terwujud, maka tidak hanya PT DI saja yang berperan, kami juga akan berusaha semaksimal mungkin memberikan dukungan agar Pemerintah Indonesia bisa mencapai tujuan”, jelasnya.
Sekjan Kemhan RI berterimakasih atas komitmen yang diberikan Korea Selatan baik dari pemerintah Korea Selatan, DAPA, atapun dari Korea Aerospace Industries (KAI), sehingga banyak kemajuan yang dicapai dalam proyek kerjasama pengembangan Pesawat tempur KF-X/IF-X.
“Kami sangat berterimakasih, baik dari DAPA maupun KAI yang telah bekerjasama dengan baik, agar program berjalan sukses. Komitmen yang baik tersebut dibutuhkan untuk kelanjutan kerjasama kedepan”, ujar Laksdya TNI Widodo.
Turut mendampingi Sekjen Kemhan RI, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan RI Dr. Sutrimo dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemhan RI Dr. Ir. Anne Kusmayati, M.Sc.
Sekretaris Jendral Kementrian Pertahanan, Laksdya TNI Widodo menerima Direktur General KF-X Group, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan, Jung Kwang-Sun beserta Delegasi (DAPA) Jum’at (28/4/2017) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Direktor General KF-X Program Group, DAPA Korsel, menyapaikan perkembangan proyek kerja sama pengembangan pesawat Tempur KF-X/IF-X antara Indonesia dan Korea Selatan. Meskipun dalam perjalananya terdapat berbagai permasalahan, namun dijelaskan permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi bersama.
Pemerintah Korea Selatan berkomitmen untuk memastikan proyek kerjasama dapat terus berjalan dengan baik, “Kedua negara telah sepakat untuk menyelesaikan permasalahan – permasalahan dengan kerja sama yang baik antara kedua pihak”, ujar Direktor General KF-X Program Group, DAPA Korea Selatan.
Pemerintah Korea Selatan sangat mengerti apa yang menjadi kebutuhan Pemerintah Indonesia dalam proyek pembangunan pesawat Tempur IF-X. Karena itu apapun yang ingin dicapai Indonesia, Pihak Korea Selatan akan membantu dan mendukung semaksimal mungkin.
“Agar tujuan yang ingin dicapai Pemerintah Indonesia dapat terwujud, maka tidak hanya PT DI saja yang berperan, kami juga akan berusaha semaksimal mungkin memberikan dukungan agar Pemerintah Indonesia bisa mencapai tujuan”, jelasnya.
Sekjan Kemhan RI berterimakasih atas komitmen yang diberikan Korea Selatan baik dari pemerintah Korea Selatan, DAPA, atapun dari Korea Aerospace Industries (KAI), sehingga banyak kemajuan yang dicapai dalam proyek kerjasama pengembangan Pesawat tempur KF-X/IF-X.
“Kami sangat berterimakasih, baik dari DAPA maupun KAI yang telah bekerjasama dengan baik, agar program berjalan sukses. Komitmen yang baik tersebut dibutuhkan untuk kelanjutan kerjasama kedepan”, ujar Laksdya TNI Widodo.
Turut mendampingi Sekjen Kemhan RI, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan RI Dr. Sutrimo dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemhan RI Dr. Ir. Anne Kusmayati, M.Sc.
PT. PAL Indonesia Kembali Mengirimkan Kapal Perang Ke Dua Pesanan Filiphina Pada Hari Ini 2 Mei 2017
Hari Ini 2 Mei 2017 Kapal Perang Pesanan Filiphina SSV Davao Del Sur Buatan Indonesia Dikirimkan.
Bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada hari ini 2 Mei, PT. PAL Indonesia mengukirkan sebuah sejarah yakni pengiriman kapal perang ke dua pesanan AL Filiphina, Mentri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dijadalkan memberangkatkan ekspor kapal perang ke dua pesanan Filiphina buatan PT. PAL Indonesia pada hari ini 2 Mei 2017 di dermaga sisi timur, Divisi Kapal Niaga, Ujung Surabaya.
Menejer Humas PT. PAL Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan pemberangkatan awal dijadwalkan pada pertengahan April 2017, Namun karena harus menyesuaikan jadwal sejumlah pejabat, maka pengiriman baru bisa dilakukan pada awal Mei ini. Meski demikian, PT. PAL Indonesia masih memenuhi unsur ketepatan waktu pengiriman, sebab batas waktu pengiriman kapal pesanan Angkatan Laut Filiphina tersebut masih bulan Juni 2017.
"Ketepatan waktu pengerjaan dan pengiriman menjadi catatan tersendiri dan merupakan nilai tambah yang ditawarkan PT PAL Indonesia kepada negara pemesan," katanya, Senin (1/5/2017).
Selain dihadiri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pemberangkatan kapal juga akan dihadiri oleh Wakil mentri pertahanan Filiphina beserta jajaran pejabat AL negara tersebut. Sebelumnya Filiphina memesan dua unit kapal perang "Landing Platform Dock" atau LPD jenis "Strategic Sealift Vessel" (SSV) yang dilengkapi persenjataan canggih dan pendaratan tiga helikopter ditambah fasilitas hanggar.
SSV-602 memiliki kemampuan mengangkut dua unit kapal "Landing craft Uutility" Atau LCU ditambah berbagai kendaraan tempur dari truk militer hingga Amphibious Assault Vehicle (AAV).
Dengan memiliki draft kapal 5 meter, pesanan kedua kapal perang ini mampu menjangkau hingga ke perairan yang dangakal serta dapat di fungsikan sebagai Rumah Sakit apung dan SAR ketika sedang terjadi bencana.
Kapal perang pesanan kedua ini diberi nama "Davao Del Sur" yang diambil dari nama provinsi kelahiran Presiden Filiphina Rodrigo Duterte sedangkan kapal pertama dinamai 'Tarlac' yang merupakan provinsi kelahiran Presiden Filiphina sebelumnya Benigno Simeon Aquino. Secara umum penyelesaian kapal bernomor lambung 602 itu lebih cepat dibandingkan kapal pesanan pertama yang membutuhkan waktu sekitar dua tahun. Pesanan pertama diiluncurkan pada 18 Januari 2016 dan tiba di Manila pada Jumat 13 Mei 2016 pukul 22.30 waktu setempat atau tepat batas waktu pengiriman, sedangkan kapal pesanan kedua ini dijadwalkan akan tiba di Manila pada Senin 8 Mei 2017.
Bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada hari ini 2 Mei, PT. PAL Indonesia mengukirkan sebuah sejarah yakni pengiriman kapal perang ke dua pesanan AL Filiphina, Mentri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dijadalkan memberangkatkan ekspor kapal perang ke dua pesanan Filiphina buatan PT. PAL Indonesia pada hari ini 2 Mei 2017 di dermaga sisi timur, Divisi Kapal Niaga, Ujung Surabaya.
Menejer Humas PT. PAL Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan pemberangkatan awal dijadwalkan pada pertengahan April 2017, Namun karena harus menyesuaikan jadwal sejumlah pejabat, maka pengiriman baru bisa dilakukan pada awal Mei ini. Meski demikian, PT. PAL Indonesia masih memenuhi unsur ketepatan waktu pengiriman, sebab batas waktu pengiriman kapal pesanan Angkatan Laut Filiphina tersebut masih bulan Juni 2017.
"Ketepatan waktu pengerjaan dan pengiriman menjadi catatan tersendiri dan merupakan nilai tambah yang ditawarkan PT PAL Indonesia kepada negara pemesan," katanya, Senin (1/5/2017).
Selain dihadiri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pemberangkatan kapal juga akan dihadiri oleh Wakil mentri pertahanan Filiphina beserta jajaran pejabat AL negara tersebut. Sebelumnya Filiphina memesan dua unit kapal perang "Landing Platform Dock" atau LPD jenis "Strategic Sealift Vessel" (SSV) yang dilengkapi persenjataan canggih dan pendaratan tiga helikopter ditambah fasilitas hanggar.
SSV-602 memiliki kemampuan mengangkut dua unit kapal "Landing craft Uutility" Atau LCU ditambah berbagai kendaraan tempur dari truk militer hingga Amphibious Assault Vehicle (AAV).
Dengan memiliki draft kapal 5 meter, pesanan kedua kapal perang ini mampu menjangkau hingga ke perairan yang dangakal serta dapat di fungsikan sebagai Rumah Sakit apung dan SAR ketika sedang terjadi bencana.
Kapal perang pesanan kedua ini diberi nama "Davao Del Sur" yang diambil dari nama provinsi kelahiran Presiden Filiphina Rodrigo Duterte sedangkan kapal pertama dinamai 'Tarlac' yang merupakan provinsi kelahiran Presiden Filiphina sebelumnya Benigno Simeon Aquino. Secara umum penyelesaian kapal bernomor lambung 602 itu lebih cepat dibandingkan kapal pesanan pertama yang membutuhkan waktu sekitar dua tahun. Pesanan pertama diiluncurkan pada 18 Januari 2016 dan tiba di Manila pada Jumat 13 Mei 2016 pukul 22.30 waktu setempat atau tepat batas waktu pengiriman, sedangkan kapal pesanan kedua ini dijadwalkan akan tiba di Manila pada Senin 8 Mei 2017.
Subscribe to:
Posts (Atom)